baby boy with adult woman

BAB 4

Saat callen bangun,dia tidak melihat Asterra di sampingnya dan membuat nya sedih."tera dimana?"Ucap callen sambil turun dari kasur.

Callen keluar dari kamar untuk mencari Asterra saat hendak turun dari tangga dia melihat Asterra duduk di sofa.

Saat callen hendak memeluk Asterra,callen terkejut ternyata ada banyak orang di sampingnya membuatnya sedih dan takut.

Sedangkan di posisi Asterra.

"Eh callen bangun tuh"ucap ravensa sekretaris sekaligus teman Asterra.

Asterra pun menoleh ke belakang dan melihat callen menunduk karna menunggu Asterra selesai dari berbincangnya.

Tidak butuh waktu lama,Asterra berdiri lalu pergi berjalan ke arah callen,lalu mengangkat dagunya.

"Ada apa babe?"Ucap Asterra sambil mengelus pipi mungil callen dengan lembut.

"Eung..aku bangun dan kamu tidak ada di sampingku,itu membuat ku sedih,bahwa kau.."ucap callen dengan bendungan air matanya.

Asterra yang melihat itu kaget karna melihat callen yang akan menangis.

Asterra langsung menariknya ke pelukan lalu,mengusap punggung mungilnya.

"Ga usah nangis babe,aku tadi bangun karna teman dan adikku datang" jawab Asterra sambil menenangkan callen.

Callen terus menangis di dada Asterra hingga basah.

___________________________________________

Akhirnya callen tenang dan duduk di pangkuan Asterra sambil tertidur karena kelelahan akibat menangis.

"Jadi gimana? Lo yakin bakal cerain dia? Setelah satu tahun?tanya ravensa sambil menyeruput wine nya.

Asterra hanya diam sambil mengelus ngelus punggung callen.

"Ntahlah,terkadang dia lucu dan terkadang dia sangat menjengkelkan karna sedikit sedikit nangis,itu membuatku muak."ucap Asterra dengan wajah datar.

"Apa kau sudah memiliki perasaan kepadanya?"tanya ravensa sambil menyeringai.

"Kak,apa kakak yakin?akan menceraikan nya?walau dia terkena penyakit aneh"ucap Lovazka adik Asterra.

"Hmm.kita lihat kedepannya,apa kah aku harus bertahan atau menceraikan nya?"jawab Asterra dengan wajah tanpa emosi.