"siapa?!" Tanya kompak mereka yang ada di ruangan, kecuali Jinan dan Cindy.
"Delvin, anda pelakunya" jawab Gita santai.
"Hah! Kok bisa?" Ucap tak percaya lingga, sambil menatap Delvin sekilas.
"Lo detective yang buruk!" Umpat Delvin yang tidak terima di tuduh.
"Semua kesaksian anda juga saudara anda yang membuktikannya tuan Delvin, jangan mengelak dari kejahatan yang anda tanam" balas Gita dengan nada remeh, namun wajah nya datar.
"Lo gak bisa nuduh gua sembarangan!" Teriak Delvin yang langsung berdiri, menyebabkan kursinya terjatuh.
"Polisi! Masuk tangkap dia!" Perintah kepala polisi yang memanggil dua penjaga polis di luar.
Brak!
Pintu terbuka kencang, karena dua penjaga polisi langsung masuk. Menyebabkan suara yang cukup keras.
"Tangkap Delvin" perintah rendy sekali lagi.
"Baik pak" kompak kedua penjaga itu, segera keduanya menangkap Delvin dan langsung membrogolnya.
"Bagaimana kau bisa menyimpulkan bahwa Delvin lah yang membunuh anak tersebut?" Tanya Rendy dengan hati hati, pasalnya Rendy sedikit ragu akan keputusan penangkapan Delvin.
"Darah yang mengalir di dada korban akibat tusukan itu membuat jejak. dan jejak tersebut adalah jejak sepatu seperti orang berlari"
"Pelaku juga mengatakan, saat nona Gracia dan dia di satu lapangan, pelaku menghampiri pelatih. Membuat siapapun pasti tau dia akan mengambil kesempatan bukan?"
"Korban juga sudah meninggal 10 menit saat di temukan oleh saksi, sehingga siapapun pelakunya maka ia bisa langsung bisa memahami keadaan, apalagi saat saksi berteriak di lorong ... Membuat pelaku langsung mendengar teriakan itu"
"Saksi yang langsung pergi untuk mengabarkan kepada kepala sekolah. itu menjadi kesempatan yang baik untuk pelaku kabur, apalagi derap langkah yang di ciptakan antar gema lorong yang pastinya akan terdengar di telinga pelaku"
"Saat saksi berlari ke arah kantor kepala sekolah, itu membutuhkan waktu kurang lebih 6 menit. Dan manusia rata rata tidak mempunyai kecepatan yang tinggi untuk kabur dalam waktu 6 menit, kecuali tubuh mereka yang atletis"
"Dan dari kepanikan juga kecepatan sang pelaku, membuat langkah berlari pelaku mau tidak mau mengenai darah korban, dan menciptakan sebuah jejak seperti di foto"
"Karena pelaku juga kelas 3, tidak heran jika ia tidak tertangkap atau ketahuan membawa pisau. Karena hanya kelas 2 saja yang di periksa"
"Untuk peletakan pita ... Pelaku sangatlah ceroboh, mungkin rencana pelaku akan menyimpan pita itu. Namun, karena saksi sudah mengetahui pembunuhan itu dan membuat pelaku panik, sehingga secara tak sengaja pelaku menjatuhkan pita nya di tempat yang dekat dengan korban"
"Yang lebih kuat lagi, anda bisa mencoba memeriksa sepatu pelaku, karena di sana akan terdapat noda darah" jelas Gita panjang lebar.
Rendy, lingga, devan dan cs Gracia cukup tercengang akan penjelasan Gita yang panjang dan cukup detail.
"Penjaga! Periksa sepatunya" perintah rendy yang tadi belum membawa pergi Delvin.
Dengan sigap, salah satu penjaga yang di luar memeriksa sepatu dari Delvin. Dan benar saja, disana terdapat noda darah yang cukup banyak, namun tak terlihat.
"Wah ... Kamu sangat pintar" kagum Rendy ke Gita.
"Saya tidak pintar" jawab Gita acuh.
"Sialan! Awas aja Lo anjing!" Umpat Delvin yang cukup kesal.
"Apa alasan Lo ngelakuin hal ini vin!? Goblok Lo!" Balas lingga yang langsung berdiri dan mencengkram kuat kerah Delvin.
"Lepasin babi! Bangsat juga Lo" umpat Delvin yang makin menjadi.
"Sebaiknya ... Obsesi anda sedikit anda kurangi, tidak baik juga untuk anda yang membenci saudara anda sendiri" ucap Gita, sambil memakai kembali kacamata nya.
"Maksud Lo?" Tanya heran lingga.
"Saya gak akan berucap 2×, jika selesai ... Saya permisi" acuh Gita, lalu segera berjalan ke arah luar ruangan.
"Tcih! Memang gue suka sama Gracia ... Dan gue sakit hati waktu Lo nolak gua gre! Lalu gua benci sama Lo yang akhirnya perasaan ini jadi obsesi" jawab nya dengan menunduk ke bawah, membuat lingga langsung melepaskan cengkraman kerah di Delvin.
"Dan Lo juga benci saudara Lo! Gitu vin?!" Tanya lingga yang masih tak percaya dengan Delvin, padahal mereka cukup dekat.
"Iya, karena adek gua bisa interaksi sama Gracia tanpa malu kayak gua" jawab nya dengan suara lirih.
"Alasan Lo sangat konyol vin ..." Tak percaya lingga.
"Penjaga ... Bawa dia pergi" suruh Rendy, kedua penjaga pun mengangguk lalu membawa pergi Delvin tanpa pemberontakan.
"Wah! Cinta memang stress" celetuk Jinan yang masih terkejut karena alasan Delvin.
"Wah ..." Tak percaya Shani yang ikut mendengar pengakuan dari Delvin.
"Segitu nya ...?" Tak percaya Celine.
"Gak habis pikir sama anak SMA" tambah Cindy yang ikut berkomentar.
"Wah ... Bener bener obsesi sih ini" Anin yang masih tidak percaya.
"Bahaya banget" ucap Feni Dengan sedikit nada ketakutan.
"Gila tuh orang" ucap Sisca yang juga tak percaya.
"Ngeri" gumam Gracia yang juga tak percaya.
"Goblok tuh anak" umpat lirih lingga.
"Kalau begitu nona Gracia, saya minta maaf atas tuduhan bawahan saya yang tadi" ucap sungkan Rendy, sambil menundukkan tubuhnya.
"Gak papa kok pak, gimana pun ... Saya juga salah" jawab Gracia.
"Kalau begitu ... Saya permisi dulu" pamit Rendy, lalu ia berjalan keluar ke arah pintu luar.
"Kami juga nona, sepertinya kami juga harus mengurus beberapa hal penting. Kami pamit" pamit Jinan ke Gracia cs, dan diikuti Cindy di belakangnya.
"Gua duluan gre" ucap lingga, lalu meninggalkan cs Gracia.
"Sa-saya duluan" gugup Devan, yang lalu juga berjalan keluar.
Dan di dalam ruangan hanya terisi cs Gracia yang tengah mematung.
"Kenapa Lo nyelametin gua?" Tanya seorang yang berada di sebuah lorong sepi.
"Info dari anda sangatlah berguna, jadi saya bayar dengan penangkapan anak tidak berguna itu" jawab nya tenang.
"Yah ... Itu bagus, gua juga makasih buat itu juga. Selanjutnya gua pastiin Lo dapet info yang lebih banyak" ucap nya dengan senyuman kemenangan.
"Oke, jangan lupa" balas nya, lalu lawan bicara tersebut pergi dan menghilang dari pandangan seorang itu.
To be continued
Ape nih? Siape nih?

KAMU SEDANG MEMBACA
I am Smart?
Fiksi Penggemar"saya tidak pintar" -G Seorang siswi pindahan, dengan pemikiran yang kritis. Yang akan mengungkap semua misteri di balik sekolahan elite, dimana terdapat kasus setelah ia masuk. Bagaimanakah mc kita akan mengungkapnya? apakah benar ia hanya menebak...