Bab 3 Pacar pertama

12 3 10
                                    

Beberapa jam sebelumnya...

Suasana romantis di tengah laut malam itu, masih menari-nari dalam ingatan Xena. Seperti ada sesuatu yang meluruh di dalam dirinya, entah kenapa dia merasa bahagia, terasuk bayangan Xavier saat menyatakan cinta. Setiap kata yang Xavier ucapkan terasa ringan, setiap tawa yang ia bagi begitu tulus. Momen itu singkat, tapi cukup untuk membuat hati Xena berdetak lebih cepat setiap kali mengingatnya. Hati Xena kini bergetar, perasaan yang berawal dari kebencian, pelan-pelan mulai berubah menjadi desiran asmara.

Xena menemukan sesuatu, saat hendak merapikan buku di dalam tasnya. "Ah, ini gantungan yang aku cari, ternyata ada disini." bibirnya melengkung lembut, ucapan Xavier semalam terlintas di benaknya, 'Aku suka sama kamu Xena, tolong kasi aku kesempatan untuk melukis hatimu. Kalau kamu mau jadi pacarku, pasang gantungan ini di tasmu besok.'

Xena menggenggam boneka lucu berbentuk wanita itu, sembari memikirkan pernyataan cinta dari Xavier. Seiring dengan detak jantungnya yang semakin cepat, ia kemudian menempelkan boneka tersebut di dadanya. Senyum tampan Xavier terlukis indah di pelupuk matanya, ia berbinar seolah-olah memancarkan kebahagiaan yang dalam. Tanpa disadari, kini pipi Xena telah memerah, "Wah, gila. Ngapain sih senyum Xavier terus-menerus ada di otakku. Emm... Aku jadi malu." gumamnya sembari bersembunyi di balik tangan.

"Baiklah, kalau begitu haruskah aku memakainya?" dia berpikir sejenak, "Ahh enggak, enggak. Apa yang akan di pikirkan Xavier nanti. Dia pasti mengira aku cewek gampangan."

Ada keraguan yang menggantung dalam dirinya, seperti kabut tipis yang menutupi kejelasan. Ia seolah berjalan di persimpangan, dia ingin menyingkap tirai hatinya untuk Xavier, sementara jiwanya telah tertaut dengan Jonathan. Xena merasakan beban di dadanya, karena setiap pilihan seolah memiliki kekuatan yang bisa mengubah segalanya. Dia berpikir tentang mereka yang mungkin terpengaruh oleh keputusannya, membayangkan kebahagiaan dan kekecewaan yang bisa timbul dari satu langkah saja.

Akhirnya, Xena menarik napas dalam-dalam, dan membiarkan segala keraguan menyelimuti dirinya.

***

Hari itu suasana kelas tampak riuh, mereka semua membicarakan Xena dan Xavier yang posternya sudah terpampang di setiap sudut sekolah.

Hari itu suasana kelas tampak riuh, mereka semua membicarakan Xena dan Xavier yang posternya sudah terpampang di setiap sudut sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waah mereka cocok sekali ya, sama- sama pinter."

"Rumornya mereka berdua pacaran loh..."

"Ihh beruntungnya Xena, bisa mendapatkan cowok seganteng Xavier."

"Emh.. Aku patah hati..."

Jonathan melewati mereka yang mematung di depan poster Xena dan Xavier. Celotehan mereka membuat  hati Jonathan merasa teriris. Langkahnya terhenti begitu berpapasan dengan Kenzo dan Bryan yang juga menatap poster pasangan hits itu.

"Jo, kamu baik- baik aja kan?" tanya Kenzo  khawatir.

"Oke kok!" jawabnya seraya mengangguk.

Jonthan sangat tau bahwa sebenarnya dia tidak sedang baik- baik saja. batinnya kini sedang berperang antara keinginan dan kepatuhan. Jonathan lantas berlalu meninggalkan mereka berdua dengan wajah yang terlihat hampa.

Xena Love Hate Reletionship 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang