~~🩷~~
Lana adalah pelajar SMA kelas 12, ia bersekolah di sebuah SMA di kota Semarang, sekolah itu juga memiliki SMP dan SD. Lana memiliki seorang adik yang berada di kelas 9 SMP karena mereka berada di satu yayasan sekolah, mereka berangkat dan pergi bersama. Lana adalah ketua OSIS di SMA tersebut sedangkan adiknya yang bernama Rizki adalah siswa pendiam yang mungkin hanya satu atau dua orang anak di kelasnya tahu keberadaannya karena Rizki sangat pendiam dan sulit bergaul dengan orang lain. Sejak kecil Rizki memang seperti itu, syukurlah ia memiliki kedua orang tua dan kakak yang sikapnya begitu hangat badannya.
Lana begitu populer di sekolah, ia dicintai oleh guru, kakak kelas, teman satu organisasi, semua orang, bahkan banyak siswi yang menyukainya sering mengirimnya hadiah namun dibalik itu semua ia hanya mencintai adiknya, Rizki.
Hari ini ketika mereka pulang sekolah Lana tidak memiliki kegiatan apapun padahal biasanya sibuk berorganisasi dan mempersiapkan ujian akhir kelas 12, untunglah hari ini ia tidak memiliki kegiatan apapun sehingga ia mengajak Rizki ke sebuah danau yang harus ditempuh satu jam dari sekolah mereka karena Lana tahu Rizki suka tempat sepi, hening dan teduh, maka dari itu ia mengajak adiknya ke tempat itu.
Di sana Lana memesan es degan lalu mereka duduk di pinggir danau. Memang sangat sepi karena bukan akhir pekan dan mereka menikmati angin segar sore itu,
"Adek gimana minggu ini?" Lana bertanya sambil merangkul pundak adiknya,
Rizki menjawab "biasa,"
Lana tidak kaget dengan jawaban singkat adiknya karena terbiasa dengan dinginnya adiknya itu, lalu ia merespon,
"Nanti kalau lulus SMP jangan sekolah di SMA yang ini ya nanti lanjut di SMA dekat kampus impian Mas aja. Mas nggak bisa jauh dari adek, 3 tahun adek SMA nanti kita ngekos bareng, nah habis itu adek kuliah di tempat Mas, terus mas lulus kuliah kerja di dekat tempat kuliah. Jadi, Mas sama adek bakal bareng terus..,"
Rizki mendengar semua rencana jangka panjang masnya itu dalam hening. Sepertinya Mas Lana tidak mau jauh darinya, sejak kecil, Rizki menyadari bahwa Mas Lana memiliki rasa cinta seorang kakak yang begitu besar atau mungkin berlebihan untuknya. Namun, itu justru membuatnya selalu nyaman dengan Mas Lana, hanya dia yang bisa memahami Rizki
Dengan heningnya Rizki, Lana menatap adiknya begitu lama, menunggu jawaban. Wajah teduh itu selalu membuat Lana rindu kapanpun dimanapun. Bulu mata lentik, wajah yang begitu lembut dan bersinar seperti rembulan, ia mengusap rambut itu dan mengecup pipi itu dengan mesra lalu berpindah ke bibir kenyal milik adiknya, melumatnya pelan, sang empunya bibir pun juga tidak terkaget dan menerima ciuman itu tanpa membalas sama seperti pertanyaan sebelumnya yang belum dibalas.
Lana paham dan mungkin butuh waktu untuk adiknya menjawab pertanyaannya. Lana pun mengajak adiknya pulang, sesampainya di rumah mereka makan malam, belajar lalu tidur. Mereka tidur bersama dan sebelum mereka memejamkan mata Lana memeluk adiknya merubah posisi adiknya untuk menghadapnya dan memeluknya hangat memainkan rambut dan telinga lalu berkata,
"Mas sayang adek. Lana Kusuma sayang Rizky Kusuma, kapanpun dimanapun seeelamanya,"
Lagi-lagi Rizki terdiam namun beberapa menit kemudian Rizki menjawab lirih di dada Lana.
"Adek sayang mas juga..., selamanya"
Lalu mereka terlelap.
Pagi hari sekitar pukul 5 Lana terbangun, hari ini hari libur. Lana memikirkan suatu ide, ia pun bangkit dari ranjang dan turun ke bawah, mendapati kedua orang tuanya sedang bermesraan di ruang tamu.
"Ehem, cie cie, masih subuh lo ini" ucap Lana
"Ehh, Lana, adek mana,"
"Masih tidur. Btw yah, hari ini kan ayah libur, pinjem mobil yah, mau ke Semirang sama adek."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT BL [SERIES ADEK]
RomanceOneshot fiksi para kakak yang selalu kelebihan hormon ketika liat adek mereka. Warning! Age gap! sometimes violence! Open request cerita FIKTIF INI TIDAK UNTUK DITIRU!