part 18

290 41 5
                                    

Shikamaru menatap Hinata yang hanya mengaduk-aduk makan malam nya tanpa dimakan sesuap pun. Hinata tampak pucat, dengan badan yang sedikit kurusan.

Sudah seminggu ini Shikamaru menyadari perubahan pada Hinata. Hinata jauh lebih pendiam, selalu pucat, suka melamun, bahkan candaan dari Shikamaru selalu hanya ditanggapi dengan senyuman tipis dari hinata.

Shikamaru khawatir kalau Hinata masih trauma, karena perlu waktu seminggu dulu untuk mengembalikan keceriaan Hinata setelah pelecahan yang dilakukan Neji dulu.

"Lalu apa yang Shika katakan saat dia bangun hari itu?"

"Dia bangun seperti biasa Ino chan, dia tidak ingat apa-apa."

"Lalu apa yang akan kau lakukan Hinata-chan?"

"Aku tidak tau Ino chan, Hiks"

"Kau tidak berpikir untuk menggugurkannya kan.."

"Tentu saja tidak Ino-chan, bayiku tidak salah apa-apa. Aku tidak mau menambah dosa lagi."

"Kalau begitu kau harus memberitahu Shikamaru Hina chan."

"Aku takut Ino chan."

"Takut kenapa?"

"Takut Shika  kun akan menyangkal."

"Akan kubunuh dia kalau sampai melakukan itu."

"Hiksss.. aku tidak tau Ino chan. Aku juga takut akan menyakiti Dai. Walaupun Dai tidak pernah mengeluh, aku sering mendengar Dai kun mendoakan Shika dan Temari agar segera bisa hidup bersama kembali."

"Aku tau Hinata, tapi kau juga harus memikirkan dirimu, Boruto dan bayi dalam kandunganmu. Apa perlu aku yang memberitahu?"

"Jangan Ino chan, biar aku saja."

Hinata termenung, pembicaraannya dengan Ino seminggu lalu selalu terngiang dipikirannya. Seminggu ini dia selalu menunggu moment dan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Shikamaru, tapi bibirnya selalu seperti terkunci dan tidak dapat mengatakan apa-apa pada Shikamaru jika sudah berhadapan dengannya.

"Dai kun"

"Mmm..."

"Ano..."

"Kenapa neechan?"

"Hehehe."

"Heheeh?"

"Ano.. apakah Dai mau punya adik bayi lagi?"

"Dai udah punya adik bayi."

"Ehh?????"

"Boruto."

"Ohh.. heheeh. Tapi Daikun maksud Neechen adik bayi yang mirip ayah Shika."

"Hmm, aku ingin. Tapi, aku lebih ingin Mama kembali dulu ke rumah."

Hinata kembali teringat obrolan Hinata dengan Dai 3 hari lalu. Hinata ingat betapa tegang nya dia saat itu.Betapa bingungnya wajah Dai saat mendengar pertanyaan random Hinata. Betapa senangnya Hinata saat Dai menganggap Boruto adiknya. Betapa perihnya hati Hinata mendengar jawaban Dai betapa dia lebih mengharapkan Temari kembali diatas segalanya.

[End] Its YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang