Hai, selamat membaca....
Tandai ya kalau ada typo
<><><><><>
Reva mengurungkan niatnya yang akan berangkat sekolah. Ia mengganti seragam sekolahnya dengan gamis berwarna hitam. Lalu, ia memesan ojek online dan segera pergi ke rumah Azhar.
Saat sampai di rumah Azhar, Reva melihat bendera kuning yang sudah terpasang di tembok depan rumah, juga orang-orang yang berada di luar maupun dalam.
Reva langsung masuk ke rumah, dan yang pertama ia lihat adalah Amira yang tengah menangis dalam pelukan Ashraf.
Lalu Reva mencari keberadaan Azhar, dimana lelaki itu?
Kemudian, Reva memberanikan ke kamar Azhar karena ia pikir Azhar ada di kamarnya, dan ternyata benar. Azhar sedang berjongkok di pinggir kasur dengan kepala yang menunduk dan bertumpu pada kedua lututnya.
"Abang," panggil Reva mengusap bahu Azhar, membuat lelaki itu mendongakkan kepalanya.
Reva langsung memeluk Azhar, membuat tangis Azhar pecah seketika.
"Bunda pergi, Na. Bunda pergi," lirih Azhar di sela-sela tangisnya
Reva tak membalas ucapan Azhar, ia terus mengelus punggung juga kepala Azhar, membiarkan lelaki itu menumpahkan tangis dalam pelukannya.
"Bunda mau di makamin kapan?" Tanya Reva
"Nanti siang, nunggu keluarga bunda dari Tasik," jawab Azhar dengan suara pelan
Merasa tangisan Azhar sudah berhenti, Reva melepaskan pelukan mereka lalu menangkup wajah Azhar dan menghapus sisa air mata di pipi lelaki itu.
Mereka bertatapan beberapa detik hingga Azhar baru tersadar satu hal.
"NA!" Ucap Azhar yang tentu saja membuat Reva terkejut
"Astagfirullah, apa bang?" Tanya Reva
"Kamu kenapa disini? Gak sekolah?" Tanya Azhar membuat Reva menghela napas pelan
"Abang nanya kenapa? Ya abang pikir aja, gak mungkin kan kalau aku ke sekolah disaat orang terdekat aku lagi berduka. Lagian, kalau seandainya aku sekolah, yang bakalan meluk abang kayak tadi siapa? Kalau aku gak dateng kesini, pasti abang masih diem dikamar terus mendem semuanya sendiri, iya kan?" Jawab Reva sedikit meninggikan bicaranya.
Ya, begitulah Azhar dan Reva. Sebelumnya mereka saling menguatkan satu sama lain, eh beberapa detik kemudian malah meributkan hal yang tidak penting.
"Gak usah marah gitu, abang kan nanya nya baik-baik,"
Reva memutar bola matanya kesal, lalu ia berdiri.
"Kemana?" Tanya Azhar
"Ke bawah, abang masih mau di kamar?"
"Enggak, abang juga mau kebawah,"
Saat sudah sampai bawah, Azhar menghampiri Amira dan langsung dipeluk oleh adiknya tersebut.
"Makasih," ucap Ashraf yang dibalas senyuman kecil oleh Reva
<><><><><>
"Abang, pulang yuk, udah mendung," bisik Reva
Ya, bunda sudah selesai dimakamkan, dan tersisa keluarga saja yang berada di area pemakaman.
Azhar mengangguk, lalu mengajak keluarganya untuk pulang.
"Aa mau kemana?" Tanya Azhar saat Ashraf pergi ke arah berlawanan
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Fire
JugendliteraturReva Alzena Bahira, seorang wanita yang menyukai hujan dan dunia malam. Setiap kali dirinya memiliki masalah, ia harap hujan turun agar ia bisa menangis dibawah guyuran air hujan, namun jika hujan tak turun, ia akan mendatangi club malam hanya untuk...