***Di Dalam Kamar***
Jam menunjukkan pukul 23.00. Saat itu aku belum tidur, aku belum bisa tertidur. Tiba-tiba ada yang mengetuk jendela kamarku, aku pun turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela, aku langsung membuka jendela dan siapa yang mengetuk jendela kamarku malam-malam begini. Betapa terkejutnya aku saat mendapati Paul dibawah melambaikan tangannya kepadaku sambil tersenyum, dan apa! dia tidak mengenakan sehelai benang pun dan membiarkan tubuhnya terlihat! Astaga! seketika wajahku memerah saat melihat tubuhnya. dia benar-benar sangat menggoda... aku merasa seperti akan pingsan.
"Clara! Mundurlah, aku akan ke atas." Aku mundur beberapa langkah dan Paul memanjat pohon di samping rumahku dan dia berhasil masuk ke dalam kamar. dia tersenyum kepadaku, aku gugup melihatnya, aku sangat khawatir terjadi sesuatu padanya. tapi syukurlah dia baik-baik saja. Dia melangkah mendekatiku dan dia mencium bibirku, mataku terbelalak. dia langsung melepaskan ciumannya dan menatapku.
"Aku nggak bisa tidur, aku terus mikirin kamu... Dan kenapa kamu belum tidur? Jam berapa sekarang? Besok sekolah, Sayang..." Ucapnya sambil mengelus pipiku, aku menggenggam tangannya.
"Aku juga tidak bisa tidur, Paul," jawabku.
"Aku sudah mencoba tidur berkali-kali, tapi tidak bisa, tidak bisa tidur. Padahal mataku sangat mengantuk... Hoam~" kataku di akhir perkataanku sambil menguap.
Paul terkekeh dan mengusap kepalaku dengan gemas.
"Tidurlah! Kau menguap, lihat matamu merah, aku akan menjagamu.." Aku berjalan menuju ranjang dan berbaring, Paul juga ikut berbaring di sebelahku dan ia memainkan rambutku. Aku memeluk tubuhnya yang hangat, cuaca di luar sangat dingin, ya, saat ini sedang musim dingin. Aku sangat penasaran, apakah Paul tidak merasa kedinginan? dan tubuhnya selalu hangat. Aku merasakan mataku berat dan akhirnya aku tertidur. Paul tersenyum melihatku tidur dan ia mengusap kepalaku, mencium keningku.
"Aku selalu mencintaimu Clara..." Paul juga ikut tertidur di sebelahku sambil memeluk tubuhku.
***Keesokan paginya***
Aku terbangun dari tidurku, setelah mendengar suara alarmku. Aku menoleh ke arah Paul yang masih tertidur lelap, aku tersenyum, aku terus menatap wajahnya yang begitu damai saat tertidur, kekasihku sangat tampan... Aku sangat beruntung memilikimu, Tuhan, Terima kasih telah mempertemukanku padanya. Dia sangat berbeda dari semua pria di luar sana... Aku berharap hubungan kita terus seperti ini sampai akhir...
"Sampai kapan kau akan terus menatap wajahku? Sayang..." Kata Paul dengan nada seraknya.
"Huh?"
Aku tidak tahu harus menjawab apa, sekarang aku benar-benar malu! Aku terlalu fokus menatap wajahnya sehingga aku lupa bahwa dia sedang terjaga.
Aku bangun dari tempat tidur dan hampir terjatuh, untung saja Paul menangkapku sebelum aku jatuh ke lantai. Ya ampun, aku ceroboh sekali.
"Hati-hati sayang... kamu baik-baik saja?" Ucapnya dengan nada khawatir, dia menatapku dengan khawatir.
"Yeah, aku baik-baik saja..."
"Apa yang kamu mau untuk sarapan? Aku akan membuatnya, roti atau sereal?" tanyaku pada Paul.
"Hmmm... Mungkin Sereal"
"Baiklah Sereal dan susu."
"Yeah.."
"Aku akan membuatnya, oh ya, kamu cuci muka dulu, biar nggak ngantuk." Kataku sambil merapikan rambutnya yang berantakan karena dia baru bangun tidur, dia memelukku erat. Hari ini dia manja banget...
"Okay honey"
"Aku akan segera kembali,..."
***Di Dapur***
Aku membuat sereal dan susu untuk Paul, dan aku membuat segelas teh hangat dan sepiring roti dengan selai cokelat untuk diriku. Tiba-tiba Paul muncul dan langsung memelukku dari belakang, aku menoleh sedikit ke arah Paul, kulihat rambutnya basah, apakah dia baru saja mandi?
"Paul, apakah kamu baru saja mandi?"
"Yeah, aku baru saja mandi."
"Baguslah! Mandi pagi lebih menyegarkan meski udaranya dingin... Habis ini aku juga mau mandi, soalnya nanti kita sekolah, kan?" kataku.
"Yeah..."
Kulihat Paul berjalan ke arah meja makan dan duduk di salah satu kursi, kuhampiri dia sambil membawa semangkuk sereal dan segelas susu untuknya. "Ini sereal dan susu untukmu, jangan lupa dimakan. Aku mandi dulu," kataku padanya, dia mengangguk.
"Sayang, makan dulu saja, makanan kamu nanti dingin." Ucapnya sambil melihat makananku lalu menatapku.
"Baiklah..."
Setelah selesai makan, aku pun mencuci piring, mangkuk, dan gelas setelah selesai makan, lalu setelah itu aku langsung mandi, sementara Paul memutuskan untuk menonton televisi di ruang tamu ditemani Anabul, kucing kesayanganku.
┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Setelah selesai mandi, aku segera berpakaian, memakai bedak, lipstik, dan parfum.
(Kira-kira seperti ini pakaian Clara)
Aku pun segera mengambil tas, handphone dan dompetku, aku keluar kamar dan berjalan menuju ruang tamu, di sana Paul sedang sibuk menonton televisi hingga akhirnya Paul menyadari kehadiranku dan ia pun menoleh ke arahku.
"Wow, you are so beautiful honey~"
"Thanks"
Aku mendekati Paul dan merapikan rambutnya, lalu dia tersenyum padaku. Ugh, pacarku memang manja sekali.
"Ayo kita berangkat sekarang, atau kita akan terlambat, gerbangnya akan ditutup..." kataku.
"Iya sayang~ Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil dulu, nih kuncinya, yuk!" Katanya sambil menggandeng tanganku. Aku langsung mengunci rumah dan masuk ke dalam mobil Paul, aku duduk di jok depan mobilnya.
Tak lama kemudian, kami pun sampai di depan sekolah dan kami keluar dari mobil, aku menghampiri Paul dan memeluk lengannya, ia hanya tersenyum dan mengusap kepalaku dengan sayang. Banyak siswi yang menatap kami berdua dengan pandangan iri.
"Biarkan saja, tidak usah peduli, mereka hanya iri pada kita berdua. Dan percayalah kaulah satu-satunya di hatiku, tidak akan pernah tergantikan, kau belahan jiwaku, Clara... kau milikku selamanya." Ucapnya sambil menyeringai padaku, aku sangat terkejut dengan ucapannya. Mungkinkah dia sedang melakukan Imprint padaku? Ya ampun, mimpi apa yang kualami tadi malam? Aku merasa senang dan ingin berteriak.
****
Lanjut ke episode selanjutnya!, jangan lupa like dan comment, share ya kawan! Thanks 💗✨🌼🦋🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine [Paulus Lahote X OC] (Fanfiction)
VârcolaciPenulis/Author : Abelia__Saputri Judul Cerita : You're Mine [Paulus Lahote X OC] (Fanfiction) Hai, namaku Clara, aku punya kekasih yang sangat positif dan pemarah. Dia adalah Paulus Lahote. Dia adalah kekasihku. Aku tidak percaya bahwa selama ini k...