07. Di atas kasur yang sama

576 77 5
                                    


Tandai typo! 

  ¯ Klandestin ¯



Asa meringis mendengar kondisi Rora saat ini. Akibat ulahnya, Rora kini berakhir terbaring lemah dengan demam yang menyerang tubuhnya.

Kini keduanya berada di rumah Asa—karena yang lebih tua merasa bertanggung jawab telah membuat Rora jatuh sakit.

Asa membungkukkan tubuhnya sembari mengucapkan terima kasih telah memeriksa kondisi Rora. Lalu dokter tersebut menepuk pelan pundak Asa kemudian pergi dari hadapannya.

Asa kembali ke kamarnya, kembali meraih jemari hangat milik Rora—bermaksud untuk menghangatkan tubuh yang pasti merasa kedinginan. Untung saja dirinya sempat menggantikan pakaian yang lebih muda dengan pakaian miliknya.

Tidak!

Jangan berpikiran mesum.

Asa melakukannya murni karena rasa bersalahnya.

Hingga tanpa sadar kini bintang terbesar di tata surya itu berganti dengan rembulan. Asa masih setia menggenggam tangan Rora dengan posisi duduk, bahkan sampai lupa mengganti pakaiannya yang kini lembab.

Anna yang sebelumnya hanya berniat untuk mengecek adiknya dibuat khawatir dengan posisi Asa yang tertidur sambil duduk, ditambah dengan pakaian yang masih lembab.

Dan juga,

Siapa yang kini berbaring di atas kasur sang adik?

Raut wajahnya melembut. Untuk pertama kalinya sang adik membawa seseorang ke rumah. Anna selalu dibuat khawatir karena Asa yang sulit berinteraksi dengan orang lain. Tapi untunglah kini sang adik bisa mempercayai orang lain bahkan sampai berani membawanya ke rumah dan membiarkan orang lain tidur di kasurnya.

Rora terlihat menggeliat kecil. Peluh tampak menghiasi sela rambut gadis itu. Anna mendekat, mengganti handuk yang berada di kening Rora, lalu kembali mengompres dahi Rora. Tangannya bergerak menyingkirkan helai rambut yang dirasa mengganggu wajah Rora.

Tunggu,

Kenapa dia terlihat sangat familiar?

Anna berpikir keras, apa yang membuatnya merasa begitu familiar dengan teman adiknya ini?

Hingga perhatiannya teralih mendengar erangan kecil Asa. Kedua mata adiknya terbuka pelan, lalu terlihat kebingungan melihatnya.

Anna tersenyum kecil, ia mengelus pucuk kepala sang adik lalu memeluknya. Asa yang tadinya kebingungan kini membalas pelukan yang begitu nyaman sembari menghirup aroma tubuh yang familiar baginya.

Anna mengernyit begitu merasakan pakaian Asa. Anna menempelkan punggung tangannya ke kening milik sang adik,

"Kamu hujan-hujanan lagi?!" Anna memekik tertahan karena masih ingat ada seseorang yang terlelap.

Yang ditanya malah hanya menyengir tanpa raut bersalah sehingga membuat Anna mencubit sisi perut sang adik.

"Awh, maaf kak tadi ga sengaja. Kakiku gerak sendiri ke lapangan."

Anna berdecak sebal, "Ganti baju kamu sekarang, Asa!"

"Ga mau, mau jagain Rora."

Oh, jadi Namanya Rora.

Anna sedikit mengerti, "Kamu ngajakin Rora hujan-hujanan sampe sakit begini?" Anna menggeleng pelan ketika sang adik malah menggaruk lehernya canggung.

"Kamu buruan ganti baju sana, ih. Sekalian mandi juga. Biar kakak masakin sup ayam buat kalian."

Klandestin | Asa X RoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang