9

1.7K 451 84
                                    

Gak lama kan mami updatenya 🤗

Sebelum baca vote dulu, lanjut komen ya, kalau rame mami bakalan cepat up, DM ig aja buat ingatan aku up!

____

Roda kehidupan memang selalu berputar, tak selamanya yang kita inginkan akan berjalan dengan semestinya, Halano merasakan itu semuanya, dulu hidupnya begitu teramat bahagia ia memiliki orang tua yang teramat menyayanginya, memberikan kasih sayang seluas samudera, apapun keinginan Halano detik itu juga akan di kabulkan.

Terlahir dari keluarga bersendok emas membuat Halano begitu manja, ia tidak bisa melakukan sesuatu sendiri, Halano harus dibantu, bahkan makan pun harus disuapi, memasang sepatu saja anak itu tidak bisa. Maka disaat hari kehilangan orang tuanya tak heran Halano begitu terpukul, hati dan jiwanya benar-benar hancur.

Dalam nestapa kehilangan yang lara pilu mengoyak jiwa. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari kehilangan.

Rasanya di hari itu Halano ingin mati menyusul kedua orangtuanya, Halano takut hidup sendiri, Halano tidak bisa jujur. Kehilangan benar-benar membuat hidupnya terpuruk, ia memang mempunyai segalanya, bahkan Halano sekarang sudah mulai berani, Halano berani melawan semua ketakutan dalam hidupnya.

"Hiks." Setetes air mata yang sudah mati-matian Halano tahan pada akhirnya meluruh dalam kesunyian malam ini.

"Kangen Mommy, Daddy." Mata Halano tak lepas menatap bingkai foto besar yang tertempel di dinding kamarnya, berisi poto bahagia mereka, ada dirinya yang berada ditengah di peluk oleh mommy dan Daddy-nya.

"Kenapa kalian enggak pernah datang ke mimpi Al," Halano tidur telentang menatap langit-langit kamarnya.

Dalam keheningan kepala itu tak bisa di ajak berkompromi untuk segera tidur, Halano bolak-balik dengan pikiran berkecamuk.

"Maap ya Mommy, Daddy, Al janji cuman malam ini sedihnya."

"Kata bibi Al juga harus bahagia jangan terus menerus bersedih pasti di atas sana kalian lihat Al kan?" Halano menjeda ucapannya beberapa detik.

"Al punya banyak kakak bodyguard, walaupun mereka sering nakal mereka juga lindungin Al kok." Kamar yang gelap itu tak menyamarkan senyumnya kala ia teringat betapa khawatirnya Tandra sore tadi bahkan sampai mencari preman yang mendorong dirinya.

"Al sayang banyak-banyak ke kakak, apalagi kalau mereka sering baikin Al, pasti rasa sayang Al sebanyak dunia." Dalam sesaat anak itu terkekeh, moodnya benar-benar tidak bisa di tebak.

"Buat Mommy dan Daddy jangan khawatir ya, Al sekarang sudah besar, Al juga banyak yang jagain, dunia baik kok ke Al, kalau nanti Al sudah lelah jalannya boleh kok jemput Al bawa ketempat baru Mommy dan Daddy." Halano mengecup poto kedua orang tuanya yang sempat ia ambil dalam lemari beberapa menit lalu, kemudian menyimpan kembali ke tempatnya.

****

"Bang geseran."

Mahendra mendengus sebal kala Yarsa memaksa duduk di sofa yang sudah penuh, padahal di sebelahnya masih ada single sofa tapi masih saja memaksa duduk ditempat yang sudah sempit.

"Bang sadar badan lo segede titan masih aja ikut nyempil." Ucap Jetrho.

"Tau, tuh emang ada tempat kosong." Sahut Yarsa lempeng.

"Makanya pindah."

"Males."

"Tapi sempit bang elah."

"Yaudah lo aja yang pindah sana."

"Gak! Gue duluan yang disini." Jawab Jetrho tentunya tak mau mengalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Boss and Seven Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang