Didalam mobil saat perjalanan pulang ke Desa, Hasan duduk dikursi tengah disamping Mbah Siman. Hasan masih banyak pertanyaan yang ingin diungkapkan ke Mbah Siman, matanya kini menatap ke jendela mobil, melihat perbukitan hijau yang awannya cerah, angin semilir dingin masuk ke mobil lewat jendela, hempasan anginnya membuat rambut bergelombang. Mobil yang ditumpanginya belum ada AC dan panas jika jendela ditutup.
Lalu Hasan mulai memberanikan diri bertanya pada Mbah Siman.
"Mbah, jadi Arhan dan sahabatnya saat datang ke ladang itu dan ada gubuk itu. Mereka memasuki alam gaib. Jadi mereka melakukan kesalahan bukan didunia nyata."
Mbah Siman menoleh kearah Hasan, saat Hasan sudah selesai berkata. "Ia tanpa sadar masuk ke dunia gaib. Asal kau tahu Nak, mau didunia nyata atau gaib tetap saja salah jika tidak saling menghargai." Jawab Mbah Siman.
Hasan yang sudah mengerti dan puas dengan jawaban itu, lekas kembali menatap ke luar mobil untuk melihat pemandangan diluar yang bagus.
-
Sesampainya di Desa_
Mobil sudah sampai didepan rumah Hasan, keluarlah Hasan, Mbah Siman dan Bapak Yono. Saat Hasan akan masuk rumah, Mbah Siman berkata "Le, nanti malam bocah-bocah kumpul dirumahmu ya. Saya harus segera menghilangkan tulah mereka agar cepat sembuh."
"Baik Mbah." Jawab Hasan.
"Mbah ada persyaratan yang dibawa?." Tanya Bapak Yono.
"Bawa doa yang kalian bisa." Jawab Mbah Siman.
Kini tugas Bapak Yono Memberitahui keluarga Toni dan Obi. Lalu semua kembali pulang kerumah masing-masing.
Malam datang begitu cepat, semua sudah terlihat berkumpul diruang tamu rumah Bapak Arhan. Bocah-Bocah sudah duduk berempat melingkar ditengah orang yang siap membaca Surat Yasin. Sebelum dimulai Mbah Siman memperingatkan jika terjadi hal-hal seperti kemasukan jin bocah ini, tetap harus fokus baca jangan sampai terputus. Jika terputus maka ditakutkan akan semakin parah para jin setan itu menganggu.
Dimulailah pembacaan Yasin, bocah-bocah itu fokus mendengarkan dan saling berjabat tangan. Mbah Siman berada dipojok ruang tamu. Semua berjalan dengan lancar.
Mbah Siman lalu duduk bersila, memejamkan mata dan mulai berdoa. Namun tiba-tiba cahaya datang dalam kegelapan matanya. Sekejap diruang tamu itu sunyi sepi. Mbah Siman kini memasuki sebuah masa lalu yang dituntun oleh Maha Kuasa. Terlihat Susana remang gelap, berkabut tipis, lalu seseorang ditengah malam berjalan keluar kamar, menuju ke luar rumah lewat belakang pintu dapur. Mbah Siman mengikutinya dari belakang.
Saat laki-laki itu menoleh, Mbah Siman kaget itu ternyata Bapak Arhan. Bapak Arhan terus berjalan ke jalan belakang rumah tembus ke tepi kali, terlihat ia bertemu dengan seseorang temannya. Namun yang lebih membuat kaget Mbah Siman, Ternyata yang ditemuinya adalah WITAN.
Dalam Obrolan Mbah Siman mendengarnya.
"Sudah siap Mas." Tanya Witan untuk menyakinkan tekat Bapak Arhan untuk melakukan perjanjian penglaris.
"Sudah siap, Wit." Jawab penuh keyakinan dan ambisi.
Lalu keduanya berjalan ke arah jembatan untuk menuju ladang Witan. Sampai diladang, Witan dan Bapak Arhan memasuki gubuk dan melakukan sebuah ritual perjanjian dengan Darsiah untuk meminta penglarisan agar jualan dipasar laku keras dan cepat kaya.
Saat perjanjian sudah selesai, keduanya keluar gubuk dan segera pulang kerumah kembali. Saat penglihatan itu sudah selesai, Mbah Siman kembali sadar kedunia nyata, menghela nafas karena sesak dadanya melihat kebodohan manusia. Seketika Mbah Siman berdiri dan menuju ke arah Bapak Arhan, menepuk pundaknya saat duduk, lalu menyuruh ikut dengannya menuju ke belakang rumah.
Mbah Siman berjalan keluar rumah lewat dapur dan diikuti Bapak Arhan. Saat sudah dibelakang halaman rumah, Mbah Siman berdiri, disamping ada Bapak Arhan. Obrolan pun dimulai untuk mengungkap misteri yang selama ini ditutupi Bapak Arhan demi terlihat baik-baik saja.
"Apa yang kamu lakukan dimasa lalu bersama Witan, Nak?." Tanya Mbah Siman, Matanya menatap tajam Bapak Arhan disampingnya. Menunggu jawaban kejujuran atas tindakan bodohnya.
Bapak Arhan kaget mendengar pertanyaan itu. Matanya melebar dan tidak bisa menutupi kebodohan yang dilakukannya sewaktu dulu. "Mbah kok bisa tahu? Saya tidak pernah cerita ke Mbah." Jawab basa-basi.
"Saya meditasi dan memasuki masa lalumu yang ada hubungan dengan Witan." Jawab Mbah Siman.
Lalu Bapak Hasan berkata kembali. "Saya terpaksa melakukan semua itu atas dasar kecewa dengan Tuhan saya. Saya sudah berusaha mati-matian cari uang halal tapi hasilnya selalu gagal, keluarga. Saya kelaparan dan saya putus asa." Nadanya saat berbicara begitu menggebu-gebu tanda rasa kecewa itu masih ada.
"Apakah jin yang kamu ikuti itu masih meminta tumbal hewan." Tanya Mbah Siman.
"Masih Hewan Mbah. Saya selalu kasih kepala sapi." Jawab Bapak Arhan.
"Jin setan itu tidak akan sepuas itu, aku melihat mereka mengincar bocah-bocah itu untuk menjadi timbal pertama atas perjanjian mu dengan Witan.
Witan sudah menutup perjanjiannya, dan kamu masih melanjutkannya sampai saat ini.
Sementara perjanjian Witan dibuka oleh bocah-bocah itu dengan siasat licik jin setan yang bernama Darsiah.
Asal kau tahu, Darsiah mengincar salah satu keluargamu." Ungkap Mbah Siman yang membuat Bapak Arhan kaget.
Bapak Arhan mulai banyak berfikir sebab akibat yang dia perbuat. Ternyata sudah sejauh ini.
"Jika kau temui Darsiah, aku yakin dia akan meminta hal yang jauh lebih besar. Itulah sifat licik jin setan. Kau harus punya pilihan mengakhiri perjanjian itu atau kau sendiri yang akan mati, aku berusaha menyelamatkan keluargamu yang tidak bersalah dan orang-orang di sekitarmu." Setelah selesai menceramahi Bapak Arhan, Mbah Siman lekas kembali ke dalam. Rumah untuk melanjutkan pengajian pengusiran.
Sementara Bapak Arhan masih terdiam dan berfikir atas perkataan Mbah Siman. Matanya melihat dikegelapan kebon dihadapannya, lalu sesuatu bergerak didalam kegelapan itu membuat Bapak Arhan merinding.
Namun tiba-tiba suara Darsiah datang padanya, suara itu memberi tahu sesuatu? "Kau sudah digenggamku, kau sudah masuk dalam perjanjian yang dalam, segera siapkan tumbal manusia untuk ku." Darsiah mulai tertawa kecil.
Bapak Arhan kaget, benar yang diceritakan oleh Mbah Siman. Bapak Arhan tidak menjawab apa-apa, rasanya mulai ketakutan dan lari menuju ke dalam rumah.
-
Saat pengajian dilanjutkan Ruqyah bocah-bocah, semua berteriak-teriak tanpa henti, Mbah Siman tanpa rasa lelah berusaha semaksimal mungkin untuk mengusir dan memusnahkan jin kiriman Darsiah ini. Lalu satu-satu jin itu keluar dan bocah-bocah kembali tenang. Mereka kecapean hingga tengah malam, mereka tertidur dalam lingkaran orang-orang yang masih membacakan surat Yasin.
Sementara Mbah Siman dan Bapak Arhan saling menatap dan memberi kode bahwa setuju untuk melepas perjanjian Dengan Darsiah.
Dibalik saat pertemuan Mbah Siman dengan Witan, Witan tidak berkata jujur bawah Bapak Arhan juga terlibat dalam perjanjian setan ini.
-
Semua yang sudah terjadi, jika Allah berkehendak untuk merubahnya makan berubah detik itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN GAMELAN ✔️
Horror#1 : Horror Populer Wattpad ✔️ [Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat. Suaranya begitu membuat merinding sampe membuat...