Let's meet again Rielders!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan
Vote+komen😊
Vote dan komen kalian sangat berarti buat author!
⚠️ WARNING ⚠️
CERITA INI PURE DARI IMAJINASI PENULIS. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH NAMA ATAU VISUAL ITU HANYA UNSUR KETIDAKSENGAJAAN!Pliss jangan jadi siders, hargai author!
HAPPY READING!!!!
••••
"Air dan api mungkin saja menyatu. Tapi, antara tangan yang mengadah dan tangan yang menggenggam apa itu mungkin? Kamu boleh mencintainya tapi jangan pernah mengambil dia dari tuhannya."
- Auraa Asterlla -
👑RIEL👑
Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Kini, Aliza tengah berada di parkiran seorang diri. Gadis itu tengah menunggu jemputannya. Sebenarnya, tadi para sahabatnya itu menawarkan ingin menemaninya sampai supirnya tiba namun Aliza menolak lantaran tidak enak. Jadilah ia seorang diri sekarang di parkiran sekolah yang sudah mulai sepi.
Aliza celingukan berharap supirnya segera tiba. Karena jujur, sekolah saat ini sudah benar benar sepi. "Duh,,, ini pak Rahmat kok belum dateng juga si?". Aliza mengecek ponselnya siapa tau ada pesan dari supirnya itu namun nihil.
"Tunggu di halte depan aja kali ya?". Aliza menimang ingin pergi atau tidak? Mungkin dirinya bisa menemukan taksi atau kendaraan umum lainnya kan? Siapa yang tau. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk menunggu jemputannya di halte depan. Aliza tersenyum ketika berpapasan dengan satpam penjaga di sekolahnya.
"Neng geulis teh kenapa belum pulang?". Mang Dodi tersenyum ramah ke arah Aliza.
"Iya nih Mang, lagi nunggu jemputan. Saya permisi yah mang".
"Iya neng, mangga".
Aliza mendudukkan dirinya ketika tiba di halte. Gadis itu menatap ke sekelilingnya. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Mungkin karena hari sudah mulai sore? Sepertinya begitu.
Ting!
Suara notifikasi yang berasal dari ponselnya membuat gadis itu mengecek pesan yang tertera pada lockscreennya. Aliza mengerutkan keningnya tipis.
Nomor tidak dikenal?
Aliza memilih mengabaikannya saja. Toh, dirinya berfikir itu hanya orang iseng saja. Namun suara notifikasi kembali terdengar. Kali ini tidak hanya satu, melainkan berturut turut.
Ting!
Ting!
Ting!"Ck! Siapa sih?!". Dengan kesal Aliza membuka pesan dari notifikasi tersebut.
08593xxxxxxx
(Unknown number)Halo pembunuh!
YOU ARE READING
RIEL: Last Rain
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ ⚠️ HARGAI AUTHOR⚠️ •••• Elgard Riel Atmanegara, seorang lelaki dingin bermata tajam keturunan konglomerat nomor satu di Jepang. Lelaki yang menyandang marga Atmanegara itu juga merupakan pemimpin dari gang terkenal bernama...