Sialan baru saja masuk sekolah sudah jadi bahan gibahan gara-gara foto yang kemarin.
Pusing kali menghadapi para cabe yang sok tau ini. Pokoknya sampe rumah mau minta di pijit ke Hyuk!.
Sebagian besar rumor itu ngebahas Evelyn minum-minum sama cowok asing tapi yaa Miyoung kena seret juga, ga seberapa sih.
Melihat Miyoung sedari tadi nunduk saja langsung Evelyn samperin dan rangkul pundaknya. Kasian kali cewek ini.
"Your mental aman kan?" Di tanya begitu Miyoung langsung mewek. Panik dong ga ngapa-ngapain malah nangis. Mencoba menenangkan Miyoung sambil ngasih cemilan dia.
"Maaf kakk namamu jadi jelek karena aku"
"Hah? Kok bisa"
"Itu loh yang kemarin"
"Oalah... Yaudah biarin udah terlanjur juga kumaha lagi?"
"Maaff kak Lyn sampai keseret juga, padahal semuanya gara-gara aku" Sambil masih terisak-isak. Evelyn ngebiarin Miyoung nangis di pundaknya.
"Haiss you bilang apa sih? Semua itu kemauan ku, kamu ga usah ngerasa bersalah gitu"
"Tapi kan—"
"Shut udah diem kamu, ini salah orang itu. Bukan salah kita" belum sempat ngomong lengkap, mulut Miyoung sudah di capit sama jari-jari Evelyn.
Seperti biasa wanita selalu benar dan pasti benar sesuai dengan insting.
Memang nangis nya Miyoung sudah reda, eh malah ketawa. Yaudah lah gapapa daripada mewek mending gini.
Pada akhirnya kami di panggil ke ruangan wakil kepala sekolah dan di ceramahin. Sumpah bikin telinga budek kalo di biarin ngoceh.
Yasudah Miyoung diem aja sedangkan Evelyn sesekali ngelawan ga terima asal nuduh gitu, yahh meskipun bikin wakil kepsek nya kesel tapi biarin toh kita ga se brutal yang di rumorkan.
Setelahnya mereka kembali ke kelas masing-masing. Pas istirahat sempat di ajak Junsu buat jajan bareng, tapi gak mau.
Keluar nya dari toilet, baru jalan sebentar sudah di hadang cowok.
"Aww jadi ini cewek yang main sama om-om itu?"
"Wahh sayang banget Padahal selucu ini ternyata bisa gitu juga"
Ughh cabul colek-colek lengan+pundak. Mana ga sampe di situ aja lagi menghujat nya, lemes banget.
"Ih? Lemes amat punya mulut, bencong ya?" Reflek menepis tangan cowok yang berani banget nyentuh-nyentuh.
"Oh? Berani juga cewek ini~" dengan seringai menjijikan itu, dia masih coba melecehkan Evelyn.
Setiap kali tangan itu hendak menyentuh tubuhnya, langsung di tepis.
Ketika tangan sialan itu berhasil menoel-noel dadanya, Evelyn pun naik pitam dan langsung menjambak rambut pria itu dan membenturkan nya ke tembok berulang kali.
Dua orang teman nya yang melihat itu ikut turun tangan untuk menghajar Evelyn.
Meskipun mereka banyak tingkah dan perlawanan, pada akhirnya mereka kalah dan sudah penuh luka, apalagi yang tadi kena tembok.
Kini mereka berada di ruang wakil kepala sekolah karena kasus perkelahian. Tidak terima di salahkan Evelyn tentu saja membela diri menjelaskan semuanya, tapi bolak balik di salah kan.
Evelyn pun menghampiri salah satu dari mereka dan mengambil hp seseorang yang di yakini telah merekam semuanya.
Hp itu di kasih kepada pemiliknya untuk membuka password, malah menghindar menolak memberikan password, langsung di tampar sampai dia mau.
Memberikan bukti rekaman pelecehan yang dia dapat. Wakil kepsek hanya memijat pelipis lelah, membiarkan Evelyn pergi dan menahan para pelaku.
•
Melihat Hyuk yang sudah pulang, jadi sadar bahwa ia pulang cukup larut.
Langsung menghampiri Hyuk yang cuci piring, lalu menyadarkan kepalanya ke punggung. Seperti biasa, Hanya helaan nafas kasar sambil melanjutkan kegiatannya.
"Om.."
"Hm"
"Ayo gituan" dengar itu Hyuk ngefreeze dengan telinga memerah
"Tidak usah aneh-aneh" menganggap itu hanya candaan belaka
"Apanya yang aneh? Kan sudah sah"
"Pergilah"
"Gamau, ga akan pergi Sampai kita gituan"
"Tidak, kau masih sekolah"
"Ihhh memangnya kenapa? Kan tetep masih bisa nganu"
"K-kau ini bicara a-apa sih?" Yang awal cuma telinga yang memerah, sekarang pipi juga ikutan.
"Mau kamu~" dengan nada cabul, Evelyn memasukan tangan nya ke dalam baju Hyuk dan memeluk pinggang sambil menelusuri perutnya.
Reflek menahan tangan Evelyn di dalam bajunya dan langsung berbalik mengangkat Evelyn di meja dapur. Dapat terlihat pipinya yang merah merona meskipun wajahnya datar.
"Kau ini kenapa?"
Dengar itu, sambil melingkarkan tangan di leher Hyuk, dia bercerita panjang lebar, mengutarakan seluruh kekesalan nya.
"Kau tak apa?" Evelyn dapat melihat ekspresi Hyuk seketika berubah saat dengar ceritanya apalagi genggamannya pada Pinggang Evelyn semakin mengencang.
"Gak, aku buruk. Ayo sucikan aku sekarang" memijat pelipis lelah, bagaimana bisa di saat seperti ini sempat-sempatnya bercanda.
"Serius Evelyn"
"Iya tauu. Aku kotor, sucikan aku"
"Tidak begini, masih ada cara lainnya"
"Jadi kamu gamau sama aku? Kamu selingkuh dariku ya?"
"Bukan begitu astaga—"
Belum selesai ngomong sudah di potong dan malah terjadi perdebatan kecil hingga akhirnya Hyuk menyerah. Memijat pelipis nya sekali lagi sambil memikirkan kenapa dia tidak pernah menang dalam perdebatan apapun bersama Evelyn.
"Yakin?"
"Hunnie ragu padaku?"
"Fine fine"
Tidak mau memperpanjang perdebatan lagi, Hyuk langsung menggendong Evelyn ke kamar nya dan mengunci pintu. Malam itu menjadi malam paling rahasia di antara mereka.
•To be continued