06. 3 Pilar.

235 34 2
                                    

-MIVANNY

Rupawan adalah kata pertama yang ada di pikiran Caine saat itu, Ia pertama kali melihat pangeran pertama dan juga putri pertama pada upacara pelantikan putri dan pangeran. Semua orang tampak bertepuk tangan dan berteriak histeris ketika melihat parade kerajaan dimana kereta kencana yang Caine naiki berjarak cukup dekat dari kereta kencana yang di naiki oleh putri pertama dan pangeran.

Pangeran Gin tampak melambaikan tangan nya pada rakyat-rakyat sama seperti yang putri Key Cartier Garardo Dius lakukan. Ini adalah pertama kali nya Caine ikut dalam parade kerajaan yang di adakan setahun sekali karena ia sudah resmi menjadi penasehat kerajaan,dengan jas berwarna merah dan juga logo kerajaan di punggungnya. Iris emas itu juga sesekali curi-curi pandang pada Kaisar yang juga menaiki kereta kencana namun lebih terlihat megah dan besar.

Disisi lain dimana pangeran Riji berada, putra kedua kaisar itu tampak terua waspada sedari tadi wajah nya itu tampak gahar. Tanda lahir berbentuk petir hitam itu menjadi daya tarik para bangsawan lain untuk mendekati putra kedua itu sayangnya ia telah bertunangan dengan putri angkat kaisar yaitu putri Selia Hespheria Garardo Dius  yang sekarang berada di sebelahnya.

Riji tidak bodoh ia menyadari ada anak panah yang terus tertuju pada penasehat kerajaan itu. Riji bersedekap dada sembari menatap kondisi sekelilingnya yang cukup ramai, ia menggenggam pegangan pedangnya. Tak heran jika ia cukup peka pada keadaan karena ia adalah lulusan militer terbaik di kerajaan Noir. Sedangkan pemuda dengan surai putih yang juga menyadari keadaan di sekelilingnya, dua saudara kembar itu saling tatap seperti melakukan telepati. Riji dan Mako saling mengangguk di waktu yang bersamaan.

Sedangkan Caine masih sibuk menatap Kaisar tampan itu, entah apa yang merasuki nya seperti tiba-tiba hati itu berdegup kencang seketika apalagi dengan sinar matahari ia bisa melihat iris ungu gelap itu menyala. Caine tersenyum ketika kedua mata itu bertemu dan Rion membalas senyuman paling tulus nya, wajah cantik itu memerah salah tingkah.

Hingga sebuah anak panah bergerak dengan cepat kearah Caine dan Rion, Riji yang menyadari nya pun melempar dagger kearah panah itu dengan cepat. Terlihat darah segar mengalir deras pada lengan Caine pun memegang lengan itu, wajah cantik itu berubah pucat. Sedangkan Rion tampak baik-baik saja karena dagger yang Riji lempar berhasil mengenai anak panah itu.

"Terima Kasih, sampaikan pada warga untuk segera meninggalkan tempat! "Teriak Riji dengan lantang setelah turun dari kereta kencana itu di sertai dengan perajurit yang memberikan nya kuda, pangeran kedua itu pun segera menaiki kuda nya lalu mengejar dan mencari orang yang telah menembakan panah ke Kaisar dan juga penasehat kerajaan.

Sinar matahari masuk kedalam salah satu kamar kerajaan itu, Caine yang terbaring lemas yang belum sadarkan diri disana. Rion terus menatap nya sedari tadi ia terus memerhatikan si surai merah. Pintu kamar itu berbunyi seseorang mengetuk pintu Rion pun mengizinkan nya untuk masuk.

Terlihat surai cokelat masuk diiringi dengan dua pangeran lain nya di belakangnya. Ya, mereka adalah 3 Pilar kerajaan yang memegang kerajan. Mereka memiliki tugas nya masing-masing, pangeran pertama Gin bertugas memegang ekonomi dan strategi perang, pangeran kedua Riji memegang persenjataan kerajaan, pangeran ketiga memegang keamanan kerajaan yang telah menjadi komisaris kepolisian khusus kerajaan.

"Bagaimana keadaan nya ayahanda apakah kian membaik. "Tanya pangeran pertama yang berjalan mendekat kearah ayahnya.

Rion menggelengkan kepala nya. "Dia kehilangan banyak darah. "Balasnya, Riji menghela napas panjang ia tampak ingin memulai pembicaraan rumit ini apalagi kaisar hampir terluka.

"Negara seberang yang baru saja menyatakan kedaulatan nya, mereka mengerti jika negara kita telah damai dan berjaya di bagian pertambangan emas apalagi senjata. "Ujar Riji berdesekap dada, di sebelahnya Mako yang sedang membaca buku tebal itu.

"Padahal kemarin kakek sudah menghadiri pernyataan kedaulatan mereka. "Pangeran pertama itu terus berdecak sebal.

"Gin, Riji, Mako. Nyatakan perang kepada mereka apakah mereka ingin tau seberapa ganasnya kita di peperangan nanti, persiapkan perajurit terbaik kalian. Biarkan darah yang berbicara. Buat bendera merah dan pakaian merah mereka bersimbah darah. "

























TBC.

hay.

[RIONCAINE] Noir Kingdom. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang