Part 15

120 23 7
                                    

"Bukankah kamu tidak menyukai omega laki-laki?" Minho berusaha tenang meski sejujurnya dia ingin sekali menyiram Chan dengan sisa minumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah kamu tidak menyukai omega laki-laki?" Minho berusaha tenang meski sejujurnya dia ingin sekali menyiram Chan dengan sisa minumannya.

"Well..." Chan menyilangkan kakinya, menatap Minho tepat ke matanya. "Omega laki-laki tidak buruk!" ujarnya kemudian dengan senyum menyebalkan di wajah.

"Bukankah kamu membenciku?" Minho masih bisa berusaha untuk menolak keinginan Chan secara halus, alpha itu tidak suka laki-laki, kan?

"Kamu sudah menjadi suamiku sekarang, meski ya jika harus jujur aku pun malas melihat wajahmu setiap hari, dan yang lebih memuakkan adalah aroma sialan yang selalu kamu keluarkan jika ada di dekatku!" jelas Chan panjang lebar. "Kamu... apa kamu sengaja melakukan itu semua untuk menggodaku?"

"Aku tidak pernah mencoba untuk menggoda manusia manapun, Alpha sialan!" Minho terpancing emosi. "Kamu pikir semua omega murahan?"

"Memang kamu murahan, bukan?"

"Chris, jangan mengajakku bertengkar di tempat umum seperti ini!" peringat Minho. Sungguh, Minho ingin sekali berteriak dan menampar pipi Chan sekeras mungkin.

Chan mengedarkan pandangannya dengan santai kemudian mengangguk, "Baiklah kalau begitu, ayo kita pulang dan selesaikan semuanya di apartemen!"

"Tunggu!"

Minho tersentak saat Chan menarik pergelangan tangannya begitu saja, sedikit kewalahan karena dia harus mengimbangi langkah lebar suaminya. Jangan lupakan juga barang belanjaan yang Minho bawa.

"Kamu menyeretku, Chris!" keluh Minho.

Chan menghentikan langkahnya, berbalik dan mengambil semua barang belanjaan Minho dengan tangannya yang bebas. Langkahnya memelan, menyesuaikan dengan lebar langkah Minho. Ini masih tempat umum, jika ada yang melihat Chan menyeret Minho dan sampai ke telinga kakeknya, maka Chan akan dalam masalah.

"Kenapa?" tanya Minho tak mengerti.

"Tidak ada! Jalan saja sudah!" ujar Chan.

Mata Chan lurus ke depan. Samar, Minho mencium aroma feromon milik Chan. Apa mungkin alpha itu emosi sehingga sempat menyeretnya seperti tadi? Tapi apa salahnya hingga membuat alpha itu emosi? Yang seharusnya marah itu Minho, buka Chan.

"Chris aku tidak mau pulang!" Minho berusaha untuk menghindari Chan. Namun, cengkeraman di pergelangan tangannya semakin mengerat, menandakan dia tidak ingin dibantah.

Chan melempar belanjaan Minho ke kursi belakang begitu mereka sampai di parkiran, mendorong Minho masuk lalu setengah berlari menuju kursi kemudi. Minho bisa lihat rahang Chan mengeras, menandakan jika alpha itu sedang menahan emosinya.

Apa lagi ini Tuhan? Batin Minho tak tenang.

Chan melajukan mobilnya serampangan dan sedikit mengebut, membuat Minho takut dan meremas sabuk yang membelit tubuhnya erat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Chance || BNHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang