4

5.7K 695 70
                                    


VOTE SAMA KOMEN JIKA SUKA, JANGAN JADI SIDER😡

"Saya tidak mau tahu bersihkan semuanya, jangan sampai meninggalkan jejak sedikitpun."

Setelah mengatakan itu pria dengan jas berwarna navy itu langsung memutuskan panggilan teleponnya sepihak.

"Gimana?"

"Aman."

"Bisa-bisanya Alex lengah kali ini, bahkan dia tidak sadar mobilnya sudah di sabotase sama orang terdekatnya." Senyum penuh kemenangan dengan wajah bak psikopat itu membuang asal abu rokoknya.

Pria itu ikut terkekeh. "Yang penting rencana kita berhasil Alex dan istrinya sudah di nyatakan meninggal, tinggal target selanjutnya, Wiratama..."

"Wiratama? Tangan kanan Alex itu jangan di anggap remeh, segudang rahasia besar termasuk uang ratusan triliun yang di sembunyikan Alex, Wiratama pasi tahu soal itu."

Lagi-lagi pria itu terkekeh, tangannya mengangkat gelas kaca, di ikuti suara ketukan sepatu hitam mengkilat, membuat nada kecil penuh irama yang menemani pembicaraan kedua pria yang berwatak hampir sama.

"Hmm benar-benar menarik, singkirkan penghalangnya terlebih dahulu itu yang paling penting."

Pria bernama Malik itu sontak tertawa kecil kontras dengan wajahnya tenangnya. "Anaknya?"

"That's right." Jawabnya karena sang lawan bicara dengan mudah menebaknya.

"Kamu melupakan satu hal tentang Alex, Junho."

Junho yang tengah menuangkan minuman alkohol bermerek Macallan 64 Year Old in Lalique Itu menaikan sebelah alisnya.

"What's that?"

"Anak semata wayangnya Alex, Halano Aldevaro yang sekarang tengah di jaga oleh anaknya Wiratama." Ucap Malik meneguk minuman alkohol itu.

"Apakah Ail perlu turun untuk masalah ini."

Keduanya saling tatap, Malik langsung paham sepersekian detiknya tanpa perlu Junho menjelaskan panjang lebar.

"Rencana yang bagus, saya tunggu kabar baiknya." Kata Malik berlalu pergi meninggalkan Junho yang tersenyum miring dengan rencana gilanya.

***

"WOI WOI PERHATIAN SEMUANYA! GUE MILA SELAKU BENDAHARA DI KELAS INI, GUE MAU NAGIH ORANG-ORANG YANG BELUM BAYAR UANG KAS!!"

Mila Ratuliu cewek bar-bar dengan julukan lambe turah sekaligus menjabat sebagai bendahara kelas mereka. Tidak ada yang berani melawan jika cewek dengan bibir merah merona itu sudah berteriak kesetanan seperti ini.

"Gue lupa bayar kemarin Mil sorry ya, nih sekalian untuk minggu ini." Jihan memberikan dua lembar uang lima ribu.

"Sip Jihan, jadi besok gue enggak susah nagih lagi kalau lo udah bayar hari ini." Kekeh Mila menepuk pelan pundak Jihan, lalu melanjuti acara nulisnya karena satu persatu murid perempuan berdatangan membayarnya.

"Ayo yang belum bayar maju maju, apalagi yang cowok enggak perlu gue sebutin namanya."

Dengan wajah di setel galak Mila mengetuk keras mistar panjang keatas meja, sehingga menimbulkan bunyi keras membuat mereka memekik kaget, termasuk Halano, anak itu menghentikan acara menggambar nya di bantu oleh Oji teman barunya.

"Raja, Bayu, Beri, Yuda, Adit, Gilang Jangan pura-pura tuli ya lo pada! Kalian nih sering banget nunggak tau gak!"

"Besok Mil, uang gue ketinggalan sumpah!" Sahut Bayu menggarukkan kepalanya yang tak gatal.

Little Boss and Seven Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang