FOLLOW SEBELUM MEMBACA
[HASIL PEMIKIRAN SENDIRI]
⚠️Di larang plagiat
⚠️Jika ada kata-kata kasar jangan di tiru
⚠️ Banyak typo bertebaran maklumin baru belajar
Kisah ini menceritakan tentang, Aqilla Citrani seorang remaja perempuan yang mati-matian...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~Assalamualaikum~ Halo👋,apa kabar? Sehat-seh at kan semuanya.Maaf readers baru update,soalnya sibuk banget selama sekolah.
Sebelum baca vote dulu yuk!dan ramaikan komentar🤗.
~Selamat Membaca~
*****
"Qil lo mau pesan apa?" tanya Vania, kepada Aqilla.
"Mmm, gue mau bakso sama es teh," jawabnya.
Kini Aqilla berada di kantin bersama Vania, setelah pertandingan basket tadi jam mata pelajaran pertama dan kedua jam kosong karena pertandingan itu, jadi mereka langsung istirahat.
"Yaudah gue pesan dulu," Vania pun pergi memesan makanan, Aqilla hanya mengangguk.
Kini kantin ricuh sebab kedatangan geng murid populer siapa lagi jika kalau bukan gengnya Alvaro.
"Aaaaaa!, My bebeb Alvaro!"
"Alvaro aku mencintaimu!"
"Kau selalu di hati ku Devan!"
"Kak Kenzie ganteng banget,"
"Fiks Alvaro jodoh gue,"
"Dih pede amat lo, ngaca lo sana muka lu tu, muka pas Pasan,"
"Dari pada lo muka kek pantat belanga, seperti belanga di rumah punya emak gue, item,"
"Dih!, Diam lo,"
"Haha kena mental kan lo!"
"Aaaa!, Kak Justin i love you,"
Begitulah kira-kira teriakan para kaum hawa, tetapi mereka hanya menghiraukannya, kecuali Justin sibuk menyapa fansnya biasa buaya darat ples genit.
Mereka duduk di salah satu meja kosong yang berada di pojok kantin.
Aqilla yang melihat kericuhan itu hanya cuek dan ia berkata..
"Alay," ia kembali membaca bukunya.
Alvaro yang melihat keberadaan Aqilla, ingin mendekatinya tetapi ia urungkan sebab Vania sudah kembali.
"Qil ini pesanan Lo," ucap Disa.
"Thanks," Vania hanya mengangguk.
Mereka pun memakan makanannya dengan khidmat. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka berdua, dan duduk di dekat Vania.
"Hai," sapanya.
"Ngapain lo ke sini," ketus Vania.
"Gak kok, gue pengen duduk aja," ucapnya.
"Alah pasti lo mau deketin Aqilla kan," ucap Vania.
"Nggak kok,"
"Lebih baik lo pergi dari sini, gue gak suka ngeliat lo Langit," yah orang itu adalah Langit Dewanggara.
"Kenapa lo ngusir gue, kan gue pengen duduk aja di sini," ucap Langit.
"Ala banyak cincong lo, lebih baik lo pergi sana," usir Vania.
Alvaro melihat itu tersenyum puas, tetapi hanya tersenyum tipis sampai temannya tidak melihat senyumannya.
'rasain lo' batin Aiden.
Langit pun pergi dengan perasaan kesal.
'gagal deh gue, iss gara-gara tu cewek dajjal' batin Langit.
Setelah makan, Aqilla pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku, sekalian membaca juga.
Aqilla berjalan di koridor, ia merasa seperti ada yang mengikutinya, saat ia berbalik tidak ada seseorang, saat berjalan lagi ia merasakan ada langkah kaki berasal dari arah belakang, ia pun berbalik.
Dan tidak mendapatkan seseorang, dia mulai merasa merinding, Aqilla mulai melangkahkan kakinya dengan cepat.
Sesampainya di perpustakaan ia berjalan ke arah rak buku, saat mendapatkan buku yang ia cari, Aqilla segera berjalan ke meja baca yang sudah tersedia.
Ia pun duduk, setelah beberapa lama kemudian, ia tengah asik-asik membaca buku, ada seseorang yang duduk di dekatnya.
Ailla pun mendongak ke samping, Aqilla terkejut dan reflek ia berdiri.
"Ngapain lo di sini," ucap Aqilla.
"Ya serah gue lah, di sini kan tempat umum," ucapnya.
"Tapi lo gak usah duduk di sini juga kali Alvaro, kan masih ada tempat lain," ketus Aqilla, dan kembali duduk, yah orang itu adalah Alvaro, dan orang yang mengikutinya tadi itu siapa lagi jika bukan Alvaro.
"Terserah gue dong mau duduk di mana kok lo yang ngatur," ucap Alvaro, fokus membaca buku.
"hh, kok lo ngeselin banget sih jadi orang," ucap Aqilla kesal.
"Ihh, kok lo ngiselin bingit sih jadi orang," ucap Alvaro, mengikuti kata Aqilla dengan nada mengejek.
"Ihh, Alvaro," Aqilla yang sudah terlalu kesal, ia memukul bahu Alvaro dengan kuat, mampu membuat Alvaro meringis kesakitan.
"Aduh!, Kok lo mukulin gue sih," ringis Alvaro.
"Rasain tuh, makanya jangan ngeselin jadi orang, makan tu pukulan gue," ucap Aqilla, ia berlalu pergi jangan lupa membawa bukunya yang ia sempat pinjam, sebelum pergi ia sempat memukul punggung Alvaro dan lari terbirit-birit keluar.
Alvaro melihat kelakuan Aqilla hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum.
'misi pertama berhasil' batin Alvaro.
*****
Disisi lain.
"Iss, kok Alvaro ngeselin banget, semenjak gue gak ngejer dia dan gak deketin dia, kok malahan dia jadi ngeselin sih di tambah lagi dia malah gangguin gue, gimana caranya gue lupain dia jika dia terus deketin gue Arghrr ...," ucap Aqilla frustasi.
Bersambung
Setelah membaca alangkah baiknya Tinggalkan jejak ya readers biar makin semangat updatenya.pendek dulu moga suka🤩 See you again👋