Pulang telat

889 42 5
                                    

~~🩷~~

Nevi adalah anak Jaksel yang sekarang sudah kelas 11 SMA di salah satu sekolah swasta terkenal di ibukota. Nevi cuma hidup bersama dengan kakaknya yang sangat disiplin dan lebih pemarah dari ayahnya. Untuk kedua orang tuanya? mereka meninggal 2 tahun lalu dan itu cukup membuat sifat kakaknya berubah 180 derajat, yang awalnya begitu baik dan usil, sekarang menjadi sangat disiplin juga pemarah.

Kakaknya bernama Mario yang sekarang berumur 26 tahun. Kerja di sebuah perusahaan asuransi dan membuka bisnis gym, sehingga dapat dikatakan, weekday ia adalah budak korporat dan weekend ia adalah gym trainer. Bukan tanpa alasan, Mario bekerja susah payah agar Nevi bisa sekolah, tidak banyak warisan dari orang tuanya dahulu, hanya rumah, mobil, dan uang yang sangat amat pas untuk Nevi lulus SMA dan 4 tahun kuliahnya nanti. Untuk kehidupan setelah kuliah? itulah yang sedang diusahakan Mario sekarang.

Mungkin itulah mengapa Mario sangat tegas pada adiknya dan pemarah, jika tidak seperti itu, Mario takut Nevi akan salah pergaulan di lingkungan yang sangat rawan ini, lalu, itu pasti akan sangat menganggu belajarnya, akhirnya apa? uang yang Mario usahakan untuk pendidikan adiknya akan sia-sia jika adiknya tidak melakukan yang terbaik. Mario akan melarang Nevi pulang lebih dari jam 7 malam, melarang Nevi memakan makanan dari luar rumah, melarang Nevi bermain game hingga larut, memantau setiap nilai Nevi, semua nilai Nevi harus sempurna.

Jika kalian menjadi seorang Nevi, apakah kalian merasa tertekan? tentu saja bukan? dan itu yang dirasakan Nevi sekarang, sehingga, setiap kakaknya itu berkata pulang larut, Nevi gunakan kesempatan itu untuk nongkrong dan mencoba klub malam bersama teman-temannya. Ternyata seru, Nevi menikmatinya,

Seperti malam ini, kakaknya berkata bahwa ia akan pulang larut, biasanya jika sudah berkata seperti itu artinya pulang larut sama dengan pukul 11 ke atas, Nevi senang, ia bisa pergi ke klub lagi dan nanti akan pulang satu jam sebelum kakaknya itu pulang. Namun, tanpa Nevi sadari, karena ia sibuk mencoba bibir perempuan di klub itu, kakaknya sudah menelepon dari pukul 9 sebanyak 14 kali. Ralat, sekarang panggilan ke-15. Dengan keringat dingin ia mengangkat telepon itu,

'Dimana lo, pulang sekarang!'

tut

Panggilan dimatikan sepihak, Nevi makin takut pulang. Dulu ia pernah pulang larut karena kerja kelompok, telat setengah jam dan kakaknya itu sudah marah-marah mencambuknya dengan sabuk hingga tengah malam. Tapi, jika ia tidak pulang sesegera mungkin, apa hukuman yang lebih berat yang menantinya. Ia pun segera keluar dari klub itu dan mengendarai Suzuki GSX nya. Butuh perjalanan 30 menit hingga sampai rumahnya.

Setibanya di rumah ia langsung masuk dan melihat kakaknya berdiri dibalik pintu. Kakaknya itu langsung menutup pintu dengan kasar dan

PLAK!

Badan Nevi sampai terhuyung ke samping saking kuatnya tamparan itu, pasti pipinya sekarang sangat merah.

"M-maaf ka-"

"NGAPAIN LO JAM SEGINI BARU PULANG HAH?!"

"..." Jujur saja saat ini Nevi bahkan tidak bisa mencerna pertanyaan itu karena ketakutan.

"BISU LO SEKARANG?! MABOK LO? NGEBAR DI MANA LO? LO PIKIR KAKAK GA BISA CIUM BAU ALKOHOL LO??"

"S-sama t-temen kak, maaf,"

"Kakak kan dah bilang jangan pernah ke bar!"

...

Entah darimana Nevi menemukan keberanian untuk membalas perkataan itu,

"Aku capek kak! kakak selalu ngelarang kemana-mana!
....., gue cowo kak! cape gue dikira kek nerd di sekolah, toh gue juga ga aneh-aneh, gue ga ngeseks, gu-"

PLAK!

BRUK

Kali ini kakaknya itu menampar hingga Nevi terduduk.

"Sekarang dah berani jawab kakak? pinter.., bagus! trus apa itu merah-merah di leher lo ha?! terlena dikit lo pasti hs sama cewe! ngebet banget lo cari hiburan?! sini!"

Mario menyeret lengan atas Nevi dan membawa Nevi ke sofa besar di ruang tamu mereka. Dengan cepat mengikat tangan Nevi ke belakang,

"K-kak ngapai-"

Plak!

"Diem ato gue lebih kasar!" Mario menampar Nevi sebari menelanjangi bagian bawah Nevi.

"K-kak jangan kak, maaf, ma"

"BERISIK!"

Mario memposisikan diri di belakang Nevi, lalu menarik kedua tangan Nevi yang sudah diikat ke belakang dan mencekik leher Nevi dari belakang, hingga wajah Nevi begitu merah. Saat dirasa Nevi hampir kehilangan nafas, ia melepaskannya. Cara itu berhasil membuat Nevi langsung tersungkur ke bawah dengan nafas tersengal-sengal dan menungging.

Kakaknya menyunggingkan senyum kemenangan, lalu segera membasahi hole Nevi dengan ludahnya, begitu banyak, meski sebanyak apapun tetap tidak akan lebih membantu daripada lubricant. Ia membasahi junior miliknya juga dan mengocok mengurut sebentar lalu memposisikan juniornya untuk memasuki hole Nevi.

Begitu sulit karena ya memng tidak dipersiapkan dengan baik, namun karena sudah teramat kesal, dorongan Mario makin kuat merusak hole adiknya itu.

"Argh adeeekhh!" - "AKHHH SAKIT!"

Desah mereka bersamaan, lebih tepatnya raungan kesakitan untuk Nevi. Ia yang hampir tak pernah menangis, tiba-tiba air matanya keluar karena merasakan teramat perih di hole-nya. Ia hanya bisa menggerakkan kepalanya karena tangannya terikat semua ke belakang, jari-jari tangan dan kakinya menjadi sangat kaku menahan sakit ini.

"Arghh bangsat! enak banget dekhh, ahh" Mario tak tahan dengan rasa nikmat ini, meski belum masuk semua.

"S-sakit kak! huuuu, hikss! kakak.., huuu, ugh, hiks."

Mario tuli dan terus memasukkan miliknya hingga benar-benar tertanam sempurna, lalu mulai memaju mundurkan miliknya, meski seret tapi Mario menikmati mulai dari tempo perlahan hingga sedang. Tangannya yang kekar memegang kuat kedua pinggul mulus adiknya itu, lalu mempercepat temponya.

"Ahhh, aghh, adekkh"

Ini hanya nikmat di bagian Mario, namun sama sekali tidak untuk Nevi, ia meracau kesakitan dari tadi,

"Ahhhh, nnghhhh, ughh! hiksss, kakk,,, huuuu"

Mario sangat puas dan merasa sudah berada di puncak, lalu ia menarik tubuh adiknya dan memeluknya dari belakang sambil memompa tubuh adiknya lebih cepat. Ia memiringkan kepala adiknya dengan menjambak rambut Nevi menggunakan tangan kanannya dan memeluk erat tubuh Nevi dengan tangan kirinya, ia menggigit leher mulus adiknya itu.

"Arghhh! akhhhh! lepas! huuu, kakak...,"

Kedua kaki Mario ia gunakan untuk memperlebar paha Nevi agar tetap membuka aksesnya untuk memompa adiknya itu. Setelah beberapa saat, Nevi merasakan junior kakaknya itu membesar dan tak lama,

"Ahhhh kakak keluar dekhhh!"

Ada rasa hangat di bagian bawah Nevi, lalu tubuh Nevi ambruk ke depan, menetralkan nafas dan merasakan ia begitu mengantuk. Ia pun tertidur, meski sesekali masih terbangun merasakan tubuhnya terguncang, digendong dan dimasuki oleh kakaknya, namun ia sudah tidak kuat, ia tertidur, tak terasa kakaknya memperkosanya hingga subuh.

_________________________________

Siang hari tiba, Nevi terbangun merasakan ada benda di dalam hole-nya, ia juga merasakan ada tangan yang melingkari perutnya erat. Ia menoleh ke belakang dan mendapati kakaknya sedang menatapnya, sontak matanya langsung terbuka sempurna dan jantungnya berdebar begitu kencang, ia takut melihat wajah itu.

Terutama senyuman itu, yang 2 tahun lalu menjadi senyuman damai baginya, namun sekarang, senyuman itu sangat menakutkan baginya,

"Maafin kakak ya dek, kasar sama adek. Kakak sayang adek, adek sayang kakak nggak?"

Cup

Mario mengecup bibir Nevi degan lembut, matanya yang indah itu menatap tajam namun tetap indah ke arah adiknya yang sekarang masih merasa takut akan kakaknya.



~~🩷~~

ONESHOT BL [SERIES ADEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang