.
.
.
.🥀🥀🥀🥀🥀
Elzhan berdiri di depan cermin, merapikan kerah kemejanya dengan sedikit gelisah. Tangannya sempat berhenti, memandangi pantulan dirinya. Pakaian rapi yang ia kenakan malam ini tampak sempurna di luar, namun di dalam, hatinya tak begitu. Ini bukan sekadar makan malam biasa. Ini undangan dari produser ternama yang membawa janji pertemuan dengan orang-orang penting di industri film. Ia tahu betul, ada banyak hal yang dipertaruhkan di acara ini. Dengan satu tarikan napas panjang, Elzhan mengangguk pelan kepada dirinya sendiri dan keluar menuju undangan makan malam tersebut.
Setibanya di sana, Elzhan duduk di kursi yang menghadap ke arah meja panjang. Suasana ruangan mewah dengan pencahayaan redup menciptakan nuansa hangat, namun tidak cukup untuk menghangatkan kegelisahan yang terus merayapi hatinya. Di sekelilingnya, para kru dan aktor terlibat dalam percakapan ringan tentang proyek-proyek masa depan, tawa dan senyum berseliweran, tetapi Elzhan merasa terasing. Sesuatu dalam dirinya tak tenang, sampai akhirnya matanya menangkap sosok yang baru saja hadir dan membuatnya terdiam yaitu: Alana.
Ya, malam itu, suasana di restoran mewah tempat acara makan malam dari studio film diadakan terasa hangat dan penuh canda. Para tamu yang hadir terdiri dari aktor, sutradara, dan kru, termasuk Elzhan yang duduk di salah satu ujung meja panjang. Ia tampak tenang, sesekali tersenyum mendengar lelucon ringan yang dilontarkan oleh beberapa orang di sekitarnya. Namun, matanya tak bisa berhenti mencuri pandang ke arah satu orang-Alana.
Alana duduk di seberang meja, terlihat anggun dalam balutan gaun sederhana namun elegan. Wajahnya bersinar, senyumnya lepas saat dia berbicara dengan orang-orang di sekitarnya. Elzhan tidak bisa tidak memperhatikan betapa berbedanya Alana sekarang-lebih tenang, lebih bahagia, dan tampaknya jauh dari bayangan gadis yang dulu pernah bersamanya. Ada seorang pria yang duduk di sebelah Alana, dan meskipun Elzhan tak tahu pasti siapa dia, hatinya sedikit terusik.
Percakapan malam itu berangsur-angsur berubah, dari topik pekerjaan hingga hal-hal yang lebih pribadi. Beberapa orang mulai membahas kehidupan keluarga, pasangan, dan pengalaman pribadi mereka. Seiring dengan suasana yang lebih santai, salah satu teman Alana bertanya dengan nada bercanda, "Bagaimana dengan kamu, Alana? Apa yang menurutmu paling penting dari seorang pria?"
Alana, yang awalnya sibuk dengan makanannya, mengangkat wajah dan tersenyum tipis. Tanpa melihat ke arah Elzhan, ia menjawab dengan nada halus namun penuh arti, "Seorang laki-laki yang baik akan selalu melindungi kekasihnya. Dia nggak akan membiarkan perempuannya merasa terabaikan, apalagi tersakiti. Bahkan, dia akan selalu melakukan apapun untuk membuat perempuan itu merasa berharga."
Kalimat itu menggantung di udara, dan meskipun Alana tidak secara langsung mengarahkan ucapannya kepada Elzhan, dia tahu betul bahwa sindiran itu ditujukan padanya. Ada sedikit keheningan di meja, sebagian orang mungkin tak sadar akan maknanya, tetapi bagi Elzhan, kata-kata Alana terasa seperti tusukan halus.
Elzhan menelan ludah, dadanya terasa sesak mendengar sindiran itu. Dia tahu apa yang dimaksud Alana. Dulu, ketika mereka masih bersama, Elzhan memang sering gagal menunjukkan perhatian yang cukup. Bukan karena dia tidak peduli, tapi karena ketidaktahuannya dalam menghadapi perasaan Alana yang posesif membuatnya semakin menjauh. Perlindungan yang seharusnya ia berikan berubah menjadi jarak, dan Alana merasa tidak cukup berharga di matanya.
Elzhan mencoba tetap tenang, tidak menunjukkan perasaan apa pun di wajahnya. Tapi di dalam, kata-kata Alana membuat perasaan bersalah kembali menghantam. Dia tahu, Alana masih menyimpan luka dari hubungan mereka.
Salah satu teman lain mencoba mencairkan suasana, tertawa kecil, "Wah, Alana, kayaknya kamu lagi sindir seseorang nih!" Ucapannya disambut tawa oleh beberapa orang, tetapi Elzhan tetap diam, hanya tersenyum tipis tanpa benar-benar menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGMEN WAKTU
FanficFragmen Waktu adalah cerita random berbentuk oneshoot yang mengisahkan momen-momen berharga dalam kehidupan Elzhan, seorang aktor ternama, dan Alana, seorang aktris berbakat. Dalam setiap fragmen, mereka menghadapi tantangan, mengejar impian, dan me...