2

5.7K 646 74
                                    

Senyum bahagia tercetak jelas di wajahnya, dengan langkah riang kaki itu melangkah kecil dengan baju rapi khas anak SMA. Baju yang terlihat pas di tubuh mungilnya, kaki yang masih terbalut kaos kaki lengkap dengan motif Ironman.

"Bibi cepat, bibi cepat." Katanya saat melihat kedatangan mobil hitam mengkilat yang tampak memasuki kawasan mansion.

Bi Desi yang tengah memasang sepatu Halano ikut tersenyum saat melihat anak dari majikannya itu sudah mulai ceria lagi berbeda dengan hari kemarin-kemarin.

"Baby boy." Pekik Jetrho keluar dari mobil dengan terburu-buru.

"Kakak J." Halano tak kalah senang, kakinya meloncat-loncat menunggu Jetrho yang berlari ke arahnya.

Kakak J panggilan baru untuk Jetrho dari Halano, kata anak itu semalam ia sangat susah menyebut nama Jetrho yang belibet di lidahnya.

"Sudah siap sekolah di hari pertama?"

"SIAP!!!"

"Lucu banget sih lo." Jetrho mencubit pipi kenyal Halano.

Anak itu tersenyum lebar menampakkan giginya yang tersusun rapi, sangat lucu. Bertepatan dengan itu datang Tandra dan Mahendra yang sedari tadi lama keluar dari mobil.

Sesuai kesepakatan, mereka akan bergantian menjaga dan mengantarkan Halano, seperti hari ini tugasnya mereka bertiga terlebih dahulu.

"Nak Al nanti jangan jajan ya, ini makanan sama minum sudah bibi siapkan."

Bi Desi tidak akan pernah lupa dengan petuah dan larangan dari orang tuanya Halano, biar pun keduanya sudah tidak ada, bi Desi akan tetap menjalankan amanah dan perintah dari orang yang sudah membantu hidupnya selama ini.

Pola makan Halano begitu di jaga, anak itu banyak alergi jadi harus berhati-hati jika memilih makanan. Maka dari itu Halano tidak pernah yang namanya jajan atau makan sembarangan.

"Mahen ambil." Kata Jetrho saat bi Desi menjulurkan tas berisi bekal milik Halano.

"Kenapa aku?"

"Gak mungkin Abang kan, lagian kamu satu sekolah sama Halano jadi yang pastinya kamu harus ngawasin nih bocah makan."

Bi Desi menunduk tidak enak, "Saya minta tolong tuan pastikan nak Al makan dan minum vitaminnya."

Mahendra tidak menjawab, tapi bibirnya mengeluarkan decakan kecil. Seolah ingin mengatakan 'merepotkan'.

"Ayo berangkat nanti kesiangan." Tandra melenggang pergi, seperti biasa raut wajahnya begitu cuek.

Dari ketujuh bersaudara itu, hanya Jetrho yang sudah luluh kepada Halano. Sedangkan yang lain layaknya bongkahan es batu yang tak ada tanda mencair sedikitpun.

Jetrho dan Halano beriringan menuju mobil yang terparkir di dekat garasi, sementara Mahendra ada di belakang mengikuti langkah keduanya.

"Lo yakin gak salah kostum?"

Tandra mendekat, tubuhnya bersandar pada kap mobil dengan tangan bersedekap dada.

Halano mengerjap polos. "Kostum? Al lagi pakai seragam tau."

"Iya serah lo aja, gue ga peduli mau pakai seragam atau enggak." Sahut Tandra. "Tapi lo tau, lo norak banget, masa sudah SMA tapi penampilan lo kayak anak kecil, enggak malu apa!"

Sedari tadi Tandra menatap heran dengan penampilan Halano. Anak itu persis seperti anak TK yang ingin bersekolah, mana ada anak SMA pakai kaos kaki motif lengkap dengan tas, oh jangan lupakan topinya juga.

"Biarin, kok kakak yang marah?!"

"Lagian kata Bibi sama bibi maid Al keren kok, pak Joko juga bilang Al ganteng kayak gini. Pasti kakak iri ya?"

Little Boss and Seven Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang