4. Malam dan Emosional

17 9 2
                                    

Aku masih mencari keberadaan barangku yang tak ada di tempatnya. Aku menyusuri rumah dan masih belum menemukan barang itu. Aku mencoba untuk mengingat kembali keberadaan barang itu saat terakhir kali aku menggunakannya.

"Perasaan waktu pulang kerja aku bawa," gumamku. Aku kebingungan karena tak ada tanda keberadaan barang itu yang muncul di benakku juga dihadapanku. Aku mencoba tenang sejenak. Memejamkan mata untuk menenangkan pikiran. Tetapi tidak berhasil, rasa cemasku tetap mengganggu pikiranku.

Aku mencoba mencari kembali. Aku berjalan menuju ke halaman rumah untuk mencari keberadaannya di sana. Udara sejuk tak bereaksi apapun dengan tubuhku. Tubuhku lebih banyak bekerja sehingga terus mengeluarkan keringat yang sudah memenuhi dari ujung ke ujung pada tubuhku — dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, teringat dengan toko manisan yang aku kunjungi terakhir kali sebelum pulang. Aku sempat membuka isi tasku di sana dan aku sedikit ragu dengan sesuatu yang belum dapat dipastikan kebenarannya, apakah aku belum menutup tasku tadi?

Jatungku rasanya semakin merosot jauh ke bawah. Dompet yang berisi data-data pribadiku hilang begitu saja. Aku mencoba melihat jam dinding di rumahku, waktu masih menunjukan pukul 09.15 dan itu berarti waktu belum menunjukan larut malam. Aku bergegas mempersiapkan diri untuk kembali ke toko itu.

Aku mempercepat langkahku untuk mengambil sepedaku. Akan lama jika aku menggunakan motor atau mobil, lebih cepat menggunakan sepeda karena bisa melewati jalan-jalan kecil kota ini. Saat aku akan melajukan sepedaku, aku hampir melupakan sesuatu, aku lupa mengunci pintu rumahku. Jika aku tidak menguncinya, mungkin akan ada tragedi yang semakin tidak terduga lagi.

Aku rasa semua sudah aman dan aku langsung melajukan sepedaku dengan cepat. Jalan-jalan kecil yang sepi dengan pejalan kaki membuatku semakin cepat untuk sampai tujuan. Tak lupa aku membunyikan bel sepedaku, waspada jika ada seseorang yang muncul di area ini secara tiba-tiba di hadapanku.

Aku terus melihat ke arah depan dan hampir sampai di pertigaan jalan — arah menuju toko itu. Aku sedikit menurunkan kecepatanku untuk mengambil posisi menikung ke arah kiri bersama sepedaku. Tetapi, saat aku akan membelokan sepedaku ke arah kiri, ada seseorang yang tidak melihat sekelilingnya hampir saja tertabrak oleh sepedaku. Dengan otomatis aku memberhentikan sepedaku dengan sedikit emosi, "Quando cammini, usa anche gli occhi! (Kalau kamu jalan, pake matamu juga!)," ucapku dengan penuh emosi.

Di tengah amarahku, sekilas aku mengamati dirinya, seperti seseorang yang pernah aku temui — secara tak sengaja di toko manisan itu. Tetapi aku sedikit ragu, karena saat aku bertemu dengan seseorang itu di toko manisan, aku hanya mengamatinya sekilas disebabkan oleh hujan yang membuatku terburu-buru meninggalkannya. Aku tak mempedulikan perempuan di toko permen itu atau perempuan di hadapanku yang sedang mematung menatapku. Aku hanya mempedulikan barangku yang kemungkinan tertinggal di toko itu. Menurutku, sudah pasti tidak apa hubungannya dengan perempuan di toko permen itu atau perempuan di hadapanku yang tiba-tiba terus membungkukan badannya ke arahku, "I'm really sorry," ucapnya.

Aku tak mempedulikannya lagi, aku hanya mengangguk dan kembali mengayuh sepedaku. Aku meninggalkannya sendiri. Tetapi, samar-samar aku seperti mendengar Ia memanggilku, "Hey, wait! It's your ... " Aku tak mendengar teriakannya lagi. Tak mendengar lanjutan kata-kata yang Ia lontarkan dari mulutnya. Aku lebih memilih melajukan sepedaku dengan kecepatan maksimal sebelum toko itu tutup.

Toko itu sudah di depan mata, tetapi aku melihat pria tua yang menjaga toko tersebut sudah mengunci pintu toko itu dari luar. Aku dengan cepat mengayuh sepedaku untuk menghampirinya, "Mi scusi, signore. Aspetti un attimo! (Maaf, Pak. Tunggu sebentar!)" Napasku menjadi terengah-engah. Saat aku sudah berada di hadapannya aku tidak bisa berbicara lagi. Aku mengatur napasku perlahan-lahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love's Mirage in VeronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang