Matahari sudah mulai tenggelam, menggantikan cahaya hangat sore dengan lampu-lampu jalanan yang pelan-pelan menyala. Archen berdiri di luar, tepat di depan jendela kafe, tatapannya terpaku pada bayangan di dalam. Di sana, Nata duduk di meja pojok, tangan kanannya menggenggam secangkir kopi, dan senyum lebar terukir di wajahnya. Tapi kali ini, senyum itu bukan untuknya.
Seseorang duduk di seberang Nata, senyum mereka sama-sama hangat, tawa mereka sama-sama ringan, seolah dunia di luar mereka tidak penting lagi. Archen tau siapa dia-orang yang sekarang ada di tempat yang dulu dia miliki. Pacar baru Nata.
Perasaan perih menjalar dari dada Archen, menghantam keras seperti pukulan yang tidak bisa dihindari. Dia tidak bisa membohongi dirinya lagi; Nata yang sudah move on, sementara dia terjebak di tempat yang sama, penuh dengan penyesalan. Layar ponsel di tangannya masih menunjukkan gambar yang baru aja dia buka-postingan Instagram Nata dan pacar barunya, tersenyum dengan latar pemandangan gunung, caption-nya simpel tapi menusuk: "With the one who makes me feel whole."
Archen menghela napas panjang, mencoba menahan perasaan sesak yang makin menekan. Dia ingin masuk ke dalam kafe itu, menarik Nata keluar, dan mengatakan kalau dia masih cinta. Tapi, apa gunanya? Nata sudah menemukan kebahagiaannya lagi-dan kali ini, bukan dia yang jadi bagian dari itu.
Langkah kaki orang yang berlalu lalang di trotoar hampir tidak terdengar di telinga Archen. Semua fokusnya tertuju pada satu orang di dalam kafe itu, orang yang dulu dia sebut sebagai miliknya. Sekarang? Nata bukan lagi 'milik' siapa pun, kecuali dirinya sendiri, dan orang baru yang bisa memberi apa yang Archen tidak pernah kasih-perhatian, waktu, dan cinta tanpa gangguan.
Archen masih ingat setiap kata yang Nata ucapkan malam itu, malam di mana semuanya berakhir.
"Lo udah punya cukup waktu, Chen. Dan gue nggak bisa kasih lo lebih banyak lagi."
Waktu yang dia pikir tidak akan habis-ternyata sudah habis sejak lama. Dan sekarang, yang tersisa hanya penyesalan yang nggak akan pernah bisa diperbaiki.
Nata tertawa lagi, kali ini nadanya lebih lembut, lebih intim. Archen tau, di titik ini, tidak ada lagi tempat buat dirinya di hidup Nata. Yang bisa dia lakukan hanya mengakui kebenaran yang selama ini dia tolak: Nata sudah bahagia, tanpa dia.
Dengan napas berat, Archen akhirnya menjauh dari jendela, punggungnya bersandar di tembok dingin di samping kafe. Matanya menatap langit yang perlahan gelap, sementara perasaan kosong kembali menyelimuti. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubah masa lalu. Dia hanya bisa berharap, suatu hari nanti, dia juga bisa belajar menerima semua ini.
Archen memejamkan matanya sejenak, membiarkan bayangan Nata dan senyum hangatnya tertanam di pikirannya sekali lagi sebelum dia berjalan pergi, meninggalkan kafe yang dulu jadi tempat kenangan mereka. Kali ini, kenangan itu cuma miliknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Man JoongDunk (END)✓
Fanfic" penyesalan datang saat semuanya sudah terlambat. Semoga kamu bahagia di sana, dengan seseorang yang bisa memberimu cinta yang dulu tak sempat kuberikan. "