∞༺✦7✦༻∞

136 8 0
                                    

"Saya mengetahuinya saat tidak sengaja bertemu dengannya di jalan, mungkin banyak yang bilang itu cinta pada pandangan pertama? Haha." astaga jeno sedikit canggung saat mengatakannya, ia tidak tau harus beralasan apa karna jeno belum menyiapkan jawaban untuk pertanyaan barusan.

"Ouh oke."

"Jadi apa anda ingin membantu saya? Saya akan memberikan imbalan untuk bantuan yang anda berikan nantinya." haechan yang mendengar imbalan merasa tertarik karna ya ia juga membutuhkan uang untuk foya-foya.

Haechan mengangguk dan mereka berjabatan tangan mengakhiri obrolan.

"Mark yang akan menghubungi mu untuk pertanyaan yang akan saya tanyakan nantinya." haechan kembali mengangguk dan kembali duduk, jeno dan mark meninggalkan cafe tersebut.

"Apakah nana akan marah jika aku memberitahu orang lain soal dirinya?." dia kemudian menggeleng.

"Sepertinya tidak masalah." haechan mengangkat bahu dan meminum minumannya sampai tandas lalu pergi meninggalkan cafe menuju tempat jaemin.

Saat sampai dirinya tidak mendapati sang sahabat berada dimana pun, tapi tunggu sepertinya jaemin berada diruang bawah tanah menyiksa mangsanya. Haechan menghela nafas dan sedikit menenangkan diri sebelum masuk menginjakkan kaki pada tangga menuju lantai bawah tanah.

"Jaemin na!!" panggil haechan yang akan membuka pintu biasa tempat dimana jaemin menyiksa korbannya, tapi saat membuka haechan dikejutkan dengan jaemin yang menatapnya dengan buka penuh lumuran darah. Tatapan kosong yang diberikan jaemin membuat haechan menjerit ketakutan.

"AAAAAAA APA APA YANG TERJADI!!" sungguh jantung haechan rasanya ingin copot, badannya kaku dengan mata yang masih melihat kearah jaemin tanpa berkedip sedikitpun.

"Haechan...." jaemin mendekat dan memegang pundak jaemin dengan kedua tangan yang tidak kalah penuh dengan darah, haechan masih melotot horor melihat jaemin.

"Ak-aku pfftt hahahahhaha." mendengar gelak tawa. Dari sahabatnya seketika haechan tersentak dan memandang jaemin bingung.

"K-kau kenapa na?." jaemin masih ngelakuin sambil memegang perut.

"Kau mengompol haechan ie?." mendengar itu haechan melihat kearah bawah dan menemukan celana nya sudah basah karna aliran air seni miliknya, haechan tidak sadar dirinya mengompol karna melihat jaemin.

"Kau takut haechanie?." mendengar ucapan lembut jaemin membuat haechan malah tambah merinding.

"Tidak, tidak aku tidak takut padamu." ujar haechan dengan gugup.

"Hahaha bagus sahabatku, kau tidak boleh takut padaku yang sahabatmu ini." haechan hanya mengangguk dan lupa tujuan awalnya kesini menemui jaemin.

✧༺🖤༻✧
Jeno dan mark sedang berada di ruangan khusus untuk para hama yang sudah menghianati jeno, sang pria tua terduduk lemas di atas lantai berdebu dengan banyaknya bekas darah mengering membuat ruangan itu berbau anyir.

"Saya mohon maafkan saya tuan." pria itu terus memohon dengan wajah yang terlihat sekelas mungkin berharap pria yang berada di depannya yang menatapnya tajam memaafkan dirinya, tapi seharusnya pria tua itu tau gimana jeno jika ada yang sudah menghianati kepercayaan nya ia tidak akan segan segan memotong kepala mereka.

Jeno masih terus melihat tajam ke arah pria itu yang terduduk dibawahnya dengan tangan yang terikat kebelakang, jeno berjongkok menyamakan tubuhnya menatap menatap pria tua itu. Jeno mengangkat dagunya dengan pisau yang ia pegang sampai mengikis dagu si pak tua, pisau itu jeno gerakkan maju sampai ke leher dan menekannya secara perlahan.

"Akhh to tolong lepaskan saya tuan saya mohon." pria tua itu terus memohon dan dengan sekali dorongan keras pisau itu tertancap langsung menembus leher bagian belakang pria tua malang tersebut.

"Bereskan ini." jeno keluar dari ruangan dengan sangat berwibawa dan langsung menuju ruang kerja miliknya untuk mengurus beberapa pekerjaan yang tertunda karna hama penghianat.

"Mark, tanyakan pada pria kemarin tentang apa saja yang disukai jaemin." mark segera melaksanakan perintah jeno.

Haechan yang mendapati pesan dari mark mengernyit dahinya memikirkan pesan tersebut, jika dipikir pikir apa yang disukai jaemin selain menyiksa korbannya dan memutilasi mangsanya hidup hidup? Sepertinya tidak ada selain itu.

Mark lalu berjalan kearah jeno untuk memberitahu apa yang ia dapatkan dari haechan.

"Kata haechan jaemin tidak menyukai apa apa selain memutilasi korbannya hidup hidup." mark agak ragu ketika menyampaikan hal tersebut.

"Tidak ada jawaban yang lebih bagus mark lee?." sudah mark duga jawaban sarkas itu yang akan keluar.

"Aku tidak tau, dia hanya mengatakan hal seputar mangsa mangsa jaemin."

"Jaemin seperti predator yang haus akan darah."

"Kau tau jika dia seperti itu, jadi mengapa kau masih menyukainya."

"Ya karna dirinya seperti itu aku makin menyukainya mark." oh tidak mark menyesal menanyakannya.

✐𝙟𝙖𝙣𝙡𝙪𝙥 𝙫𝙤𝙩𝙢𝙚𝙣𝙩 𝙖𝙣𝙙 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬

Jgn lupa masuk ch gua ya, linknya ada di video yg gua sematkan di tiktok gua

𝑴𝑨𝑭𝑰𝑨 𝐷𝐴𝑁 𝑷𝑺𝑰𝑲𝑶𝑷𝑨𝑻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang