Abang Hyper

619 22 3
                                    

~~🩷~~

"Ahhhhhhh! abangggghhh! nghhhh"

"Dikithh lagi dekhh"

"Ahhhh! capek abanghh"

Begitulah nasib Leo tiap malam, punya Abang kelebihan hormon plus belok plus suka maksa. Ini semua dimulai ketika Leo SMP hingga sekarang Leo sudah ada di tahun pertama kuliahnya.

____________________________

Keesokan harinya di kantin kampus,

"Beuh mantap body tuh cewek, liatin di sana." ujar teman Nico.

Nico yang melirik sekilas lalu lanjut makan hanya merespon, "b aja, cantikan Leo."

Teman Nico satunya berkata, "Udah lah sia-sia nunjukin begituan, Nico cintanya cuma sama adeknya"

"Siapa yang gasuka body-nya Nico, cewe manapun pasti langsung ngangkang depan Nico."

"Bwahahha bener pol! malah milih adenya, kasian kau dek! remuk tiap malam sama Nico!"

Nico tersenyum kecil, "kau ngerti, Leo itu definisi tampan, cantik, lucu, desahannya merdu, semua ada-"

"Ehm!" tiba-tiba Leo duduk sebelah Nico dan merebut es teh Nico dan meminumnya,

"Eh ada Adek Leo, sehat kau dek? gimana kuliah?" tanya teman Nico,

"Pusing bang, tugas banyak, habis ini UTS."

Leo ini teknik kimia, sedangkan abangnya ada di tahun terakhir teknik industri. Abangnya ini petinju terkenal di provinsi itu, namun karena alasan orang tua yang menganggap petinju itu pekerjaan yang tidak realistis, maka dari itu 4 tahun yang lalu mereka menyuruh Nico untuk kuliah dan mendapat pekerjaan stabil. Teruntuk Leo, ya memang dia suka kimia semenjak SMA.

Bayangkan betapa kontras tubuh mereka, yang satu berpawakan petinju dan begitu tinggi, yang satu kurus, bahkan terlampau kurus untuk ukuran lelaki. Bersyukur saja tulang Leo tidak remuk tiap malam akibat aktivitas 'berat' nya bersama dengan abangnya. Tapi abangnya itu memang bersama dia hampir 5 tahun ini, abangnya tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan manapun, kecuali ibu mereka. Bisa dibilang Nico cinta mati ke Leo.

"Pulang yuk adek,"

Teman Nico yang sedang asyik mengobrol dengan Leo pun sontak membalas,

"Sebentar lah, aku masih asik ngobrol sama adek kau!"

Respon itu dibalas tatapan tajam dari Nico, kalau sudah ada aura petinju begitu mana ada yang berani melawan seorang Nico.

"Udah-udah, pulang sana dek, hati-hati ya."

"GAK USAH SENYUM GENIT!" bentak Nico pada temannya.

"SANTAI, GAK BAKAL! MASIH STRAIGHT!" temannya itu tak mau kalah.

Baru masuk mobil, sesat kemudian,

CUP!

"Mmh! abang!" Leo mendorong kuat tubuh abangnya.

"Maaf, gak tahan."

Leo tidak membalas, namun setelah itu berbicara lagi "nanti ajarin kalkulus ya bang, habis ini UTS, masih ga paham."

"Oke. Besok kelas jam berapa?"

"Kelas siang aja,"

Nico mengangguk dan melajukan mobilnya, "besok Abang ada lab pagi, jadi berangkat sendiri ya, apa Abang jemput siang?"

"Nggak bang, aku berangkat sendiri."

Setelah itu Nico fokus menyetir hingga sampai di rumah, lalu mereka mandi, makan malam bersama orang tua mereka dan deeptalk, itu adalah tradisi keluarga mereka agar tetap erat satu sama lain. Setelah itu Leo pergi ke kamar Nico untuk belajar.

ONESHOT BL [SERIES ADEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang