Taehyung 💚

72 13 1
                                    

.
.
.
.

💚💚💚💚💚

.
.
.
.










Awan mendung nampak sudah menghitam, seperti sudah tidak bisa menampung semua air yang ada didalamnya hingga tanpa diduga mereka tumpah begitu saja membasahi bumi.

Jimin berlarian menuju tempat berteduh terdekat hingga kakinya terpeleset karena licin. Untung ada lengan seseorang yang memegangi dirinya hingga pantatnya tidak harus merasakan kerasnya trotoar.

"Terimakasih telah menolongku" Jimin menunduk kepada orang yang telah membantunya barusan. Pria itu juga sedang basah-basahan. Ia mengibaskan rambutnya yang sedikit panjang itu hingga nampak keren sekali dimata Jimin. Pria dengan rambut basah dan acak2an.

"Tidak masalah nuna, senang bisa membantumu"

Jimin mengamati pria tersebut hingga ia ingat akan sesuatu.

"Taehyung ah?"

Orang itu berhenti mengibaskan rambutnya dan memandangi Jimin. Meneliti bongkahan imut itu dengan seksama. Ternyata ia kenal, dia Jimin teman seangkatannya dulu waktu masih SMA.

Taehyung terpukau melihat perubahan Jimin. Dulu ia kenal Jimin sebagai anak yang berkacamata tebal, berambut mangkok dengan poni yang menutupi seluruh dahinya, juga dia ini anak yang pendiam. Hanya suka bolak balik kelas dan perpus saat jam istirahat.

Kini Jimin terlihat sangat cantik saat tanpa kacamata, pun juga wajahnya glow up. Taehyung baru tau kalau Jimin secantik ini. Sayang saja dulu selepas SMA Taehyung tidak pernah lagi bertemu Jimin hingga detik ini.

"Kau habis darimana?" Tanya Jimin karena melihat Taehyung hanya diam saja memandanginya.

"Em.. Dari sana sih. Nyari makan" Kata Taehyung menunjuk resto yang ada diseberang jalan.

"Oh kau akan makan siang?" Tanya Jimin lagi. Taehyung hanya mengangguk.

"Gimana kalau kita makan bareng?" Tawaran Jimin disetujui oleh Taehyung lalu mereka meminjam payung dari pos satpam dikantor tempat Taehyung bekerja.

Mereka kini duduk berdua didalam gazebo yang ada ditaman dekat2 situ. Jimin membuka bekal makannya. Isinya sungguh tak terduga, banyak macamnya sudah seperti porsi makan orang se-kabupaten. Padahal niat Jimin tadi cuma mau pergi keluar nyari novel keluaran terbaru sebentar saja, eh Seokjin dengan hebohnya menyiapkan makan siang jika Jimin tidak sempat pulang makan. Alhasil ini yang terjadi.

Taehyung membandingkan dengan makanan yang ia beli barusan, hanya berupa sebungkus nasi dan lauknya. Ia jadi insecure.

"Nih, makan aja, aku gak bakalan habis" Jimin menggelar semua makanannya Taehyung ngiler dan meneguk ludahnya, ini semua makanan enak.

Jimin mulai menyumpit brokoli dan memasukkan kedalam mulutnya, ia melihat Taehyung sibuk memandangi makanannya tersenyum kecil dan menyuruhnya untuk cepat makan. Takut telat balik ke tempat kerjaan.

Ditengah serunya makan Taehyung dan Jimin mengobrol ringan seputar kehidupan mereka terkini.

Taehyung bekerja disebuah perusahaan percetakan buku setelah menyelesaikan kuliahnya, sedangkan Jimin ditanya kerja apa jawabannya nganggur. Taehyung mengangguk, ia pikir karena Jimin anak orang kaya pasti soal keuangan tidaklah merasa kesulitan lagian Jimin adalah anak tunggal, pasti sangat disayang oleh orangtuanya.

Sedikit menggelitik hatinya, Taehyung iseng menanyai tentang hubungan percintaan Jimin, kiranya kosong mungkin ia akan maju untuk jadi pacarnya, Jimin cantik, dulu Taehyung sempat naksir saat Jimin masih berupa manusia cupu dan kutu buku di SMA. Tapi sampai saat mereka lulus pun tidak ada satu pernyataan pun yang diucapkan dari mulut Taehyung. Teman2nya mengejeknya karena Taehyung suka kedapatan nulis atau coret2 buku dan mejanya dengan nama Jimin. Mereka bilang kalau sampai Taehyung jadian sama Jimin mereka akan mengerjai Jimin habis2an karena mereka kira Jimin itu cupu dan mudah diinjak.
Makanya Taehyung tak berani bilang, ia lebih memilih diam dari pada Jimin yang jadi korban bully teman2nya.

6 SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang