Sunghoon berdiri depan sekolah. Bagaimana cara dia pulang? Bertanya pada siapa.
Kenapa tidak ada satupun yang menjelaskan tentang siapa itu Park Sunghoon.
"Oh iya!" Seru Sunghoon tanpa suara.
Apa dia bertanya pada Sunoo dan Jungwon saja. Sumpah yah matanya sakit pakai kacamata ini tapi gimana lagi coba orang Park Sunghoon terkenal nya cupu padahal kalau di perbaiki nih anak guanteng banget.
"Wonyoung aish masa nebeng dia."
Sunghoon menggeram kesal karena bunyi klakson mengejutkannya.
"Masuk, Lo gue cariin ternyata diluar."
Sunghoon menatap Wonyoung, lebih baik ikut saja kan.
Mobil Wonyoung menjauhi sekolahan dan menuju rumah Sunghoon.
*****
Sunghoon turun dari mobil Wonyoung, ini sih fix si Sunghoon kaya. Iya sih nama keduanya memang sama Park Sunghoon tapi nasib kehidupannya jauh berbeda.
"Jungwon, aku pulang duluan." Sunoo melambaikan tangan kepada Jungwon lalu mobil yang disetirin Supir menjauh.
Sunghoon sedikit terkejut.. jadi ada hubungan apa antara Jungwon dan Sunghoon?
"Kak Sunghoon kenapa diam saja, ayo masuk." Ucap Jungwon mengajak Sunghoon.
Jungwon memilih untuk jalan duluan bukan karena tidak sopan itu karena dia masih takut pada Sunghoon.
Setelah Jungwon masuk, Sunghoon ikut masuk dan Sunghoon melihat seorang wanita sedang menghidangkan makan di meja makan padahal masih sore.
"Jungwon, Sunghoon, kalian sudah pulang. Mama baru saja selesai masak, kalian pasti lapar setelah pulang sekolah."
"Iya ma, uwon lapar banget." Wanita itu tersenyum pada Jungwon lalu menatap Sunghoon.
Sunghoon meninggalkan keduanya menuju kamar nya yang di lantai atas, bagaimana Sunghoon tahu itu karena feeling aja sih.
"Uwon makan saja sendiri tidak apa kan, Sunghoon mungkin masih belum menerima mama." Wanita itu sedih.
Wanita itu sudah berusaha mengambil hati anak tiri nya itu sejak 5 tahun lalu tapi sampai sekarang anak tiri nya itu tidak menyukainya, wanita itu menghela nafas.
"Wanita itu mama kandung Jungwon yang berarti mama tiri dan saudara tiri Sunghoon."
Jujur saja, Sunghoon tidak suka memanggil orang lain dengan sebutan mama selain bunda nya dan sekarang Sunghoon terjebak di dunia ini.
Sunghoon memilih mengganti pakaian lalu membuka handphone, anak ini tidak memiliki sosial media sama sekali.
Beda sekali dengan Sunghoon dunia nyata, semua sosmed dia punya yah meskipun Sunghoon tidak menerima permintaan tapi yang ingin memfollow Sunghoon banyak tapi Sunghoon malas lagian dia membuka sosmed untuk melihat apakah ada balapan doang.
"Eh--- apa ini."
Sunghoon menemukan sesuatu yang menarik.
Arena balapan
Apa dia harus datang, naik apa?
Bodo amat. Dia bisa naik taksi yang terpenting Sunghoon bisa cari tahu tentang balapan apa itu, kan bisa nanti dia ikut balapan.
*****
"Lo beneran mau balapan sama anak sebelah Seung?"
"Beneran lah, Lo fikir wajah gue ada bercandanya. Dia ngajak gue one by one yah sudah gue iyain, biarin gue bikin jera sekalian."
"Kenapa sih Jay, biarin saja Heeseung kalahkan itu anak batu itu, kesal gue lihatnya." Ni-ki buka suara.
"Mereka tuh dikenal curang, gue cuma takut Heeseung seperti beberapa bulan lalu memangnya Lo lupa Seung kalian lupa kalau Heeseung sampai kecelakaan karena batu itu"
"Lo tenang saja Jay, kali ini gue bakal hati-hati, gue tidak akan mengulang kesalahan yang sama."
"Lo percaya deh sama Heeseung, lagian tenang saja ada anak yang lain untuk periksa tempat itu."
"Yah sudah gue percaya kali ini."
*****
Sunghoon turun dari taksi, jam sudah pukul 11 malam lewat. Apa mereka balapan hampir jam Kunti bermunculan begini kalau di dunia nyata mah jam 10 sudah selesai, siapa yang berani balapan jam segini coba untung saja taksi masih ada.
Sunghoon memakai pakaian serba hitam kayak maling saja, tidak memakai kacamata karena matanya sakit jika pakai kacamata.
Ternyata banyak juga dari sekolahan nya yang nonton bahkan perempuan nya pun ada.
"Dunia yang aneh, di dunia gue jam segini semua orang sudah stay di kamar."
Sunghoon tidak ingin terlalu mencolok jadi dia menonton dari jauh saja.
"Dia--- balapan." Sunghoon menyipitkan matanya dan benar salah satunya itu pemeran utama.
Tunggu!
Apakah adegan berbahaya. Coba biarkan Sunghoon ingat?!
"Oh iya motor cowok itu sudah disabotase dan bisa terjadi kecelakaan. Salah satu dari mereka meminta anggota mengecek jalanan arena tapi mereka tidak menyadari bahwa yang disabotase adalah motor."
Penonton bersorakan saat kedua motor itu beradu balapan. Tidak ada yang mau mengalah dari 2 penonton untuk jagoan keduanya.
"Gue nggak ada motor bagaimana gue bisa mencegah lelaki itu."
"Boleh pinjam motornya?" Sunghoon tidak tahu siapa orang yang punya motor itu.
"Lo mau pinjam motor gue?!" Lelaki itu terkejut dan berbicara tidak yakin.
"Memangnya ada salah?"
"Yah sudah Lo boleh pinjam."
Sunghoon memakai helm dan melajukan motor nya.
"Sejak kapan dia bisa naik motor dan berbicara seperti itu?" Tanya nya bingung padahal tidak ada siapapun.
"Geonu, Lo harus tahu sesuatu."
"Apaan sih bin, apa?"
"Sunghoon minjam motor gue dan dia bicara sama gue"
"Lo fikir gue bakal percaya apa"
"Gue nggak bohong, lihat nggak ada motor gue."
"Itu nggak mungkin, dia itu bisu dan mengendarai motor itu tidak mungkin apalagi motor gede lagi."
"Yah sudah kalau nggak percaya, gue lihat intinya."
"Nanti Lo bakal lihat deh pas dia kembaliin itu, intinya gue tidak bohong."
Disisi lain, Sunghoon melihat motor Heeseung mulai muncul percikan api.
Yap dan motor nya mulai oleng, disisi lain lawannya sengaja berjalan pelan karena mengejek Heeseung yang sebentar lagi bakal menghilang.
"Sial, ada apa dengan motor gue." Heeseung mengomel disela kecepatan sedang.
Entah kenapa tubuhnya seperti kesetrum lalu motornya semakin sulit dikendalikan.
Heeseung ingin membanting motor nya daripada mengenai orang lain tetapi seseorang mengulurkan tangan.
Heeseung berhasil meraih tangan itu dan duduk di kursi belakang sedangkan motor Heeseung meluncur kearah jurang yang memang sengaja Heeseung arahkan kesitu...
Duar!
YUNA💛
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA NOVEL - TRANSMIGRASI -
FantasyPark Sunghoon... cowok cool yang digemari banyak perempuan karena ketampanan nya harus mengalami kejadian tak terduga. mengalami kecelakaan naas membuatnya masuk ke dalam salah satu novel yang merubah takdir bukan hanya pemain tokoh nya saja tapi ba...