Chapter 2 - teach me to kiss

6.1K 1.1K 685
                                    

700 votes & 500 comments for next

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

700 votes & 500 comments for next

•••

"Kau sudah lihat? Banyak sekali komentar pedas," gerutu Gabriela yang duduk di hadapan Lily sambil menggulir layar ponselnya. "Sekarang saat kulihat Lily Rose tampil di TV, aku hanya akan membayangkannya telanjang," Dia membacakan salah satu komentar. "Seolah-olah begundal haus seks ini tak pernah melihat perempuan telanjang."

"Dia benar," kata Lily. "Semua orang yang melihatku sekarang akan melihatku telanjang."

"Dan mendesah," tambah Gabriela. "Namun itu bukan hal buruk. Semua orang di negara ini telanjang dan mendesah saat bercinta. Kecuali kau punya bekas luka jelek di tubuhmu, kau akan malu. Tubuhmu sempurna, Lily. Karena itu banyak sekali laki-laki yang akan membayangkanmu telanjang meskipun video pornomu itu tak tersebar."

"Aku tak akan bilang aku baik-baik saja tapi kau tak perlu hibur aku karena itu malah membuatku terlihat tak berdaya menghadapi komentar-komentar diluar sana."

"Baiklah," Gabriela mengangguk. "Jadi aku akan blak-blakan saja," ujarnya. "Ini semakin buruk, Lily. Ini tak sama dengan masalah-masalah yang pernah kau hadapi. Kau tokoh publik. Francisco apalagi, dia Tangan Kanan Casilas. Demi Tuhan. Dia orang penting. Persetan jika yang mereka tonton adalah tubuh telanjang para artis, tapi kalian adalah pejabat publik! Si begundal bodoh ini memang benar, semua orang akan langsung membayangkan tubuh telanjang kalian saat kalian muncul. Mereka tak akan lagi mendengar apa yang keluar dari mulut kalian."

Lily melipat kedua tangan di dadanya, menghembuskan napas sambil menyilangkan kaki. Ujung sepatu hak tinggi yang ia pakai dikakinya nyaris menyentuh meja di depannya. "Kemarin Francisco datang ke rumahku."

"Dia datang ke rumahmu?"

"Untuk pertama kalinya setelah kami bercerai," kata Lily. "Dia mau kami bekerja sama untuk cari pelaku yang sudah menyebarkan video itu."

"Dia punya kuasa. Dia tak butuh kau dalam hal ini."

"Kau tahu watak Francisco. Dia tak mau lakukan sesuatu yang menguntungkan orang lain. Lagipula aku juga tak mau duduk-duduk saja. Dalam video itu bukan hanya ada dia tapi aku."

"Lily, video itu sebenarnya ada pada siapa saja? Apa kau juga menyimpannya?"

Lily menggeleng. "Hanya ada dikamera Francisco, dan di ponselnya, mungkin. Entahlah."

"Ingin kukatakan kalau dia pelakunya, mustahil. Karena Francisco sekarang sedang berada nyaris dipuncak karirnya. Dia akan dipersiapkan sebagai kandidat presiden lima tahun lagi. Namun skandal ini jelas sedang meruntuhkan segalanya. Jadi siapa? Menurutmu siapa?"

TOUCH ME, FRANCISCOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang