7. Ta'aruf Nih?

30 12 15
                                    

Assalamu'alaikum semua!

للهم صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِه وَسَلِّم<>

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيئَاتٍ

"Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat dan menghapus darinya sepuluh dosa" (HR. Ahmad)

Taaruf adalah proses yang indah, di mana setiap percakapan dan tanya jawab membawa kita lebih dekat kepada tujuan yang suci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taaruf adalah proses yang indah, di mana setiap percakapan dan tanya jawab membawa kita lebih dekat kepada tujuan yang suci.

Setelah kemaren Yaara sempat berdebat dengan keamanan putri yang ia tak tau siapa namanya, sekarang Yaara harus menjalankan ta'ziran yang diberikan oleh keamanan itu.

"Awas aja, kalo ketemu lagi gue bakalan buat lo nyesal karna sudah nyuruh-nyuruh gue nyapu," gerutu Yaara. Padahal ia nyapunya saja tidak benar, karna ia hanya grasak-grusuk sendiri sambil terus menggerutu.

"Assalamu'alaikum."

"Kumsalam!." Yaara tak menoleh, ia tetap fokus pada kegiatannya.

"Yaara kamu kenapa nak?." Fatma memilih menghampiri Yaara saat melihatnya sedang berada didepan dhalem sambil memegang sapu ditangannya.

Mendengar itu Yaara menoleh. Ia kaget ketika ternyata Fatma sudah berada dibelakangnya. "Ummi? Ummi ngapain disini?," tanya balik Yaara.

Fatma tersenyum mendengar Yaara memanggilnya dengan panggilan ummi. Ia mengambil sapu dari tangan Yaara. "Padahal ummi yang nanya dulu, kenapa malah ditanyai balik."

"Hehe, maaf mi. Yaara disini cuma mau nyapu," jawab Yaara. Entah mengapa ketika Yaara melihat Fatma ia jadi teringat pada bundanya yang sudah tak ada lagi disisinya.

"Nyapu? Kamu kena ta'zir ya?."

Yaara mengangguk mantap.

"Astaghfirullah, lain kali gak boleh gitu ya. Kalo nyapu itu bukan seperti kamu tadi nak, tapi gini." Fatma mempraktekkan cara menyapu yang benar kepada Yaara.

Yaara melihat itu sambil nyengir malu sendiri.

"Kalo nyapu itu niatkan membersihkan hati ya, sehingga bukan hanya tempatnya yang bersih tapi hatinya ikutan bersih. Faham Yaara?."

"Iya faham mi." Yaara tersenyum bahagia melihat Fatma malah menyapu bersih halaman yang sudah menjadi tugas ta'zir Yaara.

Setelah selesai, Fatma mengajak Yaara untuk masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Yaara dengan senang hati menerimanya.

"Assalamu'alaikum," ucap Fatma dan Yaara berbarengan ketika memasuki rumah.

"Kamu tunggu diruang tengah aja ya ra, ummi mau ke dapur dulu ambil minum," kata Fatma sebelum berlalu dari hadapan Yaara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang