Part 42

2K 261 52
                                    

Halo anak Mami dan Papi. Ternyata aku bisa update juga malam ini. Happy reading all

Haein dan Hyunwoo segera turun ke lobi. Saat mendekat, mereka melihat seorang anak laki-laki—kemungkinan berusia 5 tahun—berada di antara sekuriti dan petugas lobi.

Begitu melihat Hyunwoo, anak laki-laki itu berlari ke arahnya.

"Appa!!!" panggilnya.

Anak itu langsung memeluk tubuh Hyunwoo. Haein menatap suaminya penuh tanda tanya. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya pelan, sebagai isyarat bahwa yang Haein lihat saat ini bukanlah yang sebenarnya.

Melihat lobi semakin ramai, Hyunwoo menggendong anak itu dan menggandeng tangan Haein untuk segera pergi dari sana. Tampak beberapa orang mulai berbisik-bisik tentang mereka.

"Nanti aku jelaskan, ayo ke ruanganmu," ucapnya pelan pada istrinya itu.

Anehnya Haein menurut saja. Harusnya ia marah sekarang. Mana ada perempuan yang anteng saja saat ada bocah laki-laki datang dan mengaku sebagai anak dari suaminya. Namun, firasat Haein mengatakan anak itu memang bukan darah daging Hyunwoo. Jika iya, suaminya tak akan setenang ini.

Meski begitu, beberapa pikiran mulai berkelebat di benaknya. Jangan-jangan sebelum menikah dengannya Hyunwoo sudah "colok" sana sini. Jangan-jangan bocah laki-laki ini hasil hubungan Hyunwoo dengan anak kepala sekolah yang rumornya menjadi cinta pertama suaminya—walaupun belakangan terungkap cinta pertama Hyunwoo adalah dirinya.

Mungkin karena kelelahan atau merasa nyaman berada di gendongan Hyunwoo, anak itu tertidur. Haein hanya diam mengamati suaminya meletakkan anak laki-laki itu di sofa yang tadi hampir menjadi saksi mereka bercinta.

"Dia bukan anakku. Jangan dengarkan pikiran kotor di kepalamu," ucap Hyunwoo seolah tahu apa yang ada di benak Haein saat ini.

Perempuan itu menggigit bibirnya. "Kau tahu apa yang ada di benakku. Anak itu hasil hubunganmu dengan anak kepala sekolah."

Hyunwoo tertawa dan menatap gemas pada Haein. Ia kemudian duduk di sofa yang berhadapan dengan anak itu. Haein menyusulnya duduk di sana. Kini mereka duduk bersebelahan sambil menatap anak laki-laki di depan mereka.

"Apa aku perempuan pertama yang kau setubuhi?" tanya Haein tiba-tiba.

Hyunwoo sama sekali tak menyangka kalimat itu akan terlontar dari bibir istrinya. "Yahh...kenapa kata-katamu vulgar sekali?"

Haein hanya mengedikkan bahunya. "Jadi apa aku perempuan satu-satunya, atau sebelum aku kau sudah melakukannya pada perempuan lain?"

"Kau satu-satunya," jawab Hyunwoo cepat.

Laki-laki itu kemudian berbalik menghadap Haein yang kini duduk menyilangkan kaki dengan tangan terlipat di dada.

"Yahh...apa kau tak tahu menanyakan hal seperti itu sangat aneh? Sama anehnya kalau sekarang aku bertanya apa aku laki-laki pertama yang mengambil keperawananmu?"

"Itu sama sekali tak aneh," ucap Haein. "Kau saja yang tidak open minded."

Ia kemudian melanjutkan ucapannya. "Karena kau menyinggungnya aku jadi penasaran, aku masih perawan atau tidak saat malam pertama kita?"

Hyunwoo speechless. Perempuan di sampingnya ini benar-benar tak terduga.

"Aku juga penasaran kita melakukannya sebelum menikah atau sesudah menikah? Aku rasa butuh iman yang kuat untuk tak tergoda denganmu sebelum kita menikah. Akhhh...sayangnya aku sudah tak ingat."

Haein tak memberi waktu pada Hyunwoo untuk merespons ucapannya itu. "Aku tak peduli kita melakukannya sebelum menikah atau setelah menikah. Aku tak penasaran itu. Bagiku sama saja. Aku hanya penasaran, apa aku masih perawan atau tidak saat kita bercinta?"

Baekhong (Fanfic Queen of Tears)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang