"Selamat pagi ... Sei-kun."
Kedua tangan refleks terhenti dari kegiatannya sesaat, sebelah mata itu perlahan menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki ketika menelisik sosok yang baru saja datang dilengkapi air wajah sedikit pucat. Tanpa menunggu lama Tetsuya langsung menghampiri diikuti sorot khawatir tak berniat disembunyikan, dan hal tersebut membuat Ryouta pun turut menutup laptop di atas meja makan kemudian mengalihkan atensi pada kehadiran Seijuurou; ternyata melangkah bersama dengan [Name] bahkan kini duduk secara berdampingan.
Memang, tidak ada gelagat ambiguitas di antara keduanya karena sang wanita tetap setia melukis senyum disertai jemari lentik membawa map berisi pekerjaan, pun si lelaki maroon sudah fokus menatap pada gawai tanpa niat membuka pembicaraan. Tetapi, hal itulah yang justru membuat radar kecurigaan Ryouta seketika menyala sehingga dengan cepat ia menyipitkan mata, semakin lekat memperhatikan dilengkapi tatapan penuh selidik akan setiap pergerakan dilakukan serta penampilan jelas terlampau mencolok pandangan untuk sekadar memegang percaya bahwa tak ada sesuatu hal telah terjadi di antara mereka.
Sejujurnya, sejak semalam Ryouta memang tidak bisa sedikit pun berpikir jernih setelah mendengar keributan terus mendominasi suasana tanpa jeda. Ditambah gemuruh juga getaran berulang pada dinding villa, pasti disebabkan oleh kerasnya sebuah benturan yang jelas membuatnya dipenuhi perasaan semakin waspada. Ia selalu mengetahui jika [Name] tidak akan mungkin menahan diri untuk menyerang di segala situasi setiap kali sudah menyepakati misi, begitu pula Seijuurou tidak akan mungkin menunda waktu semisal sejak awal sudah memiliki niat ingin segera menghabisi.
Dan berbeda dengan Tetsuya yang hanya merasa khawatir pada sosok Seijuurou karena takut terjadi hal-hal buruk seperti adanya insiden melempar barang atau menyakiti dirinya sendiri lagi, Ryouta malah merasa khawatir pada keduanya sebab dari sisi mana pun [Name] juga kerap bertindak sesuka hati tanpa mau memedulikan kondisi.
Terlebih, jika dilihat sangat teliti wajah mereka memang memiliki bilur cukup jelas di beberapa bagian. Bedanya, sang wanita sengaja menutupi balutan perban menggunakan pakaian berleher tinggi juga memar disamarkan oleh riasan yang sedikit dipertebal, sedangkan lelaki maroon itu hanya memakai sebuah syal serta beberapa plester ditempel secara asal.
Kendati demikian, Ryouta bisa menebak dengan sangat yakin jika mereka pasti sudah adu jotos tanpa aturan. Dasar gila. Bagaimana jadinya kondisi villa ini setelah ia beserta Tetsuya pulang ke Kyoto lalu meninggalkan hanya berdua saja tanpa pengawasan?
"Apa yang terjadi? Kau demam?"
"Tidak."
"Flu? Alergi cuaca? Gatal-gatal?"
Seijuurou mengembuskan napas pelan, ia pun menatap sosok yang berdiri di hadapan hanya terhalang meja makan. "Tidak, Tetsuya. Tidak."
"Kalau begitu, jangan-jangan disebabkan sirkulasi udara kotor? Atau, apa di kamarmu ada banyak nyamuk, Sei-kun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] NOXIOUS
Fanfiction【 PSYCHO LOVE STORY #03 】━━ ❝Hanya benang nektar yang mampu menundukkan sang Tuan Mutlak.❞ © KUROKO NO BASUKE, TADATOSHI FUJIMAKI © COVER FANART BY ME! © DACHAAAN, 2023