4

63 13 1
                                    

happy reading guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu mundur ke lima belas tahun yang lalu, di mana Gabriel kecil sedang merayakan festival Halloween bersama sang kakak dan saudara laki-laki nya bernama Hendra Alexander (Hendra adalah anak hasil hubungan xandra dan Brayen, mereka nikah dua tahun setelah Reon melahirkan Naura, jadi bisa di bilang Gabriel dan Hendra itu sepupu karena ayah mereka bersaudara)

Gak paham? Ya udah lha di paham paham mi aja dulu, pusing juga otak ku jelasinnya gimana 🗿☝️

Mereka bertiga sudah memakai kostum Helloween masing-masing dan siap berburu permen ke rumah rumah tetangga atau kerabat dekat keluarga mereka.

Dengan Naura yang memakai kostum penyihir, Hendra memakai kostum badut dan Gabriel yang memakai kostum serigala jadi-jadian. Bukan nya takut yang ada orang gemes Cok Cok liat mereka berpakaian kek gitu.

"mami liat kakak, dia curang membawa keranjang permen dengan ukuran besar, sedang kan iel dan hendak cuman di kasih keranjang yang kecil" adu Gabriel kecil sambil merengek menunjuk arah keranjang permen yang di bawa Naura.

"iel kan masih kecil jadi bawa yang kecil aja, beda sama kakak yang udah gede jadi bawanya yang gede. lagi pula mami sudah larang iel buat makan permen banyak banyak. nanti gigi mu rusak yang ngerasain sakit siapa? kan iel sendiri" jawab Naura membela diri.

"tapi kan kakak juga" jawab Gabriel dengan tatapan galak, bukan nya takut yang ada Naura semakin menjadi-jadi merayu adik nya hingga sang adik tambah kesal.

Lalu keputusan apa yang akan Reon lakukan? Tentu saja ia hanya diam memperhatikan perdebatan kecil di antara anak-anaknya sambil mengaduk kopi hangat untuk sang suami, sebelum pergi bekerja.

"Lanjut Anak ketiga?" Tanya Steven sambil memeluk pinggang istri nya dari belakang.

"Anak ketiga, anak ketiga mata mu ku tusuk pakai garpu. Ngurus dua aja pusing apa lagi tiga, kau lihat aja sendiri dari tadi gak selesai selesai mereka debat in masalah keranjang permen. Kasih aku sama Hendra yg malah harus jadi penengah di antara keduanya" jawab Reon sambil menunjuk ke arah anak-anak menggunakan sendok.

"....." Steven hanya diam tak merespon ucapan sang istri, yang dia pedulikan sekarang adalah bermanja-manja dengan tubuh istrinya sebelum berangkat kerja, (selagi masih ada sedikit waktu lebih baik gunakan dengan cermat iya kan pemirsa)

'hah percuma aku ngomong panjang kali lebar, padahal udah tau ujung nya bakal gini' batin reon kesal sambil meletakkan kopi nya ke atas meja.

jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam tapi anak anak belum juga kunjung pulang kerumah, membuat Reon yang menunggu kepulangan mereka jadi was was dengan kondisi anaknya di luar sana.

mengingat gak lama lagi tengah malam dan jalanan akan semakin ramai orang berlalu lalang, dengan nekat Reon pergi keluar mencari keberadaan sang anak meski ia sendiri gak tau di mana anak anaknya berada.

Di sisi lain Naura, Gabriel dan Hendra yang sudah puas memporoti permen permen di rumah orang, Nampak begitu bahagia. Selama perjalanan pulang ketiga nya tak henti henti membicarakan tentang ekspresi wajah tetangga tetangga mereka yang kaget saat mendapatkan kejutan kecil dari teman teman nya Naura.

(Btw sejak umur lima tahun hingga dewasa Naura emang sekolah di Amerika ya.... meski keluarga mereka sering pulang ke Indonesia..... Naura tetap memilih untuk belajar di Amerika, dengan alasan dia gak mau jauh jauh dari teman teman)

Hingga pertengahan jalan tanpa sengaja manik hitam Gabriel melirik benda manis yang berserakan di atas tanah, gak mau menyia nyiakan rezeki pemberian Tuhan.

Tanpa mikir panjang Gabriel langsung memungut makanan manis itu hingga menuntun nya kesuatu tempat, yang mana di sana sudah ada dua anak laki-laki kembar berusia delapan tahun dengan tiga ekor mayat anjing tak bersalah serta darah di sekujur tubuh mereka.

karena takut dengan hati hati Gabriel melangkah mundur kebelakang agar keberadaan nya tak di ketahui oleh mereka, tapi baru beberapa langkah ia mundur tanpa sengaja kaki nya menginjak sebuah ranting pohon pilus yang entah sejak kapan di sana.

biadab emang author satu ini (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

si kembar yang mendengar nya jelas memalingkan kepala mereka ke arah sumber suara, di mana saat itu dengan wajah polos + ketakutan.

Gabriel malah menawarkan permen milik nya sendiri "mau?" tanya nya sambil meletakkan keranjang permen ke tanah "ku letakkan di sini ya... bya bya" sambung nya lagi setelah itu ngacir kabur, meninggalkan keranjang permen nya bersama dua anak kembar yang terus menatap kepergian Gabriel tanpa berkedip.

di sisi lain Reon yang panik tak kunjung menemukan putra bungsunya langsung menghubungi sang suami yang sedang sibuk melayani orang orang di bar (alias perjudian berkedok usaha club bar, di luar tampilan nya emang kayak bar biasa tapi jika kita masuk ke suatu ruangan lebih dalam maka usaha judi ilegal sedang berlangsung di sana)

Karena terlalu sibuk...... Alhasil Steven tak mendengar panggilan telpon dari sang istri, membuat Reon jadi kesal dan ingin menelpon polisi hanya saja dia ingat pesan Steven yg selalu mewanti wanti dirinya untuk tidak menghubungi polisi apapun yang terjadi nanti.

𝐭𝐛𝐜, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐚.....

𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐁𝐔𝐓𝐓𝐄𝐑𝐅𝐋𝐘 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang