6

48 6 0
                                    

"fakk diem tua"

mereka bertiga kemudia pergi meninggalkan kelas. Wooyoung dan Yeosang langsung menuju tempat parkiran sedangkan Changbin pergi untuk ketempat Yeonjun terlebih dahulu.

~~

Wooyoung dan Yeosang kemudian sampai ditempat parkiran. mereka berdua hanya tinggal menunggu Changbin dan temannya, Yeonjun. selang beberapa menit kemudian, Changbin terlihat dan membawa satu orang dibelakang nya.

"nih, nama dia Choi Yeonjun. Jun, dua orang ini yang aku bilang tadi. yang pendek ini namanya Jung Wooyoung" ucap Changbin sambil menunjuk Wooyoung.

Wooyoung yang merasa dirinya sedang di ejek oleh Changbin langsung menolak fakta tersebut.

"enak aja! aku ini ga pendek. ya kalian aja, kayak titan"

"udah pendek nolak, emang beneran bocah"

"apa luwh tua"

"berantem mulu kalian, heran. oh iya aku Kang Yeosang, salam kenal Yeonjun"

"oh salam kenal juga aku Yeonjun"

"udah berantemnya? "

"aku mau kemusuhan aja sama abin!"

"terserah, ayo jun"

"gamau main! Yeosang tolong antar woo pulangg"

"jangan gitu woo, gapapa nanti kamu bareng aku aja terus. abaikan aja si gendut itu"

"heh! enak aj-"

Changbin yang merasa dirinya ditatap tajam oleh Yeosang berdiam diri. dirinya kemudian menaiki motornya dan mengisyaratkan Yeonjun untuk melakukan hal yang sama sepertinya.

setelah berhasil membujuk Wooyoung, Yeosang kemudian mengajak Wooyoung untuk segera menaiki motor miliknya di kursi belakang.

kemudian mereka semua berangkat untuk pergi ke tempat bermain yang sudah di rencanakan.

~~

mereka pergi kesebuah cafe yang cukup terkenal didaerah sana. aluna cafe, cafe milik teman Changbin. Changbin sengaja mengajak mereka semua kesana karna ingin memperkenalkan teman temannya pada aluna. ya itung-itung promosi juga.

sesampainya mereka disana, mereka langsung mencari tempat untuk duduk. Changbin memanggil salah satu pelayan untuk menyatat pesanan mereka. aluna cafe ini memang cafe biasa tapi layanan mereka seperti cafe berbintang.

"mau apa?"

setelah memesan sang pelayan pergi untuk membuat pesanan mereka. Wooyoung melihat sekeliling cafe, cukup ramai pengunjung. tapi semua pengunjung disitu seram. hampir semua berpakaian serba gelap.

kalau dipikir pikir hanya dia dan temannya yang lain yang menggunakan pakaian lumayan terang.

setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka sampai dimeja. semuanya langsung memakan makanan tersebut sambil berbincang. terutama Yeonjun, Changbin berusaha agar Yeonjun terbiasa dengan lingkungan pertemanannya.

mereka semua terlalu asik mengobrol sampai lupa untuk mengantar Wooyoung pulang. sebelumnya Yunho berpesan jangan pulang terlalu larut.

sekarang sudah jam setengah delapan malam. Wooyoung juga sama saja tidak mengingatkan mereka. sampai pada akhirnya Yeosang ingat.

"eh woo, jam berapa sekarang?"

"hah? eh iya! aduhhhh"

Wooyoung langsung mengecek jam di ponselnya.

"sang, gawatt udah jam setengah delapan"

"yeuhh, kenapa ga diingetin? padahal tadi kamu banyak diem"

"aku ga ingett :("

Wooyoung mengerucutkan bibirnya.

"yaudah, aku anter Wooyoung dulu"

"kenapa?"

"ini jun, Woo ga dibolehin pulang larut sedangkan kita lupa"

"kita juga pulang lah bin, aku ada tugas"

"yaudah, bubar"

"umm, ayoo Woo takut kena marah"

"itu gaada notif dari kak Yunho?"

"banyak, hehe"

"telfon dulu, kabarin. sekalian kita keluar yu"

"okayy"

mereka kemudian keluar dari cafe dan menuju tempat parkiran sembari Wooyoung yang melihat ke layar ponselnya. takut Wooyoung terjatuh, Yeonjun berada di belakang Wooyoung.

"jangan terlalu fokus, nanti terjatuh" bisik Yeonjun.

Wooyoung yang mendengar suara Yeonjun melihat ke belakang lalu mengangguk dan tersenyum. Yeonjun yang melihat senyuman dari Wooyoung terpesona.

setelah diparkiran, Wooyoung kembali mencoba menelfon Yunho.

Wooyoung yang setengah panik hanya bisa meremat ujunh baju milik Yeosang.

"dijawab?"

Wooyoung menggeleng. kemudia dirinya mencoba lagi dan kali ini dijawab.

"kaa.."

"masih main? main aja terus"

"maafin wooyoo :("

"pulang, untung hari ini ayah lembur"

"iya, ini juga pulang"

"pulang sebelum paman nyampe kalau bisa"

"paman?"

"iya, pulang buruan atau ka yunoo aduin"

"jangaannn"

"weh jangan nangis Woo" ucap Changbin cukup keras.

"kamu nangis? udah udah bilanh ke Yeosang anter kamu pulang"

"hiks, i-iyaa"




••



maaf kalau ada typo atau apa ya, ini ceritanya dapet dari riwayat seber aku otak atik lagi. ini hasilnya, kalau buat kuranh atau gimana gimana nnti aku ubah lagi yg penting skrng aku pub aja dulu tktnya ilang lagi. buat chap 7 sama 8 ditunggu yaa.

my uncle (woosan) ongoing + revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang