🦁 8

2K 282 11
                                    

Happy reading

-----------

Singa kecil itu kini tengah duduk di kursi pantry sembari meminum susunya di dot. Matanya sedari tadi tak lepas dari pergerakan sang Buna yang sedari tadi sibuk di dapur tengah memasak.

Berbagai macam dan jenis makanan sudah tersaji di atas meja dan itu semua Riri yang memasak dibantu oleh bibi Ratna serta Mina.

Setelah semua selesai dan semua makanan sudah tersusun rapi diatas meja. Riri menghampiri Lio yang kini sudah selesai minum susu. Lio tertawa riang saat bunanya mengangkat tubuhnya dan mencium wajah si bayi.

"Tolong bibi lanjutkan ya,saya mau gantiin baju adek dulu." ucap Riri diangguki bibi Ratna.

"Siap buk." ucap bi Ratna mengacungkan kedua jempolnya.

Riri membawa Lio ke kamarnya untuk mengganti pakaian yang akan di kenakan malam ini.

Malam ini rumahnya akan kedatangan beberapa tamu. Maka dari itu saat mendengarnya Riri segera memasak berbagai macam makanan. Dirinya tidak ingin membeli dan memutuskan untuk masak sendiri.

"Adek jadi anak baik ya malam ini." ucap Riri sembari membaluri minyak telon di perut dan dada si kecil agar tetap hangat.

"Adek nak aik buna~"
(Adek anak baik buna~)

"iyaa adek anak baik. Nanti Daddy dan keluarganya akan datang. Adek nanti jangan rewel ya nak."

Si bayi yang mendengar jika pria yang sebentar lagi bakal jadi Daddy nya akan datang pun terlonjak senang.

"Ddy~atang?" (Daddy~ datang?)

Riri mengangguk sembari tangannya mulai memakaikan pakaian yang pantas untuk pertemuan nanti.

"Adek tunggu sini yaa,Buna mau ganti baju dulu." Lio mengangguk mendengar ucapan bunanya.

Tidak membutuhkan waktu lama,dress hitam simpel sudah melekat indah di tubuh Riri. Mata bulat Lio mengikuti langkah kemana Riri pergi. Riri kini duduk di meja rias,memoles sedikit makeup natural dan tidak terlalu tebal. Untuk yang terakhir,Riri menyemprotkan parfum dua kali.

Setelah dirasa rapi,Riri menghampiri Lio yang sedari tadi melihat kegiatan Riri. Riri membawa si bayi ke dalam gendongan koala nya. Sepatu coklat muda terpasang apik di kaki Lio,rambut yang disisir rapi menambah kadar imutnya.

Riri turun menuju dapur menghampiri bi Ratna dan Mina.

"Gimana bi,udah selesai semua?" tanya Riri yang memperhatikan makanan yang ada di meja.

"Tinggal menunggu nasi dan minumnya,buk."

Riri mengangguk,sedang serius melihat makanan terdengar suara bel. Riri tersenyum tipis menrka jika itu adalah keluarga calon suaminya.

"Biar saya saja,bi." ucap Riri saat bi Ratna ingin melangkah membuka pintu.

bi Ratna mengangguk lalu tersenyum "Iya buk."

Riri berjalan menuju pintu utama dengan Lio di gendongannya. Lio tampil manis malam ini dengan pacifier yang terus di mulutnya.

Riri membuka pintu dan nampaklah beberapa orang yang berdiri menunggu tuan rumah membuka pintu. Riri tersenyum melihatnya dan mempersilahkan mereka semua untuk masuk.

"Ddy~" panggil Lio mendayu kemudian tangannya merentang meminta gendong saat melihat Arthur.

Arthur terkekeh gemas kemudian mengambil alih Lio ke dalam gendongannya dan langsung mencium pipi berisi itu.

Riri mempersilahkan tamunya untuk duduk diruang tamu. Riri duduk di sebelah kanan Arthur yang sedang memangku Lio,sedangkan di sebelah kiri Arthur duduk Abian yang sedari tadi memainkan tangan bantet Lio.

Abian menatap Lio dengan diam. Hatinya membuncah bahagia karena kehadiran Lio. Sedang asik menatap buntalan yang berada dipangkuan Daddy nya,ponsel yang berada di kantong celananya bergetar. Segera Abian ambil ponselnya dan melihat terlihat pesan dari grup teman-temannya.

Lio Mandang Abian dan ponsel yang dipegang Abian bergantian. Tangan mungil itu berusaha menyentuh pergelangan tangan Abian. Abian melihat tangan mungil itu yang memegang tangannya dan menatap Lio dengan senyum tipisnya.

Dengan pacifier yang masih bertengger di mulutnya serta hisapan yang kuat itu membuat pipi penuh lemak Lio bergoyang. Abian sangat gemas,menyimpan ponselnya lalu segera mengambil alih Lio dari Daddy nya.

Arthur yang merasa ada yang mengambil Lio pun menoleh dan melihat Abian. Memilih membiarkan Lio bersama Abian,kini Arthur beralih untuk merangkul pinggang Riri mesra membuat si empu merona malu.

Riri mengalihkan pandangannya ke arah bi Ratna yang berjalan mendekat.

"Maaf mengganggu nyonya,tapi makan malam sudah siap." ucap bi Ratna diangguki Riri.

Riri menatap mereka semua lalu tersenyum.

"Mari makan sekarang,makanannya sudah siap sekarang." ajak Riri diangguki mereka.

Mereka berjalan menuju meja makan dimana semua makanan sudah tersaji. Makanan yang menggunggah selera itu mengundang perut mereka yang sedari tadi meminta diisi.

Riri mempersilahkan opa darion untuk duduk di kursi keluarga. Dan mereka semua duduk di kursi masing-masing.

Makanan yang sudah dihidangkan kini mereka nikmati dengan khidmat. Beberapa pujian mereka sampaikan dalam hati menikmati betapa enaknya makanannya.

"Ini semua kamu yang masak?" tanya Sovia memandang Riri.

Riri tersenyum lembut kemudian mengangguk pelan "iya mbak,dibantu juga sama bi Ratna dan Mina."

"Enak Bun,restoran bintang lima lewat ini mah." celetuk Dafi sembari menikmati makanannya,bahkan sekarang dia kembali menyendokkan nasi dan sayur ke dalam piring makannya. Bahkan Sovia sang mama pun menatap malu kelakuan bungsunya itu. Ingin rasanya dia tenggelamkan si bungsu di rawa-rawa.

Riri terkekeh geli "Makan yang banyak kalo enak."

Dafi semakin semangat untuk mengambil apapun yang ada di depannya. Dafa yang duduk di sebelahnya pun menendang kaki Dafi kemudian menatap tajam kembarannya.

Sedangkan Dafa yang ditatap seperti itu hanya mengabaikan saja,kapan lagi bisa makan makanan seenak ini dengan puas,pikirnya.

Sedangkan di kursi lainnya,kini Arthur yang memangku Lio tengah menyuapi si bayi nasi yang sedikit lembut dengan sayur sop buatan Riri.

"Biarkan Lio bersamaku saja mas. Mas makan saja." ucap Riri di jawab gelengan dari Arthur.

"Tidak apa-apa,biarkan baby bersamaku saja." tolak Arthur dengan halus.

Arthur memang lebih senang jika Lio bersamanya. Dia sudah menyayangi bocah gembul yang ada di pangkuannya kini. Bocah yang sebentar lagi akan menjadi anaknya juga.

Oma yang melihat perilaku tak biasa dari Arthur tersenyum lembut. Sejak dulu setelah perceraian,Arthur adalah pribadi yang dingin tak tersentuh bahkan bersama keluarganya sendiripun sama saja,mudah terpancing emosi,bahkan tidak terlalu dekat dengan sang anak. Tapi kini semenjak kehadiran Riri dan Lio,es itu mencair perlahan,jarak yang dibuatnya terhadap Abian mulai mendekat. Berbagai ekspresi wajah yang sebelumnya tersembunyi kini menampilkan raut baru. Seolah-olah Arthur terlahir kembali. Oma senang dengan itu,berharap ke depannya anak bungsunya tetap seperti sekarang,penuh ekspresi. Bukan hanya Arthur,semua keluarganya termasuk Oma sendiri pun merasa senang atas kehadiran Riri dan Lio.



------------------

Yuhuuu......

Kembali lagi bersama kesayangan kitaa,.....Lio

Maaf yaaa baru update sekarang,kemaren idenya lagi buntu.

17/10/24

TBC!!!!!!!

Zalion SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang