Hai, selamat membaca.....
<><><><><>
"Reva pindah?" Tanya Azhar menghampiri Rangga
"Iya, tadi malam udah pergi ke Singapura," jawab Rangga
Azhar baru ingat jika kemarin Reva berniat untuk menginap di rumahnya, namun tiba-tiba saja Rangga menelepon dan menyuruh Reva pulang.
"Naha ngedadak? Reva gak pernah ngasih tau kalau dia mau pindah," bingung Azhar
"Nya teuing atuh, aing gè karèk apal kamari," timpal Rangga
Azhar berlalu menuju kelas, meninggalkan teman-temannya. Ia mengirim pesan pada Reva namun hanya ceklis satu, ia juga menghubungi gadis itu, dan tidak ada jawaban.
<><><><><>
Disisi lain, Reva sedang termenung di pojok kamarnya. Ia menatap jendela yang tertutup gorden dan hanya memperlihatkan sedikit cahaya itu dengan tatapan kosong.
Hingga suara ketukan pintu terdengar, Reva menghapus sisa air mata di pipinya, lalu membuka pintu kamarnya.
"Saya mau ke rumah sakit, kamu jaga rumah, jangan keluar jika tidak mendapat izin dari saya, ngerti?" Ucap papah Reva
"Aku ikut ke rumah sakit boleh? Mau jenguk mamah juga," pinta Reva
"Gak boleh, istri saya tidak mau bertemu dengan kamu," sahut papah Reva yang langsung berlalu begitu saja.
"Kenapa aku malah ngerasa asing di keluarga aku sendiri?" Batin Reva
Reva merebahkan tubuhnya di kasur, ia mengambil ponsel dan menyalakannya. Terlihat banyak pesan dan panggilan dari Azhar membuat Reva tersenyum miris.
"Bang Azhar, Zena kangen," lirih Reva
<><><><><>
2 tahun kemudian......
"Happy graduation, adik abang," seru Rangga menghampiri Reva dan memeluknya
Reva tersenyum, lalu matanya melihat ke sekeliling.
"Papah sama mamah mana?" Tanya Reva
"Papah ada meeting sama client, mamah juga lagi reuni sama temen kuliah nya," jawab Rangga
Reva menunduk mendengar jawaban Rangga. Bahkan, di hari kelulusan sekolah pun, orang tuanya lebih mementingkan orang lain dibanding anaknya sendiri.
"Sebagai hadiah karena udah lulus, kamu mau apa?" Tanya Rangga berusaha menghibur Reva
"Aku mau ke Indonesia," jawab Reva dengan tatapan penuh harap
Rangga tersenyum, lalu ia memperlihatkan tiket pesawat yang sudah ia pesan lewat ponselnya.
"Udah abang pesenin sebelum kamu minta," beritahu Rangga
"Aaa makasih, abang aku emang peka deh," girang Reva
"Kita terbang nanti malem, jadi sekarang mau kemana dulu?" Tanya Rangga
"Langsung pulang aja, aku mau siapin pakaian buat ke Indo," jawab Reva yang langsung pergi meninggalkan Rangga
<><><><><>
Reva melihat area bandara dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya.
Setelah dua tahun lalu ia meninggalkan Indonesia, hari ini ia kembali ke tanah kelahirannya.
"Tunggu bentar, temen abang lagi di jalan mau kesini," ucap Rangga yang hanya dibalas anggukan oleh Reva karena gadis itu fokus memotret sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Fire
Ficțiune adolescențiReva Alzena Bahira, seorang wanita yang menyukai hujan dan dunia malam. Setiap kali dirinya memiliki masalah, ia harap hujan turun agar ia bisa menangis dibawah guyuran air hujan, namun jika hujan tak turun, ia akan mendatangi club malam hanya untuk...