3. Always Mine🫂❤

2.3K 59 3
                                    

Maria memajukan bibirnya kesal, ditatapnya pria diujung meja dengan penuh permusuhan. Pagi ini Theo tiba-tiba menerobos kamar hotelnya sembari membawakan troli sarapan khusus untuk mereka, garis bawahi 'menerobos'. Uang memang sangat mengerikan, hanya dengan setumpuk kertas Yen, pria itu bisa mendapatkan kunci pintu kamar hotelnya.

"Apa aku lebih menggoda dari sarapan itu, baby?" Suara berat itu membuat Maria mendengus sinis.

"menggoda dari mana, mau muntah yang ada" balas Maria dengan wajah julidnya.

"Ya kamu gaakan tau sebelum kamu coba iyakan?" Theo menyeringai sembari menatap sesuatu dibalik celana bahannya.

"Dasar mesum! pergi dari kamarku tuan Theodor yang terhormat! Aku akan berbaik hati tidak melaporkan ini pada Daddy" Maria menatap Theodor dengan malas.

"Habiskan sarapanmu baby, aku akan mengajakmu berkeliling. Dan ancamanmu tidak berlaku sayang, karena aku sudah mendapatkan izin tuan William"

"Apa?! gamungkin Daddy kasih izin orang aneh kaya kamu"

"Baby, habiskan sarapanmu atau kamu yang aku makan sebagai sarapan"

Mendengar ucapan Theodor, Maria buru-buru menghabiskan sepiring sarapan ala Jepangnya. Theodor tersenyum dalam diam, gadisnya memang sangat menggemaskan.

Setelah sarapan Theo memberi Maria waktu untuk bersiap-siap. Mengingat perjuangannya meminta izin pada William untuk membawa putri kesayangannya jalan-jalan membuat Theo mendengus. Tapi semua itu sepadan karena kini ia bisa berduaan dengan cintanya.

ceklek

Telinga Theo memerah menatap Maria yang sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telinga Theo memerah menatap Maria yang sangat cantik. Namun matanya menajam ketika menyadari betapa pendeknya rok Maria. Tidak! hanya dia yang boleh melihat paha cantik dan mulus itu.

"Ganti roknya Baby"

"Dih gamau!" Maria memilih abai dan membenarkan letak mantelnya yang sedikit miring.

"Hahh Baby..." Theo mengehela nafas kasar, jiwa posesifnya meronta-ronta.

"Yaudah gausah pergi! kamu maksa aku buat siap-siap pergi ke tempat yang aku gatau, masa sekarang kamu mau maksain selera fashion kamu juga" tanpa sadar Maria merengek dengan mata berkaca-kaca.

"Ohh baby, suut iya maaf ya, kamu boleh pake ini sayang. Kalau dingin bilang ya biar kamu pake mantel aku okay?" Theo bergerak cepat mengelus pipi tembam Maria dan memeluknya lembut.

Maria mengangguk samar, pipinya memerah dengan dada berdebar kencang. Sungguh, apakah Maria semurahan ini?! baru dipeluk udah baper!

"Kita pergi sekarang ya? biar pulangnya ga kemaleman" Theo tersenyum tipis dan menuntun Maria keluar.

Jika saja Theodor tidak bodoh dahulu, pasti Maria sudah jadi cegil sekarang. Selain lembut, Theo juga sangat act of service, hingga membuat Maria meleleh.

Mine 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang