Hari-hari berlalu setelah malam pengakuan itu, tapi bagi Archen, waktu terasa berjalan lambat, hampir seperti berhenti. Setiap pagi dia terbangun dengan rasa kosong yang tidak pernah hilang, dan setiap malam dia tertidur dengan bayangan Nata yang selalu menghantuinya. Dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia harus bisa hidup tanpa Nata, kalau cinta yang pernah ada itu, sekarang harus dia simpan sendiri. Tapi semakin dia mencoba, semakin dia terjebak dalam kesendirian yang menyakitkan.
Hidup Archen berubah jadi siklus tanpa arah—dia bangun, pergi kerja, pulang, lalu mengulanginya lagi tanpa semangat. Kegiatannya yang dulu terasa berarti, sekarang kosong. Bahkan hal-hal kecil yang dulu membuat dia tertawa—musik, film, foto-foto kenangan—semuanya jadi pengingat pahit akan apa yang sudah hilang.
Di luar, Archen tetap berusaha terlihat normal. Dia menemui temannya, bekerja, dan sesekali tersenyum. Tapi di dalam, dia tenggelam dalam rasa kesepian yang makin lama semakin gelap. Tidak ada yang tau apa yang terjadi di dalam dirinya, karena Archen selalu handal menutupi apa yang dia rasakan.
Hingga pada suatu malam, setelah berbulan-bulan mencoba untuk bertahan, semuanya akhirnya runtuh.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Man JoongDunk (END)✓
Fiksi Penggemar" penyesalan datang saat semuanya sudah terlambat. Semoga kamu bahagia di sana, dengan seseorang yang bisa memberimu cinta yang dulu tak sempat kuberikan. "