18. sigala

51 4 0
                                    

Pria bayangan tetapi bisa berubah menjadi manusia, terdengar tidak masuk akal dan orang tua mereka berdekatan dengan kaum bahkan mahluk yang tak pantas dibilang manusia. Aliran dan kekuatan itu membuat nya tak merasa puas, ilmu hitam? Kaum elf? Kegelapan? Perjanjian sakral? Semua terjadi dalam satu waktu. Bertahun-tahun kehidupan mereka berubah, kekuasaan bahkan cinta yang membuat kebutaan tetap mereka jalani, mengingkari perjanjian yang tak boleh di ingkari. Tidak peduli memiliki keturunan yang berbeda,alur yang tak wajar membuat generasi penerus miliknya tak berbentuk layaknya seorang yang tak beradab.

Cinta pada manusia membuat nya gila dan melupakan perbedaan antara mereka,tidak peduli jika mereka akan melahirkan anak yang tak wajar untuk hidup.

Sagala,sagela dan sigala adalah contoh anak yang tak layak untuk hidup karna keegoisan orang tua mereka untuk bisa mendapatkan kekuatan dan cinta buta nya.
Rasa sayang yang semakin tidak adil membuat mereka saling membenci,tidak tau keegoisan apalagi yang akan orang tua mereka lakukan sehingga mereka tidak melihat anak anaknya begitu berharga. Tetapi mereka adalah anak yang gagal Karena tak seutuhnya kaum yang murni.

Disisi lain Anna menghentikan kuliah nya dan fokus dengan kehidupan bersama sigala, wanita itu memutuskan untuk berkerja. Dia tau jika sekarang dirinya akan dalam bahaya tidak tau kapan saja seseorang akan menyerang nya,bisa saja dia mati.

Dia berkerja di sebuah panti asuhan anak anak,di bagian bersih bersih. Panti asuhan itu tidak hanya anak anak bahkan remaja yang tak dapat untuk diadopsi pun masih kekal disana,hanya saja tempatnya berbeda.

"Ga ada bedanya,mau kuliah atau berkerja aku juga tetap tidak 24jam bersama sigala". Anna memandang panti asuhan itu ,dan sekarang dia sudah mulai masuk berkerja. Dia berharap perkejaan nya nyaman,tidak seperti kuliah yang terus terusan fokus pada tugas.

Anna berjalan memasuki panti asuhan itu dan melihat banyak anak kecil yang lucu dan menggemaskan disana, senyum nya tulus melihat satu persatu anak anak yang bermain.
Anna mencari ruangan Bu Lusi. Setelah bertemu Bu Lusi mereka berbincang bincang

"Terimakasih Bu Lusi senang bisa bertemu dan berbicara dengan anda". Bu Lusi tersenyum dan berjabat tangan dengan Anna.
"Oh yaa Anna..." Anna mengangkat alisnya dan bergumam kecil menunggu Bu Lusi untuk melanjutkan bicaranya.

"terkadang anak anak sangat ceroboh,saya harap kamu memaklumi hal itu. Kebersihan disini yang paling utama, karena untuk melindungi mereka dari penyakit yang tidak diinginkan ". Anna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Baik Bu Lusi. Saya akan berkerja sebaik mungkin,agar mereka tetap sehat dan selalu menjaga kebersihan. Dan terima kasih telah mengizinkan saya untuk berkerja disini". Anna beranjak dan diikuti Bu Lusi,ia sudah tau apa yang akan dia kerjakan.
"Sama sama, Anna. Saya harap kamu juga betah disini".

Anna melihat sekeliling nya yang begitu luas, seperti bukan tempat panti asuhan. Disini layaknya rumah dan kehidupan normal lain nya, begitu terasa kasih sayang orang orang disini saat menjaga anak-anak.

"Hay!"

Anna mencari sumber suara dan melihat gadis seusia dirinya menyapa dengan senyuman manis.
Gadis yang cantik,ucap Anna dalam hatinya

"Owhayy"

"Apa kau berkerja disini?, posisi apa." Tanya gadis itu
"Ya,aku dibagian bersih bersih. Kemungkinan akan merangkap, apapun akan ku bersihkan haha" ucap Anna sambil tertawa kecil.

Sudah pasti dia akan merangkap semua pekerjaan,bukan cuma hanya menyapu dan mengepel tapi walaupun begitu dia pasti tidak akan sendiri, tempat ini luas tidak mungkin hanya dirinya saja dibagian kebersihan.

"Tenang saja. Disini sangat ramai rekan kerja yang lain ,kau tidak perlu bimbang pasti sudah ada porsinya masing-masing. Oh yaa siapa namamu?" Gadis itu menjulurkan tangannya tanda ingin berkenalan, Anna tersenyum dan menerima dengan senang hati menerima uluran tangan gadis itu.

"Anna. Dan kau?"

"Oniee. Oh yaa Anna, kau tinggal disini?. " Anna menggeleng kan kepalanya "sayang sekali,ku pikir kau akan tinggal disini" ucapnya dengan nada sedikit kecewa. Oniee berharap Anna akan menjadi teman sekamarnya,dia sudah terlalu bosan sendiri dikamar yang sangat luas itu.

"Ternyata disini juga menyediakan tempat tinggal,keren sekali. Jika boleh tau kau tinggal dan berkerja disini sudah berapa lama".
"Tidak lama,baru saja..." Oniee menghentikan ucapan dan melihat jam dipergelangan tangannya dan ternyata dia sudah telat. " Astaga,aku harus pergi. Lain kali kita akan bercerita sampai nanti Anna ". Oniee berlari tak karuan dan meninggalkan Anna yang kini tertawa pelan saat melihat cara berlari gadis itu bahkan hampir tersandung.

...

"Akhirnya"

Selesai juga tugas ku. Tidak terlalu berat jika harus menyapu dan mengepel diruang ini, apakah ini ruang aula untuk perkumpulan atau sejenisnya. Tunggu sebentar,aku terdiam saat melihat buku yang tak asing. Kenapa bisa ada disini
"astaga. Siapa yang menyimpan buku porno ini disini,dasar bodoh!" Ucap ku kesal. Bagaimana jika ada anak-anak yang melihat dan penasaran dengan isi buku itu,dari sampulnya saja sudah tidak mendukung.

Aku penasaran siapa tau ada sesuatu didalamnya,ku buka setiap lembar halaman buku itu dan menatap buku itu dengan ekspresi wajah yang berbeda beda.
"Hahaha pria bodo mana yang bernafsu saat membaca dan melihat buku ini?" Tanya ku pada diri sendiri.
"Lihat. Payudara nya seakan ingin meledak. Punya ku saja tidak sebesar ini,ku rasa payudara itu tidak normal" gumam ku.

Aku bosan melihat buku ini,aku menjadi bodoh. Tentu saja didalam buku ini tidak ada apapun,apa yang harus ku kepo kan?,dasar.

"Sudah puas melihat isinya"

Bruk

Aku reflek menjatuhkan buku itu dan berbalik badan melihat siapa yang berbicara. Rasanya jantung ku ingin keluar saking kagetnya, tapi aku juga merasa malu saat terciduk seperti ini. Aku terdiam dan langsung mengambil buku itu dan meletakkan nya kembali diatas meja.

"Kau ini benar benar tidak punya sopan santun ya,kenapa mengabaikan orang yang sedang berbicara pada mu?." Aku merasa jengkel
"Kau yang tidak sopan,lihat." Aku menunjuk buku itu dengan malas dan mengambil alat pel ku berniat akan pergi.
"Kenapa? Itu hanya buku. Tidak mungkin anak kecil mengerti tentang itu". Aku menghentikan langkah ku saat mendengar ucapan pria itu. astaga,yang benar saja. Dihari pertama ku berkerja harus bertemu dengan pria seperti ini.

"Terserah kau saja. Aku tak ingin meladeni orang seperti mu,itu saja tidak paham. Pantas saja kau suka membaca buku itu ,otak mu telah rusak". Aku berlari keluar meninggalkan pria itu yang tidak tau seperti apa ekspresi nya.

...

Akhirnya semua Kerjaan ku selesai. Aku ingin berkeliling dulu sebentar sebelum pulang, tempat ini begitu luas dan aku semakin semangat untuk berkeliling.
Sepertinya itu kamar penginapan untuk orang yang sudah beranjak dewasa atau mungkin tempat tinggal para perkerja disini.
"Aku benar benar penasaran". Aku tersenyum dan berjalan pelan menuju setiap tempat dan lorong, setiap ruangan yang luas membuat ku takjub.

Seseorang dari kamar penginapan itu menatap ku,tidak semua hanya sebagian. Mungkin mereka berfikir aku tersesat saat mencari kamar pribadi ku.  Padahal aku tidak menginap haha.

Next? Jgn lupa vote dan komen. Terimakasih.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang