6. Go Into You ✈️

1K 33 1
                                    

Sinar mentari hangat ke emasan menembus tirai-tirai tipis kamar Theodor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari hangat ke emasan menembus tirai-tirai tipis kamar Theodor. Bayang-bayang mulai muncul membentuk siluet tertentu, termasuk siluet Theodor yang tengah duduk bersandar pada headboard.

Matanya menatap teduh Maria yang masih meringkuk dibalik selimut tebalnya, lengannya mengelus lembut rambut yang berantakan itu. Rasanya sangat tak nyata, wanita yang selama ini ia mimpikan, dengan lancang nya kini ia buat tak berdaya diatas tempat tidurnya.

Maria-nya..cintanya kini tak akan pergi kembali kan?

"Enggg" Maria nampak menggeliat kecil membuat Theo terkekeh gemas.

Netra indah itu perlahan terbuka, sebentar Maria nampak melamun sembari menatap wajah kekasihnya. Theo benar-benar dibuat gemas oleh kekasih kecilnya itu.

"Kenapa hmm?" Suara berat Theo menyadarkan Maria, bahwa semua ini bukan mimpi belaka, ia sudah menjadi milik Theo begitupun sebaliknya.

"Engga hehe, selamat pagi Theo" Maria tersenyum lebar hingga matanya menyipit lucu.

"Shit"

Theo buru-buru membaringkan tubuhnya kembali dan merengkuh Maria kedalam pelukan hangatnya.

"Pacar siapa ini? gemes banget" Ditatapnya wajah cantik Maria penuh puja.

"Apaan sih! eh ini jam berapa?"

"Masih jam 6, tidur lagi ya" Theo memejamkan matanya, kedua lengan kekar-nya memeluk pinggang ramping Maria yang tertutup selimut tebal dengan erat.

Maria hanya diam sembari menatap wajah Theodor yang begitu menawan padahal baru bangun tidur. Ia jamin mukanya pasti berbanding terbalik dengan Theo.

triingggg

Dering ponsel mengalihkan perhatian Maria. Ingin rasanya ia ambil ponsel itu namun kedua lengannya berada dalam pelukan erat Theodor! Ia tarik pun percuma.

"Theo" Maria memanggil pelan, hampir seperti bisikan.

"Theoo~ awas dulu aku mau ambil ponsel" Kali ini dengan suara manja dan mendayu, namun Theo tidak bergeming sama sekali.

Menghela nafas sebentar, ia tahu Theo masih sadar karena sesekali Theo mengelus punggungnya dan mengendus dadanya. Okay! Maria akan mengeluarkan jurus terakhir, jurus anak bungsu andalannya.

"unggg sayang~ lepas dulu ya pelukannya Maria mau angkat dulu teleponnya okayy baby~ kalau ga awas Maria marah uhh" Maria berbicara dengan nada imut dan suara manjanya, jangan lupa pipinya yang dikembungkan meski Theo tak melihatnya.

Mendengar itu mata Theo langsung terbuka lebar, ditatapnya Maria yang masih sok imut dengan terkejut. Tanpa kata Theo langsung bangkit dan masuk kedalam kamar mandi, membuat Maria melongo speechless.

Mine 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang