"Minggir! kenapa kau menghalangi jalan ! Dasar miskin!"
"Aku dengar apa yang kau bicarakan dengan bibi Jeno di pesta dua Minggu lalu, kenapa kau menuduh Renjun seperti itu ?"
"Menuduh apa ? Apa yang kau dengar dasar orang miskin! Kau menguping pembicaraan apa orang seperti kalian itu memang tak tau sopan santun?"
"Kami memang miskin Giselle tapi kami tidak jahat, apa yang kau tuduhkan pada Renjun dan keluarganya itu tidak berdasar dan kau tidak punya bukti!"
"Punya bukti atau tidak kau jelas tidak ada hak untuk ikut campur lain kali urus sendiri apa yang menjadi urusan mu dan satu lagi ya kau dan temanmu yang miskin itu sekolah disini karena kebaikan hati keluarga Jung jika saja mereka tau alasan sebenarnya kejadian tempo hari kalian pasti dikeluarkan jadi lebih baik diam dan jangan menanyakan hal ini lagi "
"Aku memang tidak punya bukti tapi aku ingat kau menangis di taman dekat kedai Renjun saat itu jika dipikir lagi untuk apa kau ada disana? Untuk apa tuan putri seperti mu ada di pemukiman kumuh seperti itu ?"
Haechan yang awalnya kasihan dengan Giselle mulai merasa ada yang janggal bagaimana Giselle dengan amat yakin menjadikan kedai Renjun sebagai yang paling bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Mark tempo hari, dan pagi ini ia berinisiatif untuk menanyakan hal itu karena semenjak hari itu kedai Renjun mengalami penurunan drastis yang ia yakin itu karena perbuatan mereka semua namun sebelum ia memperjelas itu semua Giselle lebih dulu memaki-maki dirinya.
***
"Semuanya sudah bagus, apa ada yang masih menjadi keluhan mu?"
"Tidak ada Uncle, aku sudah biasa seperti ini dan inilah kondisi ku yang maksimal sampai nanti tiba-tiba aku dibawa kesini lagi"
"Jangan begitu boy"
Mark hanya tersenyum tipis karena apapun yang diucapkan Minho tidak akan merubah apa yang sudah menjadi kewajibannya sejak dulu "berhati-hati"
"Apa kau sadar justru pola pikir seperti ini yang membuat mu tidak bisa pulih secara maksimal, kau harus enjoy Mark"
"Iya, mungkin"
"Any problem?"
"No"
"Are you sure?"
"Tidak tau, aku benar-benar merasa tidak bisa beradaptasi atau mungkin sudah lelah dengan ini semua"
"Dengan?"
"berhati-hati,nyatanya bagaimanapun aku coba untuk berhati-hati tidak akan merubah apapun, aku akan tetap menjadi beban orang lain"
"Bagaimana jika mulai sekarang kau datang untuk check up sekaligus mengobrol dengan ku tidak perlu merasa ini adalah beban anggap kau datang untuk bertemu dengan ku karena ingin bercerita tentang hari-hari mu?"
"Aku coba"
Bagaimanapun dia mencoba tapi Mark memang sudah berada di titik jenuhnya bahkan hari ini dia sengaja pergi sendiri ke rumah sakit tanpa memberitahu siapapun, karena dia tidak ingin ditemani siapapun dan mendengar ocehan dari keluarganya.
Selesai dengan Minho ia tidak pulang melainkan memilih duduk di kantin rumah sakit membeli jus semangka favoritnya.
"Permisi apa kami boleh duduk disini?" Suara gadis itu membuyarkan semua lamunan Mark
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkling Youth
FanfictionMark Jung seorang remaja yang hidup dengan penuh kekangan dan kehati-hatian akhirnya bisa melihat sisi dunia yang selama ini tidak ia ketahui termasuk ketika ia merasakan hal yang selalu saja dia hindari sebelumnya, lantas apakah dengan demikian Mar...