Four: Something Went Wrong

921 73 3
                                    

"Kau pulang larut."

Hyukjae terlonjak mundur mendapati sahabatnya telah duduk dengan posisi seperti biasa di atas ranjangnya. "Donghaek!" Serunya. Sambil menghampiri sang sahabat, dia memukul lengan pria itu. "Kau mengagetkanku."

"Bagus, 'kan? Artinya jantungmu masih berfungsi dengan baik."

"Aish." Gerutu Hyukjae. "Kenapa akhir-akhir ini aku sering mendapatimu di tempatku? Bukankah kau punya rumah sendiri?"

Mengangkat kepala, Donghae melemparnya dengan tatapan sinis. "Harusnya aku yang heran, Myeolchi. Kau sering pulang larut akhir-akhir ini, dan apa itu? Tidak biasanya kau mengenakan jas."

"Seperti tidak mengerti anak muda jaman sekarang saja." Hyukjae duduk di sofa panjang yang terletak tepat di seberang ranjang. Menyender ke belakang, dia menghela nafas dalam-dalam sambil berusaha melepas dasinya.

"Kau ini sudah tidak muda, bro." Donghae menekankan. "Jadi ini kencan, huh?"

"Ya, kau bisa mengatakannya seperti itu." Hyukjae tersenyum, kemudian ekspresinya berubah seperti baru ingat akan suatu hal. "Kurasa aku perlu mengenalkanmu pada Hyuri. Bagaimana menurutmu?"

"Akan kupikirkan."

"Hei, ayolah!" Hyukjae menepis kaki Donghae yang tak jauh darinya. "Jangan berpura-pura sibuk seperti itu, kau ini 'kan CEO."

"Ya dan kau seorang pengangguran yang hanya bisa meminjam uangku." Donghae meliriknya tajam. "Lagipula, apa kaitannya dengan statusku sebagai CEO?"

"Jangan pelit." Cibir Hyukjae.

"Kau punya lebih banyak waktu luang daripada seorang karyawan biasa. Kau harus bertemu dengannya, aku yakin kau akan sangat menyukainya."

***

Hyukjae mengulurkan tangannya di depan Hyuri, senyuman nakal memenuhi wajahnya. Hyuri merengut padanya, memanyunkan bibirnya dengan cara yang Hyukjae anggap begitu menggemaskan. Rasanya dia ingin mencium bibir mungil itu. Tapi tidak, ini adalah waktu yang tepat untuk membuat kagum gadisnya. Bukan untuk merusak suasana.

"Ice skating?" Hyuri mengernyit. Dia menunduk untuk memperhatikan sepatu luncurnya, naik dan meneliti baju hangatnya kemudian kembali menatap Hyukjae.
Hyukjae mengangguk sambil merentangkan kedua tangannya, dia berdiri begitu tegap di tengah lantai es yang luas.

"Jangan bilang kau tidak bisa berseluncur di es." Ejeknya.

Sontak Hyuri memukul pundak Hyukjae, membuatnya mengaduh kesakitan. Tentu saja Hyuri tidak terima dibilang seperti itu, karena gadis ini sangat ahli bermain ice skating.

"Mau taruhan?" Tantang gadis itu.

Tersenyum sombong, Hyukjae melipat kedua tangan di depan dadanya. "Jangan bercanda. Kau berani melawanku?"

"Kejar aku kalau begitu!" Serunya sambil tertawa keras, dia sudah melesat jauh menghindari Hyukjae.

"Awas kau Kim Hyuri!"

Misi pengejaran pun dimulai. Keduanya tampak begitu riang, yang satu mencoba untuk menangkap dan yang lain mencoba untuk menghindar. Sungguh seperti sedang menangkap seekor anak kucing.

Hyuri meluncur sangat mulus, semakin menjauh dari jangkauan Hyukjae. Pria itu membiarkan gadisnya melakukan apapun yang disukainya. Hyuri bahkan sempat menoleh ke arah Hyukjae sambil terus meluncur, dia menjulurkan lidahnya ke arah pria itu tapi tidak memerhatikan di depannya. Sampai dia lepas kendali dan menubruk orang hingga tubuhnya jatuh terduduk.

"Aw!"

Hyukjae sedang tersenyum lebar ketika dia menyadari bahwa Hyuri terjatuh. Dia segera melesat untuk menghampiri Hyuri. Heran, sangat heran. Bodoh atau apa sih? Jelas-jelas orang yang menabrak Hyuri melihat dengan jelas siapa yang belari ke arahnya, tapi kenapa orang itu tetap tidak menghindar dan malah berdiri di sana seperti orang tolol? Kesal dan amarah membutakan Hyukjae.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Hyukjae cemas seraya mengusap pipi gadisnya, sementara Hyuri hanya mengangguk lemas. Tiba-tiba saja dia berdiri tegap, suaranya lantang saat berteriak.

"Hey, kau!"

Seorang pria bertubuh dua kali lebih besar dari Hyukjae menoleh, menampak wajah datarnya. Dahinya berkerut, tapi Hyukjae tidak gentar. Berkacak pinggang, Hyukjae menatap kesal pria di hadapannya.

"Aku?" Tanya pria itu.

"Ya, kau!" Bentak Hyukjae. "Kau melihatnya meluncur ke arahmu tapi kau sama sekali tidak menghindar. Lihat, dia terjatuh karenamu!"

Pria itu mengenyit heran, alisnya terangkat satu. "Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti."

"Jangan main-main denganku, kekasihku terjatuh dengan sangat keras!" Hyukjae menunjuk Hyuri yang masih duduk di lantai es.

Pria itu bukannya meminta maaf tapi malah terkekeh geli. "Kau sedang mabuk ya?" Dia melirik Hyuri, lalu menggeleng pelan dan mulai meluncur pergi.

"Hey!" Hyukjae mencoba memanggil pria itu lagi, tapi sia-sia.

"Hyukkie Oppa, sudahlah." Hyuri menarik lengan Hyukjae. "Aku tidak apa-apa."

Hyukjae mendesah kesal. "Jika saja pria itu lebih kecil dariku, aku akan berlari ke arahnya dan menumbangkannya."

Hyuri terkikik mendengar penuturan konyol dari Hyukjae. "Kau ini luar biasa, Oppa." Dia bangkit, meskipun harus di bantu Hyukjae. Tangannya melingkar sempurna di leher Hyukjae, dia tersenyum sambil berbisik di telinga pria itu yang membuatnya memelototkan mata dalam kekagetan. "Kurasa aku mulai mencintaimu, Oppa."

***

"Apa katamu?" Donghae menaikkan suaranya satu oktaf, antara terkejut dan marah. "Kau yakin? Kalau tidak, aku akan memecatmu sekarang juga."

Pegawai Donghae yang merupakan seorang pelayan dari restoran mewah milik pria itu kini hanya bisa mengangguk takut-takut.

"Benar, Tuan. Dia datang ke sini memesan menu spagetti andalan kita, dua porsi dan dua gelas wine. Tapi dia tidak membawa teman kencan seperti yang Tuan katakan tadi." Si pelayan menjelaskan lagi, kepalanya masih tertunduk. "Tidak hanya saya, tetapi yang lain juga tahu betul apa yang Tuan Lee Hyukjae lakukan di sini."

Donghae sempat menghela nafas dalam-dalam kemudian memejamkan mata rapat-rapat, mencoba mencerna baik-baik pengakuan pegawainya. Tidak masuk akal. Kemarin malam Hyukjae bilang padanya bahwa dia berkencan dengan wanita bernama Hyuri, tapi nyatanya pegawainya berkata bahwa pria itu datang sendiri.

Apakah Hyukjae telah membohonginya?
Kenapa dia harus melakukan itu?

Pasti ada yang salah. Donghae merasa dia harus menemukan sesuatu yang salah itu. Cepat atau lambat.

Pseudo Romance (Eunhyuk Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang