06. Anonymous

24 2 0
                                    

Let's meet again Rielders!!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan

Vote+komen

Vote dan komen kalian sangat berarti buat author!

⚠️ WARNING ⚠️
CERITA INI PURE DARI IMAJINASI PENULIS. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH NAMA ATAU VISUAL ITU HANYA UNSUR KETIDAKSENGAJAAN!

Pliss jangan jadi siders, hargai author:)

HAPPY READING!!!!

••••

"Sebagus apa topengmu mengumbar tawa, yang jika dibuka hanya ada air mata."

- Ayleena Queenza -

👑RIEL👑

Mobil Lamborghini hitam milik Riel kini memasuki kawasan perumahan elit di kota Jakarta. Sampai akhirnya mobil tersebut berhenti didepan sebuah bangunan besar dengan interior Eropa yang elegan. Bisa dilihat banyaknya para Bodyguard dan maid yang berjejer rapi di sepanjang jalan pintu masuk.

Aliza keluar dari mobil Riel dengan tergesa gesa tanpa memperdulikan Riel yang masih terdiam didalam mobil. Lelaki itu menatap bangunan megah didepannya. Kemudian melajukan mobilnya keluar dari pekarangan mansion Aliza. Mungkin ia tidak perlu terlalu jauh mencampuri urusan gadis itu. Yang terpenting dirinya sudah mengantarkan gadis itu dengan selamat sampai ke rumahnya.

Sementara Aliza, gadis yang baru saja sampai itu menatap kedua orangtuanya yang kini tengah berbicara dengan salah satu aparat kepolisian. Ia berjalan pelan menghampiri Aza.

"Mah...".

Aza menolehkan pandangannya. "Sayang, kamu gapapa?". Aza meneliti setiap tubuh putrinya itu, sampai akhirnya tatapannya jatuh pada lengan Aliza yang dibalut oleh perban. "Ini kenapa sayang?". Aza menatap Aliza meminta penjelasan.

"Ah...ini--- jatuh. Iya ini jatuh tadi Mah". Aliza terpaksa berbohong karena ia tidak ingin membuat Mamahnya khawatir.

Aza memincingkan matanya curiga. "Beneran? Kamu ga bohong kan?".

"Enggak kok, Aliza ga bohong". Sebisa mungkin ia terlihat agar biasa saja. Tunggu! Ia melupakan sesuatu!

Aliza menolehkan kepalanya menatap pintu masuk. Ia pikir Riel sedari tadi mengikutinya, namun kelaki itu tidak ada. Kemana lelaki setan itu pergi? Eh--

"Kamu cari siapa sayang?". Aza mengikuti arah pandang Aliza. Gadis itu menoleh kemudian tersenyum. "Enggak kok".

"Sekali lagi, makasih Van...". Harvis tersenyum dan menjabat tangan pimpinan kepolisian itu yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.

Jovan Adnan Praja, salah satu pimpinan kepolisian di Jakarta. Jovan dan Harvis sudah menjalin persahabatan sejak mereka kecil, bahkan sampai sekarang. Tidak hanya mereka, ada lagi satu orang yang menjadi sahabat mereka. Namun, mereka jarang sekali bertemu semenjak berkeluarga juga karena urusan pekerjaan mereka.

Jovan mengangguk pelan. "Kalo butuh apa apa, jangan sungkan". Jovan menepuk pundak sahabatnya itu. "Kalo ada informasi yang gue dapet, secepatnya gue kasih tau lo".

RIEL: Last RainWhere stories live. Discover now