3. Pertemuan yang Mengubah Segalanya

315 90 53
                                    

Jiwon, lahir di keluarga yang bisa dibilang mapan namun jauh dari kemewahan ekstrem. Ayahnya, Jung Yongmin, seorang pengusaha restoran dengan beberapa cabang yang tersebar di kota, sementara ibunya, Kim Seokhwa, memilih menjadi ibu rumah tangga untuk merawat kedua anak mereka.

Jiwon punya seorang adik laki-laki, Jung Jaehyun, yang lima tahun lebih muda darinya, dan saat ini sedang menjalani wajib militer setelah lulus dari jurusan teater dan menjadi aktor kecil. Meski keluarga Jiwon bukan konglomerat, mereka hidup nyaman. Tapi, di balik kesederhanaan itu, ada perjuangan yang luar biasa.

Ketika Jiwon memutuskan untuk mengambil jurusan kedokteran di Seoul National University (SNU), ia tahu jalan yang harus dilaluinya tidak akan mudah. Bukan hanya dari segi akademis, tetapi juga dari segi finansial.

Meski keluarganya mendukung penuh, mereka juga realistis——mengantarkan Jiwon sampai menjadi dokter umum adalah batas kemampuan finansial mereka. Jiwon paham benar, tidak akan ada dana lebih untuk pendidikan spesialis.

Di masa-masa kuliahnya, Jiwon sering harus berhemat. Uang jajan yang terbatas membuatnya harus memilih antara makan yang layak atau memenuhi kebutuhan lainnya. Gerd yang dideritanya semakin parah karena pola makan yang tidak teratur dan seringkali terlalu irit.

Bayangkan, makan mie instan sambil menahan rasa perih di lambung, dan masih harus begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menumpuk. Tak jarang, air mata jatuh tanpa ia sadari saat menatap layar laptop di tengah malam. Bukan karena ia lemah, tapi karena beban yang ia pikul begitu berat.

Di SNU, saingannya bukan hanya soal kepintaran, tapi juga kemampuan finansial. Banyak teman-temannya yang bisa belajar dengan tenang tanpa perlu memikirkan uang, tapi tidak bagi Jiwon.

Ia berjuang sendirian, tak punya waktu untuk dandan atau memikirkan penampilan. Baginya, yang terpenting adalah menyelesaikan tugas dan lulus dengan baik. Penampilannya sederhana, tanpa makeup, rambut selalu digelung atau diikat asal-asalan. Yang penting, tugas beres.

Ketika mendekati kelulusannya, kabar mengejutkan datang dari desa asal keluarganya. Pemerintah memutuskan untuk membeli tanah mereka dengan nominal fantastis, karena daerah tersebut akan dijadikan jalur tol.

Rumah keluarganya yang selama ini terlihat sederhana ternyata bernilai jauh lebih tinggi dari yang mereka bayangkan. Orang tua Jiwon, tanpa ragu, langsung memutuskan untuk menggunakan uang tersebut demi masa depan anak-anak mereka.

Mendadak, semua keterbatasan yang pernah dirasakan Jiwon sirna. Orang tuanya menyuruhnya melanjutkan pendidikan spesialis, bahkan membelikan apartemen mewah untuk Jiwon dan Jaehyun. Mereka juga mendanai klinik yang Jiwon buka setelah menjadi dokter spesialis anak.

Sementara itu, dari enam restoran yang dimiliki keluarga, lima di antaranya akan diwariskan kepada Jaehyun. Perjanjian hak waris sudah jelas sejak awal———Jiwon mendapat lebih banyak pendidikan dan bantuan finansial, jadi aset bisnis keluarga akan lebih banyak diberikan kepada Jaehyun.

Meskipun begitu, Jiwon tak pernah merasa iri atau serakah. Ia tahu betul seberapa besar orang tuanya telah berkorban demi dirinya. Pendidikan kedokteran hingga spesialis, klinik, apartemen, semuanya telah mereka berikan. Dia paham, dan oleh karena itu, dia tidak pernah menuntut lebih.

Di tengah kesibukannya, Jiwon belum memikirkan soal mencari pasangan. Bagaimana bisa, ketika hidupnya sudah penuh dengan tanggung jawab dan balas budi kepada orang tuanya? Semua kebutuhan materinya sudah terpenuhi, tapi ada kekosongan lain yang belum ia sadari sepenuhnya.

Bukan kekosongan karena tidak memiliki pacar, melainkan karena mungkin, ada seseorang yang akan mengisi hidupnya dengan cara yang berbeda———seorang anak, mungkin?

Guardians of the Heart | kim Soohyun kim JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang