7. Car 🚗 🚘

789 8 0
                                    

Maria menatap diam buket bunga indah dipangkuannya, pandangannya nampak kosong berusaha mencerna situasi yang ada. Hati Maria rasanya berdegyp kencang dengan pikiran yang berkecambung, ia senang Theo datang nenghampirinya, namun juga kesal karena Theo sengaja mengabaikannya demi memberi kejutan, dan malu karena menjadi pembicaraan orang-orang di kampus.

Theo sendiri dengan tanpa dosanya tersenyum menatap jalanan di depannya. Sebelah tangannya menggenggam jemari mungil Maria, sebelah lagi mengendalikan mobil yang mereka tumpangi. Jujur saja jantung Theo rasanya ingin meledak karena terlalu bahagia bisa bertemu wanitanya, setelah dengan sengaja ia jauhi untuk memberi kejutan ini.

"Aku marah"

"Ekhem" Theo berdeham kecil sembari menutup mulutnya dengan lengan, berusaha menyembunyikan senyumannya yang tak bisa ia tahan.

"Aku marah loh!" Maria menoleh menatap Theo dengan bibir dimajukan.

"Iya sayang ekhem iya kamu marah, maaf ya haha maaf hmm?" Theo tak bisa menyembunyikan tawa gemasnya pada pacarnya itu.

"Ihhh tau ah nyebelin! ngerasa ga berdosa banget ya udah ngilang terus muncul lagi, mana sok sokan kek pemain sinetron lagi pake bawa buket ke kampus aku" Maria membuang mukanya kesal.

"Jadi kamu marah ya aku ke kampus kamu? maaf ya sayang aku gatau kalau kamu malu, tadinya aku mau kasih surprise nanti, tapi aku gakuat nahan rindu" Theo berusaha menggunakan nada memelas agar Maria merasa kasihan padanya.

Gotcha! Theo hampir saja menyeringai saat melihat Maria berbalik badan dan menatapnya bersalah. Ah sungguh wanitanya ini luar biasa gemas hingga membuat Theo ingin mengurungnya di dalam kamar.

Haruskah?

"Eh..bukan gitu maksud aku! Umm aku seneng kok kamu datang apalagi bawa bunga secantik ini, aku cuma malu dikit aja, dikit....banget sedikit ini" Maria mendekatkan jari telunjuk dan jempolnya membentuk ruang kecil.

"Beneran seneng?" Theo menatap Maria sekilas.

"Umm seneng, seneng banget hahahah, makasih ya sayangku" Maria tertawa canggung sembari menggaruk pipinya.

cup

"Ekhem, iya sama-sama heheheh" Theo cengengesan dengan muka memerah saat Maria mencium pipinya singkat. Aaa Theo baper maksimal!!

Mobil Theo berhenti di depan sebuah restoran mewah yang nampak cukup privasi. Theo menggenggam lengan Maria dan menuntunnya menuju meja yang telah ia pesan, meja dengan pemandangan malam kota yang sangat indah.

"Wow" Maria tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada interior dan pemandangan yang tersaji.

"Suka hmm?" Tanya Theo sembari menyeret sebuah kursi untuk Maria duduki.

"Ya, aku gatau ada restoran sebagus ini di ibu kota" Maria menatap Theo yang duduk disebelahnya.

"Ini restoran baru Mommy, resmi dibuka minggu depan. Tapi berkat pacar keren kamu ini, kita bisa jadi orang pertama yang makan dan nikmatin view disini" Theo berekspresi tengil membuat Maria mendengus, apa benar Theo yang dingin bisa jadi sealay ini?

"Dasar"

"Permisi tuan muda dan nona, Ingin memesan apa?" Seorang waiters dengan sedikit menunduk menghampiri mereka.

"Mau pesan apa baby?" Theo menyerahkan sebuah buku menu dengan sampul kulit mewah pada Maria.

"Aku..terserah aja deh, kamu mungkin paling tau menu paling enak disini" 

"Okay"

Maria menatap keluar jendela, lampu gedung gedung disekitar yang berkilauan nampak indah di malam hari, namun lebih indah lagi suansa malam ini. Tak pernah Maria bayangkan ia akan melakukan dinner date dengan Theo, lelaki impiannya itu. Duduk bersebelahan dengan suasana penuh cinta, mana berani Maria membayangkannya dulu.

Mine 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang