2

2.9K 291 23
                                    


Happy Reading

_____

Pagi yang cerah di panti sinar kasih, hari ini sama seperti hari-hari yang biasanya anak-anak akan bermain dan melakukan apa yang mereka inginkan sama seperti Arviesha, saat ini ia duduk sambil membaca buku di bawah pohon yang berada di ujung wilayah teras panti setelah melakukan sarapan bersama tadi, namun ketenangannya harus hancur saat matanya tak sengaja melihat siluet Reivano yang berjalan sambil melompat-lompat kecil menghampirinya.

"Arvie kamu tau ga kak shaka bakalan dapet beasiswa di sekolah lukis oleh seseorang yang suka sama lukisan nya kak shaka" ucapan ceria dari Reivano saat mendekati Arviesha dengan semangat.

"Hmm aku tau" jawab Arviesha dengan tenang ia masih fokus dengan bukunya

"Arvie tau tidak kalau suster Mei akan menikah minggu depan nanti"

"Ya aku tau"

"Arvie Arvie kucing ternyata suka mencakar kain karena bosan"

"Ya"

"Arvie semut ternyata tidak punya paru-paru"

"Ya"

"Arvie siput punya gigi juga loh"

"Ya aku tau"

"Arvie kita ternyata kembar"

"Ya aku tau"

"..."

"Apa tidak maksudku kita bukan kembar, sudah cukup Rei sebenarnya apa yang kau mau?" jengah sudah Arviesha dengan kelakuan Reivano yang diluar akal seorang Arviesha, kalau begini kapan hidup nyaman Arviesha akan terjalankan

"Hehe habisnya Arvie jahat sekali tidak mau bermain dengan Rei"

"Kau kan bisa bermain dengan yang lain, kenapa selalu mengikuti ku"

"Yah mau bagaimana karena Arviesha yang aku suka hehe"

"Ngomong-ngomong aku mau memberikan kue ini ke warung kamu ikut yah~~" ucap Reivano yang ternyata sedari tadi membawa kota kue untuk dijual dengan menitipkan nya ke warung-warung

"Kau kan bisa pergi sendiri"

"Kalau aku pergi sendiri bagaimana jika ada yang menculik ku, aku kan imut, lucu dan lembut belum lagi aku anak pemalu dan baik hati, kepala panti pasti akan sedih jika aku hilang" ujar Reivano sambil mengedipkan mata beberapa kali dengan wajah yang diimutkan, walaupun sebenarnya memang imut sih tapi beda lagi kalau yang melihatnya Arviesha, entah kenapa rasanya sangat memuakan baginya.

"Ck baiklah ayo pergi sebelum siang" ucap Arviesha sambil berdiri dari duduknya dan mulai berjala dengan disusul Reivano yang senang

Yap lagi dan lagi entah ini memang kekuatan dari seorang protagonis atau memang Arviesha yang tak bisa mengabaikan apalagi menolak seorang Reivano. Ia merasa seakan ia terjebak oleh semua tingkah laku Reivano, pokonya ia harus banyak-banyak bersabar dan menghindar.

Perjalanan dari panti ke sebuah warung tepat di tepi jalan memakan waktu 15 menit dengan berjalan kaki waktu yang sedikit tapi tak banyak orang menyukai berjalan kaki. Keduanya berjalan beriringan dengan sesekali mengobrol atau sebenarnya hanya Reivano yang banyak berbicara Arviesha hanya menanggapi sedikit saja. Saat mereka berjalan pulang menuju panti, mereka melihat sebuah motor terguling dengan satu orang laki-laki remaja terbaring di sisi jalan dengan kepala yang bercucurkan darah. Mereka pun langsung menghampiri nya dan mencoba membantu dengan menolong sang remaja karena jalanan yang sepi

"Abang baik-baik saja?" ujar Reivano yang mencoba membantu remaja lelaki itu untuk duduk, jujur saja Reivano terkejut karena ia tak baru pertama kali melihat seseorang terluka seperti ini.

Figuran : Arviesha. LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang