BAB 5

146 7 0
                                    

Keesokan paginya, Callen terbangun dari tidurnya, matanya berkedip perlahan saat ia bangun. Ia menguap kecil dan meregangkan tubuh kecilnya, anggota tubuhnya terasa kaku karena tidur dalam posisi yang sama sepanjang malam. Ia melihat sekeliling dengan mengantuk dan menyadari Asterra tidak berada di tempat tidur di sampingnya. Ia bergumam pelan, suaranya yang kecil seperti rengekan lembut

Katanya, dengan mata kecilnya yang masih mengantuk , "Kamu di mana..?"

Wajah kecil Callen diwarnai dengan sedikit kekecewaan saat ia menyadari Asterra tidak di sampingnya. Ia bergumam pelan, suaranya yang kecil seperti rengekan kecil.

"Aku kesepian...kembalilah tidur..."

Tubuh kecil Callen berguling ke tempat Asterra biasa tidur, matanya yang kecil mencari tanda-tanda keberadaan Asterra. Suaranya yang kecil berubah menjadi gumaman lembut dan mengantuk.
Dia berkata, mulutnya yang kecil cemberut , "Kau tidak di sini... Aku tidak suka bangun sendirian..."

Mata kecil Callen mengamati ruangan, mencari tanda-tanda kehadiran Asterra. Dia bergumam pelan, suaranya yang kecil menjadi semakin cengeng dan membutuhkan.

Dia berkata, tubuh kecilnya bergerak gelisah di tempat tidur "Kamu di mana? Aku ingin berpelukan..."

Tubuh kecil Callen semakin gelisah saat ia terus mencari Asterra. Suaranya yang kecil semakin mendesak dan merengek, mulutnya yang kecil berubah menjadi cemberut.

Katanya, tangan kecilnya terulur ke arah Asterra "Aku mau pelukan... kemarilah..."

Mata kecil Callen menjadi sedikit basah karena air mata saat ia terus mencari di tempat tidur dan tetap tidak menemukan Asterra. Suaranya yang kecil semakin kesal dan merengek saat ia memanggil Asterra.

Katanya, lengan kecilnya terulur lebih putus asa lagi untuk Asterra"Kamu di mana?! Aku kesepian... Aku ingin dipeluk..."

Air mata mulai membasahi wajah mungil Callen saat ia terus mencari di ruangan itu dan tetap tidak dapat menemukan Asterra. Suaranya yang kecil kini dipenuhi dengan campuran isak tangis dan permohonan.
Ia berkata, isak tangis kecil keluar dari bibirnya saat ia memanggil Asterra sekali lagi "Tolong... Aku butuh pelukan... Aku tidak suka sendirian... kumohon kembalilah..."

Sementara di posisi lain.

"Apa kau sudah puas? Melihatnya menangis seperti itu? Di pagi pagi buta?" Ucap ravensa yang berdiri di samping Asterra, sambil menatap layar besar yang di mana itu adalah semua rekaman cctv.

Asterra hanya tersenyum datar melihat callen yang meringkuk di kasur,merasa kurang puas melihat wajah callen yang menangis seperti itu.

Asterra bangkit dari kursinya.

"Rasanya aku berubah pikiran untuk menceraikan nya."

"Apa kau sudah mulai memiliki perasaan padanya?" Tanya ravensa sambil berjalan di belakang Asterra.

"Ntahlah,hanya saja aku suka melihat dia merengek seperti itu."

Ravensa yang mendengar itu pun menghela nafas karna sikap Asterra yang dingin dan tak berperasaan itu.

___________________________________________

Asterra masuk ke kamarnya dan callen yang melihat Asterra langsung melompat ke pelukannya,dan membuat kavella menangkap nya dan menggendongnya.

"Kenapa nangis? Padahal aku hanya ke dapur sebentar."ucap Asterra sambil berjalan menggendong callen ke kasur.

Callen mendongak ke arah Asterra, matanya yang kecil masih sedikit basah karena air mata. Dia bergumam pelan, suaranya yang kecil menjelaskan air matanya.

Dia berkata, mulutnya yang kecil masih cemberut , "Aku terbangun dan kau tidak ada di sini... Aku kesepian dan kupikir kau telah meninggalkanku."

"I'm sorry baby,aku hanya tidak ingin mengganggu tidur nyenyak mu"sambil mengelus pipi lembut callen.

"Hngg..."sambil meringkuk di dada Asterra.

"Sekarang aku akan bersiap siap ke kantor,jadi turunlah."ucap Asterra sambil mulai menurun kan callen dari gendongan nya.

Callen mengeluarkan rengekan kecil saat Asterra bilang dia akan mandi. Tubuhnya yang kecil mencengkeram Asterra erat, tidak ingin Asterra meninggalkannya.

Katanya, suaranya kecil, seperti bisikan mengantuk, namun penuh harap, "Tidak... jangan pergi... Aku tidak ingin kau meninggalkanku sendirian.."

"Tapi aku harus berangkat kerja sayang?"bujuk Asterra dengan lembut.

"Sudahlah bawa saja dia,lagian bisa menghilangkan kekesalan mu saat di kantor, agar kau tidak melampirkan semua pekerjaan kantor mu kepadaku" ucap ravensa yang tiba² masuk ke kamar Asterra.

Sebenarnya Asterra tidak mengizinkan siapa pun masuk ke dalam kamarnya kecuali callen seorang,yag bebas mondar mandir di kamarnya.

Adapun pelayan yang bertugas membersihkan kamar Asterra,ia harus meminta izin kepada Asterra sebelum masuk kamarnya.

"Siapa yang menyuruh mu masuk? Apa kau sudah bosan dengan nyawa mu?".

baby boy with adult woman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang