Part 37

2.3K 269 50
                                    

Happy reading Anak Mami dan Papi. Hari ini kita baca yang sweet-sweet dulu yah dari keluarga kecil ini.

Jangan lupa komen dan votenya. Love you all. Sampai jumpa di hari Rabu.

Sekretaris Na langsung memeluk Haein begitu melihatnya turun dari mobil. Ia sangat khawatir saat tahu kebenaran bahwa "korban Kim Taeho" yang diberitakan di berbagai media adalah bosnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sekretaris Na setelah melepas pelukannya. Haein mengangguk.

"Direktur Baek mana? Kalian tidak berangkat bareng?" tanya Sekretaris Na lagi setelah sadar Hyunwoo tak ada di mobil bersama Haein.

Haein menggeleng. "Ia ada urusan lain. Pagi-pagi sekali sudah berangkat."

Keduanya kemudian melangkah masuk ke dalam. Beberapa pegawai yang berpapasan dengan mereka membungkuk menyapa Haein.

"Aku sudah curiga saat kau bertanya soal putra chaebol itu." Sekretaris Na menekan tombol lift. Keduanya segera masuk begitu pintu lift terbuka. Ia kemudian menekan tombol angka lantai tempat ruang kerja Haein berada.

Haein tersenyum. "Sudahlah, jangan berlebihan."

"Aku tidak berlebihan. Aku sangat khawatir padamu."

"Aku tahu," sahut Haein. "Hari ini apa aku ada agenda?" tanyanya.

Sekretaris Na menggeleng. "Harusnya kau tak usah datang dan istirahat saja di rumah."

Haein tersenyum. "Gak apa-apa, sekalian meninjau progres penjualan di tenant-tenant baru. Mereka gak ada keluhan, kan?"

"Sejauh ini tidak ada."

"Sajangnim," panggil Sekretaris Na.

"Hmm." Haein menoleh.

"Hari ini aku traktir makan siang. Aku akan meminjammu sebentar dari Direktur Baek." Sekretaris Na menggelayutkan tangannya di lengan Haein dan mengedip manja pada bosnya itu.

Haein terkekeh. Begitu pintu lift terbuka, Sekretaris Na melepas tangannya dan membiarkan Haein keluar duluan. Ia mengekor di belakang.

----------

Usai makan siang di restoran Tiongkok, Haein mengajak Sekretaris Na melipir ke sebuah coffee shop. Kali ini Haein yang membayar kopi mereka karena Sekretaris Na sudah mentraktirnya makan siang tadi.

"Sajangnim, apa temanmu akan datang?" tanya Sekretaris Na. Mereka sudah hampir sejam di sana, namun teman yang ditunggu Haein tak kunjung datang.

Teman yang dimaksud Sekretaris Na adalah Minji. Ya. Hari ini agenda utama Haein memang ingin bertemu Minji sehingga ia memilih coffee shop yang tidak jauh dari klinik temannya itu. Ia juga sudah mengirim lokasi coffee shop itu ke ponsel Minji karena perempuan itu enggan mengangkat teleponnya. Ia mengancam akan tetap di sana sampai Minji datang.

"Dia sudah datang," sahut Haein menjawab pertanyaan Sekretaris Na.

"Di mana?" Sekretaris Na celingak-celinguk.

"Entahlah."

Alis Sekretaris Na bertaut. Haein menjelaskan Minji pasti sudah ada di ruangan itu dan mengamati mereka entah di mana. Begitulah kelakuan Minji dari awal. Ia tak pernah berani bertemu ketika merasa sesuatu terjadi pada Haein karena dirinya.

Sewaktu di Amerika, Haein terlibat kecelakaan hingga kakinya dipasangkan gips. Minji merasa itu salahnya. Alih-alih menunjukkan wajahnya langsung di hadapan Haein, ia malah mengawasi dan membantu Haein diam-diam. Butuh waktu lama baginya untuk menemui Haein, padahal kecelakaan itu bukan salahnya.

Baekhong (Fanfic Queen of Tears)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang