vote ya temen-temen, voteee🤍
🍀🍀🍀
Scodelario sudah beberapa minggu terakhir menemui Mark di pusat perlindungan anak. Dia berusaha memperbaiki hubungan dengan anaknya, meminta maaf karena pernah meninggalkan Mark dan berjanji tak akan mengulangi kesalahan itu.
Setiap kali bertemu, Scodelario menceritakan tentang Kanada——tentang rumah baru, sekolah, dan segala sesuatu yang akan mereka lakukan bersama, Mark hanya sibuk bermain mobil-mobilannya, tampak tidak sepenuhnya memperhatikan.
Ketika Soohyun datang, Mark yang awalnya tampak acuh tiba-tiba mendekat ke ibunya dan bertanya, “Kalau ke Kanada, Mark main sama Mama terus kan?”
Soohyun terdiam, dadanya terasa sesak seakan dunia berhenti. Kata-kata Mark menghantamnya lebih keras dari apa pun yang pernah dia dengar. Pikiran bahwa Mark mungkin akan meninggalkannya untuk ibunya membuatnya merasa hancur.
Dengan hati yang berat dan kepala penuh pikiran, Soohyun akhirnya memutuskan untuk pulang siang itu. Namun, di tengah perjalanan, emosinya meledak. Ia memacu mobilnya dengan cepat, nyaris tak terkendali.
Kemarahannya hampir membuatnya celaka ketika ia menghindari tabrakan dan kepalanya terbentur setir dengan keras. Rasa sakit di pelipisnya membuatnya tersadar, dan ia buru-buru memarkir mobilnya.
Tanpa sengaja, Soohyun melihat Jiwon yang baru saja pulang dari kliniknya dan hendak menuju apartemen. Melihat Soohyun dengan pelipis berdarah, Jiwon terkejut, tetapi tidak menunjukkan terlalu banyak emosi.
“Kau terluka?” Jiwon bukan bertanya, hanya memastikan saja.
Soohyun menatapnya angkuh, “Menurutmu kelihatannya bagaimana?”
Dengan tegas, Jiwon menarik tangan Soohyun dan membawanya ke klinik untuk merawat lukanya. Dia membersihkan luka di pelipis Soohyun dengan teliti, meniupnya perlahan sebelum menutupnya dengan plester.
Di saat yang sama, Soohyun tiba-tiba menangis. Ingatan tentang Mark yang begitu akrab dengan ibunya terus menghantuinya. “Aku takut…,” gumam Soohyun, “Aku takut dia akan meninggalkanku…”
Jiwon tertegun sejenak, tapi tanpa berkata apa-apa, ia mengusap bahu Soohyun dengan lembut. Tiba-tiba, Soohyun memeluknya erat. Jiwon terdiam, terkejut dengan keintiman yang tiba-tiba itu. Ia ingat betapa atletis dan wangi Soohyun pada kesan pertama mereka, tapi sekarang lelaki itu tampak begitu rapuh.
Meskipun awalnya kaku, Jiwon akhirnya membalas pelukan itu, mencoba memberi ketenangan yang Soohyun butuhkan.
***
Sorenya, Soohyun mengajak Jiwon lagi ke pusat perlindungan anak. Saat mereka tiba, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Mark mulai tantrum, menolak didekati oleh ayahnya dan berteriak, “Papa pembohong! Papa mau nikahin Ma’am Jiwon, terus cerai lagi biar Mark selalu sama papa. Papa jahat! Mark benci papa!!!”
Soohyun terkejut, tidak mengerti dari mana Mark mendapatkan ide itu. “Siapa yang bilang begitu?” tanyanya dengan suara gemetar.
“Ma——mama,” jawab Mark dengan polos, tapi jelas penuh keyakinan.
Amarah mulai menggelegak di dada Soohyun, namun sebelum dia sempat melakukan apa-apa, Mark mulai melempar mainannya ke arahnya dan ke Jiwon.
Soohyun mencoba menenangkan anaknya, tetapi Mark semakin marah dan tidak sengaja melemparkan mobil-mobilannya tepat mengenai mata Jiwon. Semua orang terkejut. Jiwon mengernyit kesakitan, dan sebelum Soohyun sempat mendekati, air mata jatuh dari mata Jiwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardians of the Heart | kim Soohyun kim Jiwon
Fanfiction"Mom Jiwon, maaf ya... gara-gara aku, Mom pasti nggak bahagia sama Papa. Maafkan Mark..." Jiwon mengusap wajah Mark yang basah, "Bukan salahmu, sayang. Orang dewasa sering membuat kesalahan, termasuk Mom. Tapi ingat, kamu selalu jadi anakku, selaman...