3

6K 719 108
                                    

Namanya juga bersekolah di hari pertama tentu masih semangat membara untuk melanjutkan di hari esok, tapi pastinya juga ada capek dan lelah karena beraktivitas di sekolah. Apalagi ini Halano anak yang baru pertama kalinya menginjakkan kakinya ke tanah, maka jangan di tanya lagi seberapa kasihan anak itu sekarang.

"Huaa kaki Al pegal-pegal." Dumelnya kala sudah masuk kedalam mobil.

"Cih lemah banget." Decih Mahendra.

"Emang Al lemah kok, pasti bentar lagi Al enggak bisa jalan karena kaki Al sakit." jawabnya sangat teramat polos.

"Potong aja kaki lo sekalian, enggak guna!"

Kalimat dari Mahendra sukses membuat Halano sebal bukan main, jangan berfikir jika anak itu akan marah, mengajak Halano berbicara benar-benar harus menyiapkan mental dan jawaban agar tak kesal nantinya.

"Kalau di potong Al enggak punya kaki dong? Gimana Al bisa jalan?"

"Bagus, jadi lo enggak nyusahin kita lagi!" Cetus Mahendra.

"Sudah, sudah, kalian berdua enggak mungkin berantem sekarang kan?" Jetrho mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag.

"Nih buat Al dari Mamah katanya Al suka cookies coklat." Ucap Jetrho, Mahendra yang berada di kursi depan menoleh menatap tidak percaya.

"Dari Mamah? Kok bisa, maksudnya kenapa harus dia, kan bukan anaknya."

Mendengar pertanyaan dari adiknya Jetrho kembali menghela nafasnya. "Tanya Mamah aja kalau kamu mau tau."

Jawaban Jetrho tak di hiraukan oleh Mahendra, laki-laki beralis camar itu menutup matanya sejenak berharap kantuk datang dari pada mendengar ocehan Halano yang tak kunjung berhenti.

"Kok cuman di lihat, ayok makan."

Halano menatap lama cookies coklat yang berada di dalam toples kaca yang berwarna transparan.

"Apa ini ada racunnya??"

Ucapan Halano membuat mobil yang di naiki mereka berhenti secara mendadak, Jenggala laki-laki tampan berparas pangeran itu menengok ke belakang, raut wajah yang dingin nan angkuh itu menatap tajam mata Halano.

"Lo?" Ucap Jenggala dengan nada mematikan, membuat Halano merinding seketika di buatnya.

Percayalah dari kedelapan bersaudara itu rata-rata mempunyai Temperamen yang buruk alias kasar, termasuk Jetrho juga, tapi entah kenapa jika bersama Halano Jetrho tidak akan bisa berbicara kasar ataupun mengumpat, karena menurutnya anak itu terlalu lugu nan polos, jadi kasihan jika harus mendengar kalimat kasar yang tidak anak itu pahami.

"Jangan nuduh sembarangan! Lo pikir orang tua gue sejahat itu!" Lanjutnya yang membuat Halano menatap kaget. Bukannya tadi Tandra yang menyetir kenapa malah berubah orang pikirnya.

"Kakak kok bisa ganteng, Al nanya karena Al iri." Katanya tak nyambung kontras dengan ekspresi kagum yang berlebihan di wajah lucunya.

Jenggala menatap tak percaya, jika Tandra tidak melakukan meeting penting secara mendadak, Jenggala tak akan mau bertemu bocah ini apalagi gilirannya yang menjaga Halano masih belum.

"Iri?"

Halano mengangguk cepat lalu menggeleng lagi.

"Enggak jadi iri deh, pasti Kakak operasi kresek ya?" Tanya Halano lagi yang berhasil di hadiahi gelak tawa Jetrho berbeda dengan Mahendra yang mendengus tak suka, menurutnya tidak ada yang lucu kenapa harus ketawa.

Reaksi Jenggala tak jauh berbeda dengan Mahendra kesal, marah, menjadi satu.

"Operasi plastik Al." Kata Jetrho membenarkan.

Little Boss and Seven Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang