Epilog

113 7 0
                                    

Dua tahun telah berlalu sejak hari pernikahan yang awalnya penuh dengan keraguan dan ketidakpastian. Rion, yang dulu sempat menolak keras perjodohan ini, kini berdiri di tengah-tengah kehidupan barunya sebagai suami dari dua pria yang mencintainya dengan sepenuh hati. Tidak ada lagi bayangan penolakan atau ketakutan seperti dulu. Sekarang, Rion hidup dalam cinta yang ia sendiri tak pernah bayangkan sebelumnya.

Meskipun dia sudah hidup mandiri dan terbiasa menjalankan butik kecilnya, sifat manja dan bawelnya tidak berkurang sedikit pun. Faktanya, sifat itu malah semakin menjadi-jadi setelah menikah. Di setiap kesempatan, Rion akan dengan penuh gaya menggerutu atau mengeluh pada kedua suaminya, Jared dan Julian-entah karena masalah kecil seperti makanan yang kurang pas atau jadwal mereka yang tak selalu bisa bersamanya.

"Julian, Jared, aku bilang tadi pagi aku pengen es krim, kok sampai sekarang belum ada?" Rion menggerutu sambil duduk di sofa mewah mereka. Matanya yang cantik berkedip manja, namun suaranya terdengar seakan dunia sedang runtuh hanya karena ia belum mendapatkan keinginannya.

Jared, yang sedang sibuk di dapur, hanya bisa tersenyum mendengar nada cemberut itu. "Sayang, es krimnya masih dalam perjalanan, sabar dong," jawab Jared dengan suara lembut, tapi ia juga tahu betul, Rion tak pernah mau menunggu.

Sementara itu, Julian, yang sedang duduk di meja kerja tak jauh dari mereka, menatap Rion dengan senyum penuh kasih. "Kalau kamu ngelunjak gitu terus, bisa-bisa kita semua digantiin sama es krim aja deh," godanya sambil tertawa kecil.

Rion langsung menggembungkan pipinya, wajahnya merajuk. "Hmph! Kalau es krim lebih peduli sama aku, mungkin aku akan pertimbangkan," balasnya dengan nada bercanda, tapi tetap manja.

Namun di balik sikap manja dan bawelnya, Rion tahu betapa ia dicintai oleh kedua suaminya. Meskipun kadang ia bertingkah, tak ada sedikit pun keraguan di hatinya bahwa Jared dan Julian akan selalu melindungi dan merawatnya. Mereka berdua telah menjadi lebih dari sekadar pasangan hidup-mereka adalah sandaran bagi Rion, tempat ia bisa merasa aman dan dicintai.

Sebaliknya, Jared dan Julian pun semakin protektif terhadap Rion. Apalagi dengan kecantikan alami Rion yang tak pernah luntur, malah semakin bersinar seiring berjalannya waktu. Mereka berdua selalu memperhatikan setiap gerak-gerik Rion, memastikan ia tak pernah merasa sendirian atau terluka.

"Sayang, kamu tuh kayak magnet buat orang-orang," ujar Jared suatu hari saat mereka keluar untuk makan malam. Ia menoleh ke arah beberapa orang yang tak bisa berhenti menatap Rion. "Makanya kita nggak bisa ninggalin kamu lama-lama."

Julian mengangguk setuju. "Bener banget. Kita nggak mau ambil risiko. Kamu terlalu cantik buat dunia ini."

Rion hanya bisa tersenyum kecil, pipinya sedikit memerah karena digoda seperti itu. "Kalian berlebihan. Tapi ya, aku tahu aku beruntung punya kalian berdua."

Pernikahan mereka tak sempurna, tentu saja. Kadang ada pertengkaran kecil, perbedaan pendapat, atau kecemburuan. Namun, setiap masalah yang muncul selalu diatasi dengan cinta dan komunikasi yang kuat. Setelah semua yang mereka lalui-mulai dari keraguan di awal, hingga kesalahpahaman yang hampir memisahkan mereka-cinta mereka kini lebih kuat daripada sebelumnya.

Kini, dua tahun setelah pernikahan itu, Rion tak lagi ragu. Meski awalnya terpaksa, ia telah menemukan kebahagiaan sejati dalam pelukan dua pria yang kini menjadi pusat hidupnya. Jared dan Julian, dengan segala cara mereka masing-masing, selalu memastikan bahwa Rion tahu betapa beruntung mereka memiliki suami secantik dan seberharga dirinya.

"Julian, Jared..." panggil Rion dengan lembut, sembari menarik kedua suaminya mendekat.

"Ada apa lagi, sayang?" Julian bertanya dengan sedikit geli, sudah terbiasa dengan sikap manja Rion.

"Aku sayang kalian," bisik Rion pelan, matanya yang berbinar penuh cinta menatap mereka.

Jared dan Julian saling pandang, lalu merangkul Rion lebih erat. "Kami juga sayang banget sama kamu, Rion. Selalu."

A STRANGE ENGAGEMENT

Tepat tiga tahun sejak mereka mengikat janji pernikahan, kehidupan Rion, Jared, dan Julian semakin indah dan harmonis. Tak hanya hubungan mereka yang semakin erat, tapi kehidupan finansial mereka pun terus melonjak naik. Meskipun pekerjaan mereka masing-masing semakin sibuk dan menantang, tak satu pun dari mereka melupakan pentingnya momen untuk bersama. Mereka selalu menjaga agar waktu yang dimiliki bersama-baik di rumah maupun di luar-menjadi hal yang tidak tergantikan.

Rion, yang kini telah lebih dewasa dalam menghadapi dunia, tetap menjaga keanggunan dan kecantikan yang selalu memikat Jared dan Julian. Di balik kesibukannya sebagai desainer butik ternama yang semakin berkembang, Rion tetap meluangkan waktu untuk menikmati saat-saat intim bersama suaminya. Jared, dengan kesuksesan besar di perusahaan yang ia pimpin, juga tak pernah melupakan betapa pentingnya keluarga dalam hidupnya. Julian, yang selalu mendukung Rion di saat apapun, tetap menjadi pria yang penuh kehangatan dan humor, mengisi setiap sudut kehidupan mereka dengan tawa dan cinta.

Namun, hidup harmonis mereka terasa belum sepenuhnya lengkap. Meski bahagia, ada satu hal yang selalu terlintas di pikiran mereka bertiga: mimpi untuk memiliki keluarga yang lebih besar. Setelah banyak berdiskusi dan merenungkan keputusan ini, mereka akhirnya sepakat. Tiga tahun usia pernikahan mereka dirayakan dengan sebuah langkah besar-mereka memutuskan untuk mengadopsi sepasang anak kembar berumur 3 tahun.

Hari itu, rumah besar mereka yang sudah seperti istana mewah tak lagi hanya diisi oleh tawa dan suara mereka bertiga. Kini, suara riang tawa dua anak kecil-seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan-mengisi setiap sudut rumah tersebut. Rion, Jared, dan Julian merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan saat melihat anak-anak itu bermain dan berlari-lari di sekitar mereka.

"Ayah! Papa! Daddy!" seru si kembar dengan gembira, suara mereka memecah keheningan yang dulunya menjadi ciri khas rumah itu.

Rion, dengan mata berbinar, menatap dua anak kecil itu. Perasaan cinta yang tak pernah ia rasakan sebelumnya kini membanjiri hatinya. Ia tersenyum lembut sambil membungkuk, memeluk anak perempuan kecil yang lari ke arahnya.

"Sayang, jangan terlalu cepat lari-lari, nanti jatuh," katanya lembut, sembari mencium kening putrinya.

Jared datang dari belakang, tertawa melihat Rion yang kini penuh perhatian. "Mereka berdua kayak kamu banget, sayang. Nggak bisa diem!" godanya, lalu mengangkat anak laki-laki yang mencoba memanjat kursi.

"Ya ampun, mereka mirip lo juga, Jared. Lihat aja energinya yang nggak habis-habis," Julian menimpali dengan tawa, ikut mendekati mereka sambil membawa dua gelas jus untuk para bocah kecil itu.

Kini rumah besar itu terasa lengkap. Tidak ada lagi keheningan, tidak ada lagi ruang kosong yang membuat mereka merasa ada yang kurang. Tawa riang anak-anak dan canda gurau mereka bertiga kini memenuhi kehidupan mereka yang sudah sempurna. Rion, Jared, dan Julian tak lagi hanya hidup untuk diri mereka sendiri-mereka kini hidup untuk keluarga kecil yang mereka bangun bersama.

Dan meski kesibukan mereka semakin menumpuk-dengan proyek bisnis baru, kesibukan kantor Jared, dan pentas seni Julian-tidak ada yang bisa menggantikan momen-momen kebersamaan mereka. Waktu yang mereka habiskan bersama selalu diprioritaskan, terutama kini dengan adanya si kembar yang semakin membawa warna baru dalam hidup mereka.

Di malam-malam yang tenang, ketika Rion duduk bersama Jared dan Julian di ruang keluarga, menatap si kembar yang sudah tertidur di kamar mereka, ada rasa bahagia yang meluap di hatinya.

"Aku nggak pernah nyangka kita bisa sejauh ini, loh," ujar Rion pelan, menatap kedua suaminya dengan penuh rasa syukur.

Jared memeluk bahunya erat. "Ini baru permulaan, sayang. Masih banyak kebahagiaan yang nunggu kita di depan."

Julian mengangguk, "Dan kita akan selalu hadapi semuanya bareng-bareng. Nggak ada yang bisa ngalahin kita bertiga, kan?"

Rion tersenyum, merasa begitu beruntung dan penuh cinta. Tiga tahun pernikahan yang penuh tantangan, tawa, dan air mata kini membalas semuanya. Dan dengan tambahan dua jiwa kecil yang kini menghiasi hidup mereka, Rion tahu bahwa perjalanan hidup mereka akan semakin berwarna dan penuh cinta.

Kini, di rumah mewah itu, mereka tak lagi hanya bertiga. Mereka telah menjadi lima.

END

A Strange Engagement || NoRenMin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang