∞༺✦2✦༻∞

186 12 0
                                    

Jeno berjalan menyusuri kantor dengan banyaknya sapaan yang hanya diabaikan Jeno, selain menjadi mafia Jeno juga seorang presiden direktur suatu perusahaan yang berjalan dibidang otomotif.

"Setelah makan siang nanti akan ada meeting dengan direktur dari Turki tuan." ucap sekretaris Jeno saat mereka telah tiba di dalam ruangan Jeno.

"Setelah meeting kosongkan jadwal saya, saya ada urusan diluar kantor nanti."

"Baik tuan."

Jeno kembali disibukkan dengan berkas yang berada didepannya, menandatangani beberapa berkas Jeno melihat salah satu berkas yang menyita perhatiannya.

"Juan bukannya ini berkas dari kantor cabang?." mendengar pertanyaan bosnya Juan menghampiri Jeno untuk melihat berkas apa yang dikatakan Jeno.

"Benar tuan, ini berkas dari kantor cabang." juan membenarkan ucapan Jeno.

"Gimana keadaan kantor cabang di jepang?."

"Keadaan disana sampai sekarang berjalan dengan lancar tuan, tidak ada masalah yang dialami dan keuntungan disana akan langsung ditransfer ke keuangan disini." Jeno mengangguk dan kembali disibukkan dengan berkas.

Juan yang merasakan tidak ada keperluan lagi kembali berjalan kemeja kerja miliknya.

✧༺🤍༻✧
Jaemin saat ini sedang bersenang senang dengan salah satu mainannya di ruangan khusus, saat sedang asik dengan kegiatannya ada seseorang yang memanggil jaemin dari ambang pintu.

"Apa kau sudah selesai bermain na?." mendengar suara dari belakangnya jaemin berbalik dengan beberapa bagian tubuh yang dipenuhi darah korban.

"Aku masih sibuk chan." haechan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya, jujur haechan masih belum terlalu terbiasa melihat jaemin yang menyayat dan memainkan organ dalam korbannya.

Haechan baru mengetahui jaemin yang seperti ini 2 bulan yang lalu saat haechan berkunjung ke rumah jaemin secara tiba-tiba dan tidak mendapatkan jaemin dimanapun.

Jadinya ia berkeliling untuk mencari dimana keberadaan sahabatnya tersebut sampai didepan sebuah pintu dibawah tangga haechan mendengar suara jeritan seseorang dari sana.

Haechan tanpa banyak pikir membuka pintu itu karna ia berfikir itu adalah suara jeritan jaemin yang membutuhkan pertolongannya, tapi rupanya keputusan haechan membuat dirinya sendiri berdiri mematung diambang pintu sebuah ruangan melihat sahabat yang ia sayang senang melilit dan menyambungkan usus seseorang yang tergeletak mengenaskan dilantai tumbang.

Jaemin yang sadar akan adanya orang laindirungan berbalik dan menemukan haechan yang berdiri dengan wajah pucat.

"Apa yang kau lakukan disana haechanie?."
Mendengar pertanyaan itu seketika haechan sadar dan menatap takut kearah jaemin.

Haechan memundurkan tubuhnya saat jaemin berjalan merahnya dengan tubuh yang dipenuhi muncrat anak darah.

"J-jangan mendekat." haechan berusaha untuk tidak menangis sekarang.

"Jangan takut haechan ah aku tidak akan menyakiti mu." saat berada tepat didepan haechan jaemin memajukan sedikit jawabnya menatap wajah haechan yang sudah pucat dan dipenuhi dengan keringat.

"Tapi kau harus berjanji tidak akan memberi tahu siapa siapa tentang ini ya?." jaemin menyerahkan jari kelingkingnya di hadapan haechan.

"Ta-tapi tid-tidak akan menyakitiku bukan?." haechan mencoba menetralkan nafasnya.

"Tidak, selagi kau tidak membuka mulutmu tentang semua yang kau lihat chan ah."

"Aku akan menutup mulut." dari situlah haechan sedikit terbiasa dengan jaemin yang ia liat sekarang.

✧༺🤍༻✧
Dengan adanya haechan jaemin dapat terbantu karna keahlian haechan dalam ngehaker jadinya ya dia dapat mencari tahu semua tentang korbannya dengan mudah dibantu oleh haechan.

Jaemin sedari kecil sudah menyukai hal-hal yang berbau darah karna saat dulu ia selalu melihat pertengkaran kedua orang tuanya dengan ayahnya yang selalu menyiksa ibunya jaemin melihat dengan kedua matanya sendiri bagaimana sang ayah membunuh ibunya di depan matanya sendiri, lalu selesai ayahnya membunuh sang ibu ayahnya juga mengakhiri hidupnya sendiri dengan menancapkan pisau yang tadi menusuk jantung ibu ke lehernya sendiri.

Jadi dari situlah perilaku jaemin perlahan berubah dari yang ceria, penurut, dan sangat penyayang itu menjadi jaemin yang yang sekarang.

Mengingat ingat kisah dulu membuat jaemin ingin melampiaskan semuanya pada orang lain dengan cara menyiksa mereka, karna erangan pilu penuh kesakitan dari korbannya membuat jaemin tenang. Ia menyukai saat seseorang menangis dengan aliran darah yang deras mengalir dari tubuh mereka, itu sangat indah jaemin merasa jika ia menciptakan sesuatu yang sangat indah dari tangannya sendiri.

✐𝙟𝙖𝙣𝙡𝙪𝙥 𝙫𝙤𝙩𝙢𝙚𝙣𝙩.

𝑴𝑨𝑭𝑰𝑨 𝐷𝐴𝑁 𝑷𝑺𝑰𝑲𝑶𝑷𝑨𝑻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang