Bab 2 Menyakitkan

17 4 3
                                    


"Jo... Hentikan! Ini sakit...!" jeritnya seraya meringis.

"Enggak akan Xena...!" bentaknya, "Kamu tahu? Aku mencintaimu sejak kelas satu. Aku rela menahan segala perasaanku demi melindungimu. Ini salahmu! Kenapa kamu di takdirkan sebagai orang miskin, sehingga aku tidak punya kekuatan untuk memperjuangkan apa yang aku mau. Dan sekarang, kamu seenaknya pacaran sama orang lain di depanku? Hahaha... Gak akan pernah aku membiarkan orang lain memilikimu. Kamu hanya milikku!" hardiknya.

Jonathan semakin melampiaskan segala kemarahannya, dengan mendorong bokongnya bertubi- tubi dan lebih cepat daripada sebelumnya. Dia menghantam keras kewanitaan Xena tanpa ampun. Jonathan semakin gila hingga tak bisa berpikir jernih dengan apa yang sudah dilakukannya. Dia justru semakin bringas menghujam Xena dengan keperkasaannya. Tak perduli meski Xena terus meringis hingga menangis sekalipun.

Tubuh Jonathan menggeliat, dia merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa dari wanita yang dicintainya. Ini adalah pertama kalinya bagi Jonathan, keinginannya untuk bercinta dengan orang yang disayanginya kini terwujud. Dia begitu leluasa menikmati keperawanan Xena sendirian. Jonathan bahagia, dibawah pengaruh alkohol dia merasa menang telah berhasil memiliki tubuh Xena seutuhnya. Hingga dia lupa bahwa wanita yang kini disakitinya, adalah orang yang selalu ingin dia lindungi sebelumnya.

"Aahh... Ini nikmat sekali Xena, harusnya sudah sejak dulu aku menikmatimu seperti ini. Kamu suka ini kan? Aaahh..." desahnya sembari terus menggoyangkan area pinggulnya.

"Kamu jahat Jo, teganya kamu sama aku..." erangnya sembari terus memberontak.

Xena tak kuasa berderai air mata mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari sahabatnya ini. Meski Jonathan adalah cinta pertamanya, tapi bukan ini yang dia inginkan.

Sebelumnya Xena memang cenderung agresif mendekati Jonathan. Namun kelakuannya itu hanya untuk memancing Jonathan supaya bisa jujur dengan perasaannya. Dia berharap, Jonathan mengakuinya kepada semua orang bahwa ia mencintainya.

Berbalik jauh dari apa yang Xena inginkan, ia justru merenggut paksa kesuciannya disaat Xena sedang berusaha membuka hati untuk Xavier. Xena merasa bersalah, asmara yang baru saja mereka rajut telah ternoda hanya karena keegoisan semata. Dia merasa telah menghianati Xavier yang sudah berubah demi dirinya. Cintanya pada Jonathan kini melebur, hanyut bersama kebencian yang dibuatnya. 

"Gak usah munafik kamu. Bukankah sebelumnya kamu yang agresif?" Jonathan kembali melumat bibir Xena yang terus menolak, tapi dengan kasar dia memainkan lidahnya di dalam mulut Xena. Sambil lalu menggoyangkan tubuhnya dengan brutal, menelusuri setiap bagian leher hingga dadanya, "Kamu juga suka ini kan? Nikmati saja Xena. Surga ini milik kita sekarang." tanpa rasa canggung sedikitpun, Jonathan menampakkan kepuasannya di depan Xena yang jelas- jelas menolaknya, "Aahhh... Tubuhmu nikmati sekali Xena, aku gak rela kalau kamu disentuh Xavier, hanya aku yang boleh menikmatinya. Akan kupastikan, tak ada sedikitpun yang tersisa untuknya, aahhhh...."

Bersama dengan erangan yang panjang, Jonathan menusuk semakin dalam kejantanannya. Tubuhnya mengejang diikuti dengan seluruh otot di area sensitifnya yang menegang. Untuk pertama kalinya, Jonathan telah berhasil menyemburkan spermanya ke rahim Xena. Entah apa yang ada dalam pikirannya hingga dia sebodoh ini, melakukan hubungan intim tanpa pengaman.

Jonathan terjatuh lemas di atas tubuh Xena yang tak berdaya melawan hawa nafsu sahabatnya itu. Keringatnya bercucuran, dengan kejantanan yang masih menancap di dalam lubang kenikmatan milik Xena. Sementara Xena yang merasa terpukul atas kejadian ini, tak kuasa melepas air matanya yang terus mengalir.

Sulit di percaya, dengan egoisnya Jonathan menikmati hubungan itu sendiri. Dia dengan leluasanya bercinta di tengah keputusasaan Xena. Hancur sudah tak bersisa, Xena merasa dunianya telah runtuh. Seperti cermin yang pecah menjadi serpihan kecil, tak mungkin lagi disatukan. Tubuhnya terasa hampa, tak lagi miliknya sendiri, itu telah dinikmati oleh sahabat yang dicintainya sejak dulu. Entah dengan cara apa dia harus menjelaskan hal ini pada Xavier nantinya.

Xena menggulingkan tubuh Jonathan yang tertidur setelah puas menikmati keperawanannya. Dengan energi yang masih tersisa, dia menarik selimut dan menutupi tubuhnya yang tak tersentuh kain sehelaipun. 

Xena mengambil handphone Jonathan. Tak ada yang bisa di lakukannya saat ini selain mengadu pada sahabatnya Kenzo. 

Tut- tut...

'Halo Jo...'

'Ini aku.'

'Xena? Jonathan sama kamu?'

'Iyah, cepat kesini...!'

'Xena kamu baik - baik aja kan? Apa yang dilakukan Jonathan?'

'Tolong kesini aja Ken, aku gak bisa jelasin lewat telpon.'

'Oke, oke, aku segera kesana.'

Klik...

Xena menatap Jonathan yang sedang tertidur pulas setelah puas menjamahnya. Bisa - bisanya dia tanpa rasa bersalah dan tidur dengan nyenyak setelah kelelahan melawan dirinya sendiri. Xena memang masih mencintainya, bahkan hingga saat ini. Tapi kenapa? Kenapa harus dengan cara kotor begini. Setelah cintanya ditolak sebelumnya, kini seenaknya dia datang dan memaksa. Xena merasa tidak dihargai sebagai wanita.  Apalagi, dia melakukan itu sembari menghinanya sebagai orang miskin. Cinta itu telah di selimuti oleh kebencian yang begitu besar. Seseorang yang dianggap sebagai hero dengan teganya telah menghancurkan masa depannya. Rasanya, dia ingin sekali membunuhnya saat ini juga.

Xena berjalan dengan lemas menuju balkon. Dia terduduk di lantai balkon yang dingin, sambil menyalakan korek untuk membakar sebatang rokok yang akan dihisapnya.

Dibawah teduhan langit yang gelap, serta hembusan rokok yang tertiup dari bibirnya, Xena merasa ditinggalkan dalam kehancuran. Setiap sentuhan di kulitnya kini terasa seperti luka, mengingatkan pada kekerasan yang baru saja dialaminya. Tangannya yang terselip rokok terus gemetar, sembari menatap kosong jiwanya yang hampa. 

Tak lama kemudian, Kenzo datang dan masuk ke kamar Xena. Dia shock melihat keadaan Jonathan yang tertidur pulas dengan telanjang bulat. Lalu dihampirinya Xena yang tampak lemas dan berantakan, sedang  duduk terdiam di balkon dengan rambut yang acak- acakan.

"Xena..." panggilnya lirih. 

"Kenapa dia melakukannya Ken?" adunya dengan air mata yang mengalir.

"Jonathan, apa dia melakukannya dengan paksa?"

Xena semakin berderai dan menundukkan kepalanya, dia tak lagi mampu menahan air matanya yang terus mengalir dengan deras. Kenzo mendekatinya, kemudian meletakkan kepala Xena di bahunya.

"Apa salahku Ken, dia memperkosaku, lalu seenaknya menghinaku dengan mulutnya."

"Maafin aku Xena. Maafkan aku karena gak mampu mencegahnya. Tapi percayalah, dibalik itu Jonathan benar- benar mencintaimu..."

"Mencintai kamu bilang? Sebelumnya dia gak pernah mau aku deketin. Seakan- akan aku gak pantas untuknya. Lalu seenaknya dia datang dan merenggutku dengan paksa. Apa itu cinta? Atau selama ini dia cuma mempermainkanku? Iya kan, dia sengaja mempermainkanku Ken." isaknya.

"Xena, Jonathan gak seperti yang kamu pikirkan. Hidupnya kini bagai dikelilingi oleh tepian jurang. Aku tau Jonathan salah, dan dia salah mengambil keputusan disaat dirinya sedang tertekan."

"Maksudmu?"

"Xena, kamu cukup tau Jonathan itu adalah pewaris perusahaan besar Papanya. Tekanan dari Papanya sebagai orang kaya memaksa dia untuk selalu mengikuti aturan."

"Jadi benar karna aku miskin, seperti yang tadi dia hinakan padaku?"

"Xena gak begitu maksudku..."

"Pergi...! Bawa dia pergi sekarang juga Ken...! Atau aku akan benar- benar membunuhnya!"

Tatapan kecewa di mata Xena seakan beban berat yang harus dipikul Kenzo. Seolah-olah menuntutnya untuk ikut bertanggung jawab atas perlakuan sahabatnya itu. Dia ingin memperbaikinya, tetapi waktu seakan tak berpihak. Perasaan sesak menumpuk di dadanya, bisakah maaf benar-benar menghapus luka yang terlanjur tergores? Rasa bersalah itu pasti akan menumpuk setiap harinya, seperti beban berat di dadanya yang tak mungkin hilang. Dengan perasaan itu, Kenzo membawa pergi Jonathan yang masih tertidur laksana pingsan.

***
To be continue...

Xena Love Hate Reletionship 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang